NovelToon NovelToon
Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Romansa / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Wardha

Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.

Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertempuran di Langit

Angin berputar liar saat kegelapan merayap ke langit Kerajaan Siluman Burung Garuda Emas. Aurora mengepalkan tangannya, bulu-bulu emasnya berpendar, mencoba melawan hawa dingin yang tiba-tiba menyelimuti udara.

Raviel melangkah ke depan, matanya bersinar tajam. "Kau datang lebih cepat dari yang kami duga."

Sang Pangeran Bayangan tersenyum tipis. "Aku tidak sabar melihat apakah kau benar-benar layak menjadi pewaris langit ini, adikku."

Aurora merasakan hawa panas di dadanya. Tidak hanya kemarahan, tapi juga rasa takut.

"Dia lebih kuat dari yang kita duga," bisik Aurora pada Raviel.

"Aku tahu," jawab Raviel tanpa mengalihkan pandangannya dari kakaknya.

Sang Pangeran Bayangan mengangkat tangannya, dan bayangan hitam mulai berkumpul di sekelilingnya.

"Jika kau ingin melawan takdir, maka tunjukkan kekuatanmu!"

Tiba-tiba, ia mengayunkan tangannya, dan ratusan tombak bayangan melesat ke arah mereka.

"Aurora, perisai!" Raviel berteriak.

Aurora segera mengangkat tangannya. Bulu-bulu emas di sekelilingnya berputar dan membentuk perisai cahaya, menahan serangan itu.

BOOM!

Benturan dahsyat terjadi di udara. Aurora terpental ke belakang, tetapi ia tetap bertahan.

Raviel mengepalkan tangannya, lalu meluncur ke depan dengan kecepatan tinggi, sayap emasnya berkilauan seperti meteor.

"Serangan Garuda Langit!"

Ia menghantam ke arah Sang Pangeran Bayangan, tetapi kegelapan menyelimuti tubuh lawannya, membuatnya menghilang seketika.

"Di belakangmu!" Aurora berteriak.

Terlambat.

Sang Pangeran Bayangan muncul dari balik Raviel dan mengayunkan cakarnya yang dilapisi energi hitam.

"Ugh!" Raviel terpental ke bawah, menghantam salah satu pilar batu kerajaan.

"Raviel!" Aurora melesat turun untuk membantunya, tetapi tiba-tiba ....

Bayangan mengepungnya.

Aurora mencoba menyerang, tetapi bayangan itu bergerak seperti makhluk hidup, membelit tubuhnya.

Sang Pangeran Bayangan melayang di atasnya, menatapnya dengan senyum sinis. "Aku penasaran ... Apakah kau benar-benar pantas berdiri di sisi adikku?"

Aurora menggertakkan giginya. "Aku tidak akan kalah darimu!"

Tiba-tiba, cahaya emas meledak dari dalam tubuhnya.

Bulu-bulu emasnya berpendar semakin kuat, dan sayapnya berkembang lebih besar.

Aurora akhirnya menguasai kekuatannya sepenuhnya.

Dengan satu hentakan, ia menghancurkan belitan bayangan dan melesat ke arah Sang Pangeran Bayangan dengan kecepatan luar biasa.

"Rasakan ini!"

Ia menghantamnya dengan cahaya murni, membuat sosok itu terpental ke udara.

Raviel yang sudah bangkit kembali melihat peluang itu.

"Sekarang!"

Ia meluncur ke atas, bergabung dengan Aurora, dan bersama-sama, mereka menggabungkan energi mereka dalam satu serangan terakhir.

"Cahaya Garuda Emas!"

Aurora dan Raviel mengeluarkan serangan gabungan mereka. Cahaya emas meledak di langit, menerjang kegelapan.

BOOOOM!

Langit bergetar.

Sang Pangeran Bayangan menahan serangan itu, tetapi tubuhnya mulai melemah. Kegelapan di sekelilingnya mulai retak.

Sebelum ledakan itu benar-benar menghancurkannya, ia memaksa dirinya menghilang dalam pusaran bayangan.

Keheningan menyelimuti langit.

Aurora dan Raviel terengah-engah, melayang di udara.

"Apakah ... kita menang?" tanya Aurora.

Raviel menatap langit yang mulai cerah kembali. "Untuk saat ini, ya."

Namun, jauh di sudut kerajaan yang gelap, bayangan masih bergerak.

Sang Pangeran Bayangan belum benar-benar kalah.

Dan perang ini, masih jauh dari selesai.

Aurora dan Raviel mendarat di puncak Istana Langit, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit. Langit mulai kembali terang, tetapi di dalam hati mereka, kemenangan ini terasa rapuh.

"Dia mundur, tapi tidak sepenuhnya kalah," ujar Aurora, matanya masih menatap langit tempat Sang Pangeran Bayangan menghilang.

Raviel mengangguk. "Dia akan kembali. Kita harus bersiap."

Dari kejauhan, para tetua siluman burung garuda dan pasukan kerajaan mulai berkumpul. Mereka menyaksikan pertarungan itu dari jauh dan kini datang untuk memastikan keadaan penerus takhta mereka.

Seorang tetua berjubah emas melangkah maju. "Pangeran Raviel, Putri Aurora ... Kalian telah membuktikan diri kalian pantas untuk mewarisi kekuatan para leluhur."

Ia membuka tangannya, dan dari dalam lengan jubahnya, muncul sebuah artefak kuno berbentuk kristal bercahaya emas.

"Ini adalah Inti Cahaya Langit, warisan tertinggi para Garuda Emas."

Aurora dan Raviel menatap benda itu dengan takjub. Energinya terasa seperti cahaya matahari yang murni, hangat namun penuh kekuatan.

Tetua itu melanjutkan, "Inti ini hanya akan bereaksi kepada mereka yang benar-benar layak. Dan kini, setelah melihat kalian bertarung ... kami percaya bahwa kalianlah yang berhak menyatukan kerajaan ini kembali."

Aurora merasakan detak jantungnya semakin cepat. Tapi sebelum ia bisa menjawab—sesuatu bergetar di dalam dirinya.

Sebuah bisikan.

"Aurora, aku belum selesai denganmu."

Seketika, Aurora merasakan hawa dingin merayap ke dalam tubuhnya. Matanya melebar.

"Tidak!"

Tiba-tiba, langit yang baru saja kembali tenang mendadak bergemuruh. Di kejauhan, awan hitam berkumpul dengan cepat, membentuk pusaran kegelapan.

Raviel langsung merasakan ada yang tidak beres. "Dia kembali?! Tapi bagaimana bisa secepat ini?"

Namun, sebelum mereka bisa bertindak, pilar-pilar kerajaan mulai retak.

Dari bayangan di balik pilar istana, sosok-sosok dengan mata merah menyala mulai bermunculan.

Aurora menahan napas. "Pasukan bayangan!"

Tetua kerajaan tersentak. "Tidak mungkin! Mereka seharusnya sudah musnah berabad-abad lalu!"

Tapi kini, mereka berdiri di sana, makhluk-makhluk dengan tubuh tertutup kabut hitam, matanya memancarkan kegelapan yang sama seperti Sang Pangeran Bayangan.

"Dia tidak hanya kembali," bisik Aurora dengan ngeri. "Dia sudah mempersiapkan pasukannya."

Dan dari dalam pusaran kegelapan yang semakin membesar, suara yang dalam dan mengerikan menggema.

"Kalian pikir ini sudah berakhir?"

Dari tengah kegelapan, Sang Pangeran Bayangan muncul kembali, lebih kuat dari sebelumnya.

Namun kali ini, di tangannya, ia menggenggam sesuatu yang memancarkan aura mematikan.

Sebuah inti kristal, tetapi berbeda dari yang diberikan para tetua.

Kristal Kegelapan.

Raviel terkejut. "Tidak mungkin! Itu adalah—"

Sang Pangeran Bayangan tersenyum dingin. "Warisan yang kalian sembunyikan dariku. Inti Kegelapan yang kalian coba musnahkan. Kini berada di tanganku!"

Aurora bisa merasakan getaran destruktif dari benda itu.

Jika Inti Cahaya Langit adalah warisan para Garuda Emas, maka ...

Inti Kegelapan adalah kebalikannya. Kekuatan yang bisa menghancurkan keseimbangan dunia.

Sang Pangeran Bayangan mengangkat Inti Kegelapan tinggi-tinggi, dan dalam sekejap, seluruh langit kembali gelap.

"Bersiaplah, Aurora ... Raviel ... Karena pertempuran sejati baru saja dimulai!"

Langit bergetar saat Inti Kegelapan di tangan Sang Pangeran Bayangan mulai memancarkan aura pekat. Cahaya keemasan yang sebelumnya melindungi kerajaan kini perlahan terkikis.

Aurora dan Raviel berdiri berdampingan, sayap mereka mengepak kuat, bersiap menghadapi ancaman yang kini ada di depan mata.

"Kita tidak bisa membiarkan dia menggunakan kekuatan itu," ujar Aurora dengan suara tegang.

Raviel mengangguk, "Jika Inti Kegelapan mencapai bentuk penuhnya ... tidak hanya kerajaan kita yang hancur, tetapi seluruh dunia siluman burung akan tenggelam dalam bayangan."

Tetua kerajaan melangkah maju. "Kita harus segera menyegel kembali kekuatan itu. Hanya kalian berdua yang bisa melakukannya!"

Namun, sebelum mereka bisa bertindak, Sang Pangeran Bayangan mengangkat tangannya.

"Terlambat!"

Seketika, Inti Kegelapan meledak dengan kekuatan yang luar biasa, menyebarkan gelombang energi hitam yang meratakan sebagian besar pilar istana.

Aurora dan Raviel terlempar ke belakang, tetapi mereka berhasil menstabilkan diri di udara.

Dari dalam pusaran gelap itu, sosok Sang Pangeran Bayangan mulai berubah.

Tubuhnya kini lebih besar, sayapnya membentang lebar dengan warna hitam yang menyerap cahaya di sekitarnya. Matanya bersinar seperti bara api, dan di dahinya, simbol kegelapan kuno mulai bercahaya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!