Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Ternyata Hanya Luka Yang Di Tunggu.
Arvin dan Vanisa yang berada di dalam mobil. Arvin yang menyetir dengan kecepatan santai dan sesekali menoleh ke sebelahnya. Dia melihat Vanisa yang tampak begitu murung yang fokus melihat ke jendela mobil.
Dari ekspresi wajahnya tampak terlihat Arvin ingin sekali bertanya, tadi Vanisa terlihat ceria dan baik-baik saja dan tiba-tiba saja menjadi murung dan apakah mungkin karena merasa bersalah karena sudah membuat Mahira terjatuh.
"Jika seperti itu aku harus melanjutkan niatku untuk mengakhiri pernikahan ini," batinnya yang kembali memikirkan pernikahannya setelah mendapat chat dari Angela.
Vanisa seakan tidak ingin dicampakkan begitu saja yang membuat Vanisa bertindak. Dia tahu Arvin akan kembali pada Angela dan sementara dirinya akan dibuang dan apalagi keluarga Arvin juga tidak ada yang menyukainya.
Hanya Sarah yang memaksakan dirinya untuk menikah dengan Arvin dan melakukan semua agar dapat memikat hati Arvin.
Tidak terasa yang akhirnya mereka sampai juga ke rumah, Vanisa keluar dari mobil dan memasuki rumah begitu saja. Arvin menyusul yang melihat istrinya itu memasuki area dapur.
"Kamu ingin makan?" tanya Arvin.
Vanisa hanya diam saja, ada sisa piring yang belum dicuci dan ternyata dia melakukan hal itu. Arvin menghela nafas dan menghampiri Vanisa.
"Aku ingin bicara denganmu," ucap Arvin.
Lagi dan lagi Vanisa sama sekali tidak berkutik, dia tetap diam dengan yang tidak mengatakan apapun. Suara air keran yang berisik membuat Arvin langsung mematikan keran itu.
Vanisa melihat ke arah Arvin. Wajahnya tampak ketus seolah Arvin baru saja melakukan kesalahan kepadanya dan padahal Arvin tidak melakukan apapun.
"Aku besok akan menghadiri acara ulang tahun salah satu rekan bisnisku. Kamu siap-siaplah dan besok ikut bersamaku," ucap Arvin.
Vanisa mengerutkan dahi yang pasti hal itu sangat aneh sekali dengan Arvin yang tiba-tiba saja mengajaknya untuk pergi dan untuk pertama kali terjadi di dalam hidupnya.
"Kamu jangan salah paham dulu. Aku membawa kamu karena yang datang ke acara tersebut minimal 2 orang dan aku tidak memiliki pikiran harus datang bersama siapa," ucap Arvin mencegah kesalahpahaman pemikiran Vanisa.
"Setelah makan kamu langsung istirahat. Aku masih ada pekerjaan," ucap Arvin yang langsung pergi.
"Apa malam ini dia akan tidur di kamarku lagi?" tanyanya di dalam hati yang penasaran dan padahal sekarang Arvin memasuki kamarnya.
Vanisa yang tidak mengatakan apa-apa hanya menghela nafas, suasana hatinya saat ini sangat buruk, bagaimana tidak yang baru saja mendapatkan pesan dari Angela jika dia akan kembali. Hal yang sangat ditakutkan Vanisa akan dicampakkan begitu saja dan dia ingin pergi sebelum dicampakkan.
***
Malam ini Arvin dan Vanisa yang akhirnya menghadiri acara rekan bisnis Arvin yang mana mereka merayakan acara ulang tahun pernikahan. Vanisa selalu tampil cantik dan sempurna jika sudah berurusan dengan acara pesta.
Pakaian yang dia gunakan sangat simple, dress berwarna kering di bawah lututnya dengan lengan rempel di bahunya, rambutnya dibiarkan digerai, tetapi penampilan simpel itu justru membuat dia sangat anggun dan aura kecantikannya benar-benar sangat keluar.
Ketika mobil mereka sudah memasuki parkiran, pasangan suami istri itu sama-sama keluar dari mobil. Langkah Arvin yang tiba-tiba saja berhenti dan memberikan tangannya kepada Vanisa agar di gandeng.
Vanisa cukup kaget dengan tindakan Arvin yang melakukan hal itu. Dia sampai terheran-heran dengan semua itu.
"Hanya sekedar formalitas saja," ucap Arvin yang lagi-lagi mengatakan hal seperti itu agar Vanisa tidak salah paham. Vanisa menghela nafas dan melakukan apa yang di perintahkan Arvin.
Mereka memasuki area pesta yang dihadiri seluruh rekan-rekan bisnis yang punya acara, mereka juga terlihat datang berpasang-pasangan yang mungkin ada sudah menikah dan ada juga yang belum. Vanisa sangat tidak terbiasa berada di acara seperti itu.
Dia sebenarnya bisa saja menolak permintaan Arvin. Tetapi apa yang bisa di lakukan Vanisa. Dia hanya berusaha membantu dan lagi pula sangat jenuh jika berada di rumah terus.
Arvin mengarahkan jalan untuk menemui pasangan suami istri yang sedang merayakan anniversary pernikahan mereka.
"Tuan Arvin!" pria itu langsung menyambut Arvin dengan sangat ramah dengan berjabat tangan dan juga berpelukan.
"Senang sekali melihat kedatangan Anda dan saya pikir Anda tidak akan datang," ucap pria itu.
"Saya tidak mungkin tidak datang. Saya mengucapkan selamat untuk pernikahan tuan Charles dan Nona Katy, selamat hari anniversary yang ke...." Arvin tidak melanjutkan kalimat itu karena tidak mengetahui.
"15 tahun," sahut Katy yang melanjutkan kalimatnya.
"Selamat saya ucapkan sekali lagi," sahut Arvin.
"Sama-sama tuan Arvin. Saya juga berdoa semoga pernikahan tuan Arvin dan Nona Angela bisa sampai bertahun-tahun," ucap wanita itu tersenyum.
Tangan Vanisa yang awalnya masih menggandeng Arvin perlahan menurun saat mendengar perkataan itu. Dia lupa jika dunia tahu bahwa Arvin sudah menikah dan istri Arvin adalah Angela bukan dirinya.
Arvin menanggapi pembicaraan itu hanya dengan tersenyum datar.
"Siapa yang Anda bawa ini?" tanya wanita itu yang memang sepertinya sangat mengenali Angela sampai harus bertanya mengenai Vanisa yang mungkin hanya orang asing.
"Hmmmm, ini adalah Vanisa," jawab Arvin.
Vanisa menganggukkan kepala dengan tersenyum getir yang hanya berusaha senang mungkin di saat sedang hatinya sangat goyah saat ini.
"Siapa wanita cantik ini?" tanya Katy.
"Sekretaris saya," jawab Arvin yang membuat Vanisa melihat ke arah suaminya itu.
Vanisa menelan Saliva mendengar pengakuan Arvin yang secara terang-terangan tidak mengakuinya sebagai istri. Apa yang Vanisa dengar dari ibu mertuanya yang ternyata Arvin yang tidak ingin mempublikasikan hubungannya dan ternyata itu benar terlihat dari apa yang terjadi saat ini.
"Begitukah. Nona cantik apakah kamu sudah menikah?" tanya wanita itu yang begitu ramah.
Vanisa menggelengkan kepala tanpa rambut dan Arvin juga memperhatikannya. Untuk apa Vanisa mengakui pernikahannya jika pria di sampingnya saja tidak mengakui dirinya.
"Semoga kamu secepatnya menikah dan mendapatkan pasangan sesuai dengan kriteria kamu. Tetapi sebaiknya jangan menikah terlalu cepat. Karena zaman sekarang banyak yang harus dipertimbangkan," ucap Katy.
Vanisa hanya menganggukkan kepala, wajahnya terlihat murung dan sudah tidak semangat lagi. Arvin mengajaknya ke pesta itu hanya ingin kembali membuatnya sedih yang seolah harus diperlihatkan dengan kenyataan.
Arvin asyik mengobrol dengan rekannya dan sementara Vanisa hanya berdiri saja di depan banyaknya minuman. Tidak ada siapa-siapa yang menyapanya dan dia juga tidak menyapa orang lain karena tidak bisa berbicara.
"Mungkin dia sudah tahu kalau Kak Angela akan kembali dan dengan cara itu dia mencoba untuk semakin menyadarkan ku bahwa pernikahan kami akan berakhir," batin Vanisa dengan tersenyum getir.
"Aku pikir bisa lepas dari jeratan ini sebelum berakhir dan aku pikir bisa menyelamatkan diri agar tidak terluka semakin jauh dan ternyata aku salah justru dia yang mengakhirinya,"
Vanisa sejak tadi hanya berbicara sendiri yang meratapi nasibnya yang akan dicampakkan setelah pengantin yang sesungguhnya datang.
Vanisa yang kembali melihat ke arah Arvin dan tidak sekalipun Arvin melihatnya yang sibuk sendiri. Vanisa hanya bisa di buat sedih di tempat itu yang semakin kesepian.
Saat Vanisa sudah tidak melihat Arvin lagi dan barulah Arvin melihatnya. Arvin melihat bagaimana Vanisa yang tidak semangat.
Bersambung.....
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku