Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Abidzar merenung sebentar, dia mempertimbangkan semua kemungkinan. Dan masa iya juga dia baru menikah sehari di batalkan lagi. Belum lagi benar aapa kata Papanya, Entah apa yang ada dalam fikiran dan hati Abidzar.
"Berikan Abi kesempatan untuk bersama dulu Pa, biar kami saling mengenal satu sama lain. Karena kalian tau, ini terlalu mendadak untuk kami, apalagi kan mempelai wanita di ganti. Biarkan kami saling kenal dan dekat satu sama lain. Istilahnya pacaran halal." jawab Abidzar membuat Kinara menatap tak percaya dengan ucapan suaminya. Padahal dia berharap jika Abidzar mengiyakan ucapan Papinya untuk melakukan pembatalan pernikahan saja. Karena dia merasa sudah tak ada harapan apapun dan tak ada yang di bisa di harapkan dari pernikahan mereka.
"Baiklah. Kami akan memberikan kalian kesempatan untuk bersama dahulu. Tapi jika kamu menyakiti Kinara maka kamu berhadapan langsung dengan Papa." jawab Papa Bastian.
"Baik Pa." jawab Abi sedangkan Kinara hanya diam saja. Dia bingung harus bicara apa, apalagi melihat senyum di bibir kedua orang tuanya juga kedua mertuanya yang penuh harap kepada mereka berdua.
"Kalian harus sering pacaran, jalan, nonton, ngedate atau apapun itu agar kalian semakin dekat." ujar Mama Clara yang di angguki keduanya.
"Ya sudah lebih baik sekarang kita makan dulu."ajak Ibu Rastanti. Mereka semua menuju meja makan, dimana semua hidangan sudah terhidang disana. Mereka makan sambil sesekali bercerita. Terlihat raut bahagia di wajah kedua orang tua mereka. Rasanya tak tega jika harus menghancurkan kebahagiaan dan harapan mereka. Kinara hanya menghela nafas panjang dan itu bisa di lihat oleh Abidzar.
"Apa wanita itu berharap aku akan setuju ide Papa untuk melakukan pembatalan pernikahan?Apa maungkin saja benar jika dia sudah punya pacar? Apa si Kevin atau si Gian? Sehingga dia keberatan? Lalu kenapa dia menerima pernikahan ini? Atau mungkin sekarang dia sudah mulai malu jika pergi bersamaku? ah benar aku punya alasan nantinya kepada Papa dan Mama jika Kinara malu mempunyai suami culun dan jelek sepertiku." batin Abidzar sambil menatap Kinara yang sedang sibuk mengaduk makanan terlihat tak berselera untuk makan. Hal itu bisa di lihat oleh kedua orang tua mereka yang tersenyum melihat pemandangan di depannya.
ehemm
Papa Bastian berdehem. Membuat Abidzar memalingkan wajahnya sedangkan Kinara yang sedang melamun melihat ke arah Papa Bastian dengan perasaan tak enak.
"Kapan kalian mulai bekerja? Kalian mengajukan cuti kan?" tanya Papa Bastian.
"Nara hanya satu hari Pah, besok saja." jawab Kinara.
"Abi juga." jawab Abidzar yang padahal tidak mengajukan cuti apapun ke kantor dan Papa Bastian tau itu. Mendengar jawaban Abi, Papa Bastian tersenyum.
"Kalau begitu habiskanlah waktu kalian seharian besok untuk berpacaran halal." ujar Papa Bastian membuat Abidzar dan Kinara saling pandang.
"Baik Pah." jawab mereka pada akhirnya. Daripada kena ceramah lagi dari kedua orang tua mereka, lebih baik mereka iya kan saja yang penting untuk sekarang aman dulu. Setelah makan, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol sambil menonton film. Sedangkan Abidzar dan Kinara mereka suruh untuk masuk kedalam kamar dan bersiap untuk jalan-jalan besok.
Saat berada di dalam kamar Abidzar, Kinara sedikit kebingungan dan dia hanya duduk di sofa sedangkan Abidzar masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Lagi apa kamu? Kesambet? Ngang Ngong dari tadi." tanya Abidzar sambil menenteng handuk di lehernya.
"Saya tidur di sofa ini? Karena setelah mereka pulang kan aku turun lagi ke bawah. Jadi baisrkan juga bajunya di dalam koper saja." ujar Kinara mengabaujan perkataan Abidzar.
"Terserah. Jika kau ingin menjadi masalah lagi." jawab Abi duduk disudut tempat tidur miliknya.
"Lah, gimana sih. Terus aku harus gimana?" tanya Kinara bingung dengan jawaban Abi.
"Kita tidur satu kamar." jawab Abidzar. Membuat Kinara membolakan matanya. Membuat Abidzar tersenyum miring dan ide jahil muncul.
"Jangan bilang kalau kita juga satu ranjang dan..." ujar Kinara sambil menggelengkan kepalanya.
"Apa salahnya. Kita suami istri yang sah." Jawab Abidzar
"Aduh, mana iya bener juga. Apalagi Mas Bizar kelamaan menduda, waduh takut di terkam. Abis di terkam eh malah balik kandang lama. Kasian banget hidup gue. Aku tidur di sofa saja Mas." ujar Kinara brigidig ngeri membayangkan Abidzar.
"Kenapa? Kamu gak mau punya suami jelek dan tua seperti aku?" tanya Abidzar mendekat ke arah Kinara.
"Lah, mau gimana kan kita udah suami istri juga. Cuma kan dari awal Aku bilang. Aku gak akan bisa kalau Mas Bizar masih belum move on dari Tante Gladis. Mana pernah aku mempermasalahkan penampilan. Mau jelek mau cakep. Kalau gak setia mah buat apa. Main hati. Toh jelek seprti Mas Bizar juga gak jaminan bisa cinta dan setia sama aku yang cantik ini kan?" jawab Kinara membuat Abidzar duduk di sebelahnya.
"Maaf."ujar Abi.
"Apa Alasan Mas Bizar malah menolak untuk pembatalan pernikahan dan memilih ide untuk kita pacaran halal? Padahal dengan melakukan pembatalan pernikahan, Mas Abi akan kembali bebas menunggu Tante Gladis. Dan gak Akan repot nantinya. Hati manusia gak ada yang tau Mas, kita tidak tau jika sering bersama malah nanti akan menimbulkan rasa di antara kita. Itu yang sebenarnya aku hindari. Dan artinya Mas Bizar menghianati perasaan cinta Mas Bizar pada Tante Gladis yang selama lima tahun di nanti kan? Walau kita tidak tau di luar sana Tante Gladis sudah menikah lagi apa belum. Aku kira tadi Mas Bizar akan mengiyakan pembatalan pernikahan kita."jelas Kinara.
Kinara berbalik menghadap ke arah Abidzar yang ada di sampingnya. Abidzar yang sedang bersandar di sofa, duduk tegak mendengar ucapan Kinara dan menatap lekat wajah cantik wanita muda yang baru di nikahinya itu. Wanita yang mampu membuatnya bicara banyak kata. Karena menurut Bizar Kinara terlalu bawel dan menyebalkan dengan cerewetnya.
"Kita fikirkan nanti. Tidurlah dan nanti bereskan bajumu di lemari sebelah sini." ujar Abidzar bangkit dari duduknya dan menunjuk lemari pakaian untuk Kinara.
"Baiklah. Sebagai istri penurut, aku ikuti perkataan suamiku." jawab Kinara membuat Abidzar berbalik dan menatap tak percaya jawaban Kinara yang memanggilnya suamiku.
"Dimana selimutnya?Karena suhu Ac di kamar ini terlalu dingin untukku." tanya Kinara dan Abidzar mengambil selimut di lemari pakaian.
"Terimakasih." Kinara mengambil selimut dan bantal, kemudian merebahkan badannya di sofa, dan tak lama dia terlelap. Membuat Abidzar sedikit kaget karena Kirana bisa dengan cepat tidur lelap seperti itu. Abidzar geleng kepala dan mengambil remote Ac lalu menurunkannya.
"Dasar bocil cerewet. Mana mungkin aku akan berani macam-macam dan jatuh cinta padamu, karena di hatiku sudah penuh dengan satu wanita yaitu Gladis. Kau ada-ada saja." ujar Abidzar pelan sambil berbaring di atas tempat tidur memandang Kinara yang sudah terlelap tidur di sofa sambil meringkuk.