NovelToon NovelToon
MOJANG CIANJUR

MOJANG CIANJUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

HAPPY READING ~

Novel ini menceritakan tentang, lima saudara kembar cewek yang barbar, kompak, dan gak ada takut-takutnya! Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi bukan cuma bikin heboh sekolah, tapi juga satu Cianjur! Dari nyolong mangga kepala sekolah, bolos ke Puncak, sampai ketahuan guru BK dan dihukum Babehnya, hidup mereka gak pernah sepi drama.

Tapi di balik kelakuan mereka yang selalu bikin geleng-geleng kepala, ada kisah persahabatan, keluarga, dan kenakalan khas remaja yang bikin ngakak sekaligus haru.

Siap ikut keseruan Mojang Cianjur dalam petualangan gokil mereka? Jangan lupa baca dan kasih vote!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Lulus dengan Drama

Hari kelulusan di Al-Ihsan akhirnya tiba.

Setelah satu bulan penuh dihukum program hafalan, lima kembar itu, akhirnya bisa bernapas lega.

Mereka berdiri di barisan santri lain, mengenakan seragam putih bersih.

"Gue nggak nyangka kita bisa sampai titik ini." bisik Ayesha.

"Iya, apalagi setelah kejadian lomba hafalan yang bikin malu itu." sambung Aresha.

Abila melirik ke atas panggung.

Di sana, Ustadz Ilyas berdiri dengan wajah serius.

"Baik, sebelum acara resmi dimulai, saya ingin memanggil lima santri spesial. Mereka bukan santri terbaik, bukan juga yang paling rajin…"

Kelima kembar langsung merasakan hawa yang nggak enak.

"Tapi mereka adalah santri yang paling… kreatif."

Satu aula langsung ketawa.

"Silakan naik ke panggung, Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi!"

Lima kembar itu, berjalan ke depan dengan langkah ragu.

"Ustaz, kita diapain lagi nih?" bisik Arumi.

"Gue nggak mau malu lagi, sumpah." tambah Aurora.

Begitu sampai di panggung, Ustadz Ilyas tersenyum.

"Saya ingin memberikan penghargaan khusus untuk kalian berlima."

Kelima kembar saling pandang, bingung.

"Penghargaan… buat apa, Ustadz?" tanya Abila hati-hati.

"Penghargaan sebagai santri yang paling sering bikin guru geleng-geleng kepala."

Satu aula langsung pecah menertawakan mereka.

Aresha langsung face palm. "Gue udah feeling ini bakal begini."

"Tapi di balik semua kekacauan yang kalian buat," lanjut Ustadz Ilyas, "saya melihat ada banyak perubahan. Kalian mungkin nakal, tapi kalian juga membawa keceriaan. Dan saya harap, setelah lulus dari sini, kalian tetap bisa jadi orang yang lebih baik."

Kelima kembar terdiam.

Untuk pertama kalinya, mereka merasa dihargai.

"Makasih, Ustadz." ujar Abila pelan.

Ustadz Ilyas mengangguk.

"Jadi, sebelum kalian pergi dan menaklukkan dunia luar, saya cuma mau bilang satu hal. Jangan buat masalah lagi di luar sana, ya!"

Seluruh aula ketawa lagi.

Aurora nyengir. "Eh, nggak janji, Ustaz!"

Setelah itu, upacara kelulusan berlanjut.

Ketika akhirnya mereka melempar topi ke udara, hanya ada satu hal di kepala lima kembar.

"Bebas, woy! Kita bebas!"

Tapi…

Begitu mereka sampai di rumah, Babeh sudah menunggu di ruang tamu dengan ekspresi serius.

"Maraneh pikir setelah lulus ieu hidup maraneh bakal kembali bebas? Hehehe… Maraneh salah besar."

Lima kembar itu langsung merinding.

Kelima kembar langsung saling pandang.

"Beh, santai dulu atuh. Kita baru lulus, kasih kita napas dikit, kita juga cape," ujar Abila hati-hati.

"Iya, kita bikin perayaan dulu? Kayak liburan gitu?" tambah Arumi, mencoba merayu.

Tapi Babeh cuma tersenyum penuh arti.

"Oke. Kalian boleh liburan."

Lima kembar langsung bersorak.

Tapi...

"Tapi liburannya sambil siap-siap buat kuliah."

Seketika suasana jadi sunyi.

"Hah?" ujar Aurora.

"Dengerin baik-baik," lanjut Babeh, "Maraneh semua sudah Babeh daftarin kuliah. Dan kalian bakal pisah kota."

BOOM.

Lima kembar langsung melongo.

"Pisah kota?!" pekik Aresha.

"Nggak bisa! Kita harus bareng!" seru Ayesha.

Babeh menggeleng.

"Sudah cukup kalian berlima jadi geng selama ini. Sekarang waktunya kalian belajar mandiri."

Perasaan mereka campur aduk.

Selama ini, mereka selalu bersama.

Ke mana-mana bareng.

Nakal bareng.

Kena hukuman bareng.

Dan sekarang harus berpisah?

Babeh menyerahkan surat penerimaan kuliah ke masing-masing dari mereka.

1. Ayesha Universitas Indonesia (UI), Depok

Jurusan: Ilmu Komunikasi & Digital Marketing

2. Abila Universitas Indonesia (UI), Depok

Jurusan: Hukum & Jurnalistik

3. Aresha Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta

Jurusan: Psikologi & Teknik Informatika

4. Aurora Akademi Kepolisian (AKPOL), Semarang

Jurusan: Ilmu Kepolisian & Kriminologi

5. Arumi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung

Jurusan: Pendidikan & Manajemen

Begitu mereka melihat surat masing-masing, langsung terjadi kekacauan.

"INI NGGAK ADIL! Kenapa gue sendirian di Jogja?!" protes Aresha.

"Kenapa gue ke Bandung sendirian?! Gue kan nggak biasa hidup sendiri!" tambah Arumi panik.

"Gue masuk AKPOL?! Itu kan isinya anak-anak yang disiplin! Gimana kalau gue lupa diri dan ngegas sama senior?" ujar Aurora.

Sementara itu, Ayesha dan Abila diam.

Mereka memang sama-sama di UI, tapi tetap aja… rasanya beda, lagian mereka kan beda jurusan.

"Babeh, Babeh yakin ini keputusan yang bener?" tanya Abila.

Babeh menatap kelima anaknya satu per satu.

"Justru ini yang terbaik buat kalian. Babeh mau kalian sukses, bukan cuma sebagai lima kembar, tapi sebagai diri kalian sendiri."

Kelima kembar terdiam.

Mereka tahu Babeh bener.

Mereka nggak bisa terus-terusan jadi ‘geng nakal’ yang nempel terus.

Mereka harus tumbuh.

Dan perjalanan itu dimulai dari sekarang.

---

Sebulan kemudian, tibalah hari keberangkatan.

Mereka berlima berdiri di bandara, dengan koper masing-masing.

Saling menatap, merasakan sesuatu yang nggak bisa dijelaskan.

Selama ini, mereka selalu bareng. Sekarang? Mereka harus berpisah.

"Gue bakal kangen kalian," gumam Aresha.

"Sama," balas Abila.

Arumi mendekap erat tangan Aurora. "Kalau lo udah jadi Polwan, jangan lupa jemput gue kalau gue kena tilang."

Aurora ngakak. "Siap. Tapi jangan harap gue kasih diskon."

Ayesha tiba-tiba berseru, "WOI, NGUMPUL DULU SEBELUM BERANGKAT!"

Mereka langsung berkumpul dan menumpuk tangan di tengah.

"Kita boleh pisah tempat, tapi kita tetap satu jiwa, kan?" tanya Arumi.

"Jelas! Mojang Cianjur tetep harus terkenal di mana-mana!" tambah Ayesha.

"Dan kita semua bakal jadi orang sukses buat Babeh dan Umi!" sambung Abila.

"Pokoknya, jangan sampai ada yang lupa sama geng kita sendiri!" ujar Aurora.

"MOJANG CIANJUR, GASKEUN!"

Mereka loncat bareng, sebelum akhirnya benar-benar berangkat ke tujuan masing-masing.

Babak baru dalam hidup mereka dimulai!

1
Rina Raisya
aku orang cianjur thor
_smdz: cianjur palih mana tehh?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!