NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Ipar

Menikahi Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:475.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Haasaanaa

Aksa yang selalu saja merasakan sakit hati kala jatuh cinta, kini ia harus merasakan sakit hati lagi kala sang kekasih memilih pergi kala pernikahan akan berlangsung besok.

Mau tidak mau demi menjaga martabat keluarga dan Perusahaan, Aksa harus menikahi Adik Iparnya, Yara.

Apakah yang terjadi dengan pernikahan serba terpaksa mereka?
jangan lupa follow, vote, dan like yaa 🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

"Aku berjanji akan membuktikan semua yang aku katakan tadi." Ucapan Yara masih terngiang dibenak Aksa. Setelah Yara mengatakan hal tadi, tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir Aksa. Pria itu hanya diam memerhatikan Yara yang selalu tersenyum padanya.

Aksa memiliki ketakutan yang luar biasa jika harus mempercayai seseorang lagi. Sudah tiga kali dirinya merasakan patah hati, dari kejadian itu Aksa merasa bahwa dirinya tidak beruntung soal cinta. Tapi, lagi dan lagi Yara selalu mengatakan bahwa dirinya berbeda.

Saat ini Aksa dan Yara sedang dalam perjalanan menuju pulang ke Rumah. Yara sebenarnya merasakan sedikit sakit hati karna ucapan tulusnya tidak direspon dengan baik oleh sang suami. Hanya mendapatkan tatapan tak terbaca dan Yara bingung dengan arti tatapan mata itu.

Yara melirik sebentar ke arah Aksa yang tengah fokus menyetir, ketahuilah sedari tadi pria itu tidak ada bicara sedikitpun.

"Kak.. Sebaiknya jika ucapan ku tadi menganggu pikiranmu, jangan anggap serius." Ucap Yara setelah lama terjebak kedalam keheningan.

"Aku ingin kau menerima aku, karna aku. Bukan karna kasihan, aku tidak mau ada rasa seperti itu, Kak." Ucap Yara lagi, kali ini ia menunduk dengan tangan memainkan tali tas selempangnya.

Aksa melirik sebentar ke arah Yara, ia tahu pasti Yara merasakan sakit hati. Hanya saja menurut Aksa ini sebuah prinsip, sulit membuat Yara mengerti dengan semua yang pernah ia rasakan.

Hingga akhirnya sampai juga di kediaman, mobil Aksa memasuki area Garasi mobil. Yara langsung turun tanpa menunggu perintah dari sang suami, ia tahu Aksa tidak suka dengan wanita manja. Yara berusaha menjadi seseorang yang mandiri di hadapan Aksa.

"Kak, mau ku buatkan makan malam apa?" Tanya Yara dengan senyuman manisnya. Aksa yang tengah baru saja menutup pintu mobil langsung menatap ke arah nya. Jujur, Aksa suka dengan sikap Yara. Seperti apapun cara Aksa bicara yang menyakitkan hati mungil nya, tetap saja Yara bisa bersikap baik padanya.

"Tidak perlu, aku minta dengan Pak Gus saja nanti." Tolak Aksa mentah-mentah, ia berlalu pergi terlebih dahulu.

Yara tidak menyerah begitu saja, ia langsung mengejar langkah kaki Aksa.

"Kak, kenapa harus Pak Gus kalau ada aku? Aku bisa memasak apapun, aku mahir sekali dalam memasak." Yara mencoba merayu agar Aksa mau menerima masakkan nya nanti.

Aksa tidak menghiraukan semua ucapan Yara, ia terus berjalan menuju tangga. Yara mengikuti saja sambil terus merayu Aksa dengan kata-kata yang menyakinkan.

"Kata Ibu Hani, Kakak suka telur didadar dengan potongan bawang kan? Kebetulan aku juga suka itu, mau aku buatkan?" Tanya Yara kepada Aksa yang kini sedang membuka pintu kamar.

"Atau nasi goreng? Pakai telur mata sapi enak tuh, aku mahir loh membuat nasi goreng seperti punya abang abang." Kata Yara lagi.

Aksa duduk di pinggir ranjang, ia menghela napas panjang sambil menatap Yara tajam.

"Kau tahu kata tidak?" Tanya Aksa dengan nada sedikit tinggi, dan itu berhasil membuat Yara menciut.

"Apapun! kau mau masak makanan dari Arab juga aku tidak akan makan, Yara!" Bentak Aksa hingga membuat Yara tersentak. "Karna yang jadi masalah itu dirimu bukan masakan apa yang akan aku makan!" Pertegas Aksa lagi.

Yara menunduk, air matanya jatuh tanpa diminta sekalipun Yara sudah berusaha untuk tidak menangis.

"Aku tidak mau kau mengurus ku!" Bentak Aksa lagi, ia bangkit dan berlalu pergi menuju bathroom.

Mata Yara yang penuh dengan air mata menatap nanar Aksa yang masuk kedalam bathroom. Yara terduduk tidak berdaya di lantai, ia menangis tanpa suara. Yara berusaha untuk membuat hubungan ini semakin nyata, dan disaat itulah Aksa selalu berusaha menyadarkan dirinya bahwa hubungan ini tidak akan pernah menjadi nyata.

"Maaf, Nyonya.. Makan malam apa yang harus kami siapkan?" Tanya Pak Gus secara tiba-tiba, tentu saja Yara terkejut.

Yara menghapus air matanya, berusaha untuk tegar jangan sampai Pak Gus melihat keadaan nya sekarang.

"Buatkan telur dadar dengan irisan bawang dicampur sosis ya, Pak. Kata Ibu Hani, suamiku kalau makan malam suka dengan yang simple aja." Ucap Yara yang langsung mendapatkan anggukan dari Pak Gus.

"Baik, Nona.. Datanglah setengah jam lagi, makan malam sudah selesai." Ucap Pak Gus, Yara tersenyum saja.

Pak Gus berlalu pergi, disaat itulah Yara kembali menangis. Hatinya terlalu sakit jika menerima semua perkataan Aksa dengan terdiam saja.

"Huh.." Yara berusaha untuk kuat, sekalipun ia ragu sampai kapan akan terus bertahan.

Aksa sudah berganti dengan pakaian santai, ia merasa lebih segar setelah mandi. Kala Aksa keluar dari ruang ganti, ia terkejut melihat Yara tertidur pulas dengan bersandar pada sofa.

"Dia belum mandi, tapi sudah tertidur. Malas sekali.." Ucap Aksa sembari berkacak pinggang memerhatikan cara Yara tertidur.

Aksa melihat air mata Yara mengalir disaat sedang tertidur seperti itu, Aksa tahu rasa sakit jika dalam posisi itu. Ia langsung teringat dengan semua perkataan nya tadi, seketika muncul rasa bersalah dalam benak Aksa.

"Apa aku tadi terlalu kasar?" Aksa bertanya tanya sendiri jadinya.

Kala Aksa ingin menyentuh Yara, tiba-tiba saja Yara terbangun dari tidurnya. Spontan Aksa langsung berpura-pura mengambil majalah dimeja dekat sofa, ia tidak mau terlihat peduli didepan Yara.

"Loh, Kakak sudah selesai mandi?" Tanya Yara yang langsung mendapatkan anggukan dari Aksa.

Aksa memerhatikan gerak-gerik Yara yang tengah mengikat rambut. Hingga terlihatlah leher jenjang itu, Aksa jadi teringat dengan kejadian siang tadi di Kantor.

"Ayo makan malam, aku rasa Pak Gus sudah siap menyajikan." Ajak Yara, ia berusaha untuk bangkit.

"Hem," Hanya itu sahutan dari Aksa, pria jangkung itu mengikuti saja langkah Yara di hadapan nya. Sekalipun Yara sakit hati tapi wanita itu tetap selalu saja memperlakukan Aksa dengan baik. Jujur, Aksa tidak mengerti dengan cara Yara memperlakukan orang.

Kala sampai di meja makan, Aksa tersenyum senang karna melihat menu makanan favorit nya. Telur dadar, sederhana tapi ia sangat suka dengan menu ala anak kos itu. Aksa duduk diikuti Yara disamping nya. Kala Aksa ingin mengambil piring, sudah disajikan dulu oleh Yara.

"Kakak mau juga ayam goreng nya?" Tanya Yara sembari menunjukkan berbagai menu. Aksa menggelengkan kepala, ia hanya ingin telur dadar .

Yara menaruh telur dadar di piring Aksa, lalu memberikan piring itu kepada sang suami.

"Makanlah.."

"Hem, kau juga makan." Kata Aksa balik, ia tersenyum tipis sangat tipis.

Yara mengangguk, ia makan dengan lahap sembari memerhatikan cara Aksa makan. Pria itu terlihat bahagia hanya karna telur dadar dan nasi putih saja.

"Kenapa Kakak suka dengan menu sederhana itu?" Tanya Yara untuk meramaikan suasana.

Aksa beralih menatap Yara, sepertinya ia akan membagi sedikit cerita dengan sang istri.

"Mendiang Ibu suka sekali makanan seperti ini, tapi aku tidak pernah memakan masakan Ibu." Kata Aksa yang langsung membuat senyum Yara memudar.

"Kenapa?"

"Ibu meninggal ketika aku masih kecil, jangankan masakannya. Aku tidak besar ditangan Ibu, ntah kenapa.. Ibu sering sakit semenjak melahirkan aku." Penjelasan Aksa membuat Yara menjadi sedih, ia tahu rasa sakit kehilangan itu seperti apa.

"Maaf, pertanyaan ku membuat Kakak menjadi sedih. Seharusnya_"

"Tidak papa, kita teman maka harus saling berbagi cerita." Sela Aksa sembari tersenyum manis kepada Yara.

Aksa sudah selesai makan, ia mengelap bibirnya dengan tissu. Aksa memikirkan berulang kali hal yang akan ia katakan ini, Aksa yakin ini adalah jalan yang benar dan baik untuk nya dan untuk Yara sendiri.

1
Fatya Aulia Syifa
balkon gak sih?
Sulis Tyawati
nikmati kehancuran mu Yara
Sulis Tyawati
tu kan memang begonya Yara kebangetan,, semoga ada skandal tar. biar hancur rmh tangganya
Sulis Tyawati
semoga pernikahan Aksa dan Yara hancur olh Hera, biar kapok
Sulis Tyawati
Aksa naif Yara sok polos,
Sulis Tyawati
disengaja deh keknya kecelakaan itu,,, jgn sampai tr Hera mnta d urusin Aksa
Sulis Tyawati
dasar kamu aja yg bego Aksa
Sulis Tyawati
astaga kocak Yara,,, tunggu aja tgl mainnya. kamu bakal mnta ampun sama Aksa😀😀😃
Sulis Tyawati
halah ini ma dsr othornya aja yg modus. rambut sangkytlah di kancing kemeja, segala jatuh d pangkuan lah
Sulis Tyawati
makanya jgn diam aja Yara, ngomong makanya.. kalo apa yg d ucapkan Aksa itu buat kamu sakit
Sulis Tyawati
astaga Yara anggota baru bocah2 kosong🤣🤣😀
Sulis Tyawati
sumpah jijik bgt sama Aksa msh aja ngingat Hera
Sulis Tyawati
Yara jgn cuma bs nangis aja, biarpun kamu msh remaja hrs bisa melawan. hrs kuat, jgn mau d tindas trs. kamu Aksa bakal nangis darah karena menyesal begitu tau kebenarannya
Sulis Tyawati
ikkhhh Aksa jd cowok bego bgt msh aja bandingin Yara dan Hera. msh aja muji2 Hera. y kemana2 bagusan Yara lah
Sulis Tyawati
astaga kocak ne pengantin baru 🤣🤣
Nur Keyla
Luar biasa
Lilik Juhariah
kok bisa di kursi roda naik ke lantai atas bawa teh lagi
Lilik Juhariah
ke lantai dua pake kursi roda nyiapin air panas , emang kursi rodanya bisa terbang
Lilik Juhariah
lah lumpuh pake kursi roda tapi kok bisa semua dikerjakan
Lilik Juhariah
lah dikasih rumah mewah pembatu, secarabtidak langsung seumur hidup biayain Hera dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!