Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencuri Ciuman
“Keluarlah”. Perintah Grey dengan ekspresi datarnya membiarkan gadis itu menunggu di luar kamarnya
Sembari itu dia berpikir apa yang telah dia lakukan? Apa yang membuatnya sampai membawa gadis itu kekamarnya
Dia tertarik tentu saja begitu, tapi bukankah apa yang dia lakukan sudah terlalu jauh?
“Arghhh!! buat kesal saja!”. Umpat Grey lekas membersihkan tubuhnya sampai satu jam kemudian pria itu baru selesai dengan urusannya
Ema masih setia menunggunya di luar hanya saja gadis itu sudah duduk di tepi pintu sambil menekuk kakinya
“Kita keruang kerja sekarang”.
“Baik”. Aku sangat lelah, apa dia tidak bisa mengampuni ku kali ini? Aku ingin tidur sebentar saja
Sampai ruang kerja Grey Ema kini lebih tercengang lagi ruangan itu tidak kalah mewah dari kantor dia perusahaan dan dokumen-dokumen yang beada di atas meja
Ema sudah muak bahkan sebelum mengerjakannya . Aku mau pulang, huh aku merindukan Leo dan Linda aku mau pulang… . Gadis itu menangis dalam hati
Tapi tetap mengikuti langkah Grey berjalan menuju meja mengerjakan sesuai intruksi pria itu, bekerja lagi hingga dua jam tanpa henti membuat kedua insan itu lelah
“Beristrahatlah sejenak, kau bisa melanjutkannya nanti…”.
Ema tercengang dia pikir dia sudah selesai dengan pekerjaannya jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi pria itu tidak juga melepaskannya
Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas kursi yang empuk meregangkan tubuhnya sesantai mungkin hingga merasa rilex
Krek. Krek
Terdengar bunyi tulang belulang gadis itu sangat kaku ketika di gerakan, tidak lagi Ema memperdulikan atasannya di sana dia ingin memberi tahu pria itu secara tidak langsung kalau dia sangat lelah
Aku mengantuk. Ema memejamkan matanya untuk beristrahat sejenak dia berpikir dia akan bangun sebentar lagi
Hingga salah memperhitungkan situasi pria di sana mendekat padanya yang sedang tidak terjaga
“Lalai sekali…”. Kau tahu Ema rumah ini sedang kosong, dan hanya ada kita berdua di sini pelayan sudah pulang . Grey berbisik pelan di telinga Ema
Pria itu mengangkat kepala Ema dan menyadarkannya di paha pria itu, dia lantas membuka informasi di tempat lain
“Mereka aman tuan, mereka mendengarkan ucapan saya”. Jelas seorang suruhan Grey di sana
Grey menutup ponselnya lalu meletakannya dia di atas nakas kini dia beralih pada wajah gadis yang ada di pangkuannya
Sejak awal aku merasa heran kenapa kau bisa membuat ku kesal, bahkan sampai di luar dugaan ku. Grey tertawa kecil saat pertama kali gadis itu keruangannya dia memarahi Ema karena penampilannya yang sangat kumuh
Di tambah sikap gadis itu tidak seperti biasa membuatnya sedikit tertarik pada Ema
Bagaimana jika aku mengatakan aku menyukai mu, mungkin kau akan menolak jelas begitukan. Grey menyapu wajah cantik Ema dengan jarinya
“Ck kenapa kau harus berasal dari kalangan bawah, kan aku jadi tidak bisa memamerkan mu”. Ucap Grey pelan, jarinya masih menyusuri wajah Ema
Hingga hari telunjuk Grey berhenti di bibir lembut Ema mengusapnya dengan lembut . Aku ingin merasakannya…
Pria itu berhenti sejenak melepaskan sentuhan nya kini dia menakup wajah mungil gadis itu tidak ada tanda jika gadis itu akan bangun
Cup.
Ema tersadar dia membuka matanya terganggu dengan suara berisik yang di buat oleh Grey, pria itu duduk di seberangnya menggunakan laptop mengetik dengan tekanan kuat di sana
Gadis itu mengerjapkan matanya mengembalikan kesadaran nya . perih...... . Ema menyentuh bibirnya yang terasa mengganjal
“Uh… sudah berapa lama saya tidur?”. Tanya gadis itu pelan lalu melirik ke arah jam dinding dia sudah tertidur selama dua jam karena jam sudah menunjuk kan pukul 11 malam
“Masih tidur? Padahal kau mengatakan ingin lembur untuk menggantikan waktu mu yang kau buang, sungguh tidak menepati janji”
“Kenapa anda tidak membangunkan saya?”. Gadis itu panik
“Sudah salah malah menyalahkan ku juga?”.
“Adik-adik saya… mereka hanya berdua di apartemen”. Gadis itu berkemas dia menydari sesuatu yang berbeda “Aku tidak memakai blazer ku tadi?”
Matanya melirik ke arah kursi di mana blazernya terletak dengan sangat rapi . Tapi aku tidak membukannya tadi
“Ada apa? Kenapa kau menatap ku seperti itu”
“Tidak… maafkan saya, biasakah saya kembali sekarang?”. Gadis itu tidak ingin memperdebatkan apa yang terjadi dia harus segera pulang
“Sekarang sudah hampir tengah malam”
“Saya harus tetap pulang pak”
Grey melipat laptopnya lalu berdiri di hadapan Ema membuat gadis itu menatap nya ke atas
“Baiklah jika kau memaksa, tapi aku tidak ingin mengambil resiko membuat mu dalam bahaya tengah malam seperti ini”.
“Tapi… pelayan anda”
“Mereka semua sudah pulang”.
“Apa…?”
“Batas mereka hanya sampai pukul 8 malam, mereka akan kembali pagi hari untuk bekerja”
Rumah sebesar ini di tinggal hanya oleh pak Grey, aku penasaran di mana kedua orang tuanya tapi ini bukan urusan ku. Ema menghela nafasnya berat dia merasa tidak enak hati jika harus membuat Grey kerepotan
“Terima Kasih Pak”.ucap gadis itu singkat “Anda terlalu banyak membantu saya”
“Satu saat aku akan meminta bayaran setimpal Ema”.
Ema cukup tersentak dengan pernyataan pria itu tapi ia tidak terlalu banyak berkomentar, Ema mengikuti pria itu dari belakang
Mansion itu benar-benar sepi membuatnya merinding. Ini mah mirip rumah hantu. Batin Ema seraya melewati ruangan demi ruangan sampai di lantai bawah Grey bersiap dengan mobil pribadinya
“Ayo”.
Tidak menunggu lama untuk mereka sampai ke Apartemen yang di tinggali oleh Ema, karena memang jaraknya pun tidak terlalu jauh
Ketika Ema masuk kedalam Apartemen dia memastikan adik-adiknya mereka tertidur pulas di kamar mereka masing-masing
Di atas meja ada sepucuk surat di tinggalkan oleh Leo
“Kakak lemburya? Kami sudah makan dengan baik, kakak jangan khawatir , fokus saja dan tetap semangat bekerja kami sudah mandiri untuk mengurus diri kami”
Sebuah pesan singkat yang membuat Ema tersentuh, padahal adik-adiknya masih sangat muda
“Mereka sudah tidur?”. Tanya Grey malah duduk santai di ruang tamu menyadarkan kepalanya di sofa seraya berbaring dengan santi
“Bapak tidak pulang?”.
“Pulang? Sekarang sudah tengah malam Ema, teganya kau menyuruh ku pulang bagaimana jika terjadi sesuatu dengan ku”.
Grey menatap tajam pada Ema
“Tapi pak… apa bapak tidak akan pulang? Saya tidak yakin anda akan nyaman meskipun anda harus tidur di kamar saya”
Grey langsung terenyuh membayangkan hal tidak seharusnya, Ema menawarkan kamarnya untuk dirinya?
“Hei-hei… apa kau gila, ada adik-adik mu di sini! Jangan rusak pikiran mereka”
“Apa yang bapak pikirkan, saya tidak mungkin membiarkan anda tidur di sini saya akan tidur di sini jika anda memang ingin menginap di apartemen saya...”. Ema memalingkan wajahnya dia benci pikiran pria itu “Saya yakin anda tidak akan nyaman jika beristrahat di sofa keras seperti ini”
“Oh begitu”. Hilang harapan pria itu “Aku lapar”
Ema terdiam memasak makanan berat di malam hari sangat melelahkan jadi dia berinisiatf untuk membuatkan mi instan untuk pria itu juga untuk dirinya
“Apa ini?”. Tanya Pria itu bingung dia tidak pernah meliha secara langsung makanan yang sangat sederhana seperti itu
“Mie… makan saja, anda jangan banyak bicara setelah itu tidurlah dimana saja anda mau, jika memang anda tidak berniat kembali kerumah anda”
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/