Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Simpanan
Anggrek terbangun lebih awal, dengan segera wanita cantik itu berlalu ke kamar mandi. Seperti sudah menjadi kebiasaan di antara keduanya sejak tinggal hanya berdua, Arjuna ikut serta memasuki kamar mandi untuk ikut mandi bersama sang istri.
"Abang, sudah bangun?" kata Anggrek yang menyadari sang suami memasuki kamar mandi dengan keadaan setengah sadar.
"Iya sayangku, Abang sangat mengantuk tapi jika tidak melaksanakan sholat malam rasanya kesal ketika sedang bekerja dan merasa ada yang hilang. Ayo bergegas waktu kita tidaklah banyak Yang!" kata Arjuna dan keduanya segera membersihkan diri.
Setelah selesai membersihkan diri keduanya berdiri di sejadah masing-masing dengan Arjuna sebagai Imam.
"Ya Allah, nikmat mana lagi yang aku dustakan. Bahkan meski ini bukan pernikahan impianky, tetapi yang aku dapati melebihi dari impianku," kata Anggrek dalam hati sebelum keduanya memulai sholat malam.
Keduanya melaksanakan sholat dengan tenang, hingga salam untuk menyelesaikan sholat malam yang mereka lakukan.
Anggrek mengambil Al-Qur'an untuk mereka berdua. Ya sudah mendai rutinitas tambahan bagi keduanya baru-baru ini menambahkan list membaca kitab suci setelah menyelesaikan sholat malamnya.
"Sayang kamu merasa mengantuk tidak?" tanya Arjuna pada sang istri ketika mereka menyelesaikan list kehiatan sepertiga malam mereka.
"Ya tergantung Abang, jam segini kalau di bawa rebahan ya pasti tidur," kata Anggrek pada sang suami mengingat waktu subuh masih lumayan jauh.
"Sayang kamu udah ngak sakit lagi kan?" tanya Arjuna yang membuat Anggrek menyernyitkan keningnya.
"Abang mau apa, lapar? Kalau iya aku bisa masakin. Mumpung kemarin sebelum pulang kita sudah belanja," kata Anggrek yang berusaha mengartikan perkataan sang suami.
"Sayang aku tu ngak lapar, tapi pengen menepati janji sama Mamah dan Papah. Untuk memberikan mereka segera cucu pertama. Ngadon Debay yuk Yang," kata Arjuna dengan wajah yang gimana-gimana gitu ya kan.
Anggrek tersenyum melihat cara Arjuna, terkadang dia heran. Dirinya yang sama sekali belum pernah pacaran sedangkan Arjuna berkali-kali gagal melangkah ke pelaminan mengapa masih segugup ini. Cara Arjuna membuat Anggrek gemas pada sang suami. Meski begitu Anggrek tetap menunggu inisiatif Arjuna untuk memulai lebih awal, karena jujur saja dia terlalu kikuk jika menyerang suaminya jika perkara yang satu ini.
Akhirnya ruangan itu terdengar suara mereka berdua yang menbuat siapapun yang mendengarnya menjadi berpikir yang iya-iya. Kedua sejoli itu melaksanakan ibadah suami istri dan memburu keridho'an Allah SWT agar segera di berikan keturunan.
Setelah mencapai puncak syurgawinya, Arjuna mengecup lama kening sang istri.
"Terima kasih , Sayang," kata Arjuna sedangkan tangan kekarnya meraba ke bawah tepat ke perut datar sang istri.
"Semoga cepat ada dedeknya ya Sayang," katq Arjuna tepat di telinga Anggrek yang membuat Anggrek tersipu.
"Aamiin, semoga Allah menyegerakan. Kita hanya mampu mengusahakan, semuanya kita serahkan pada sang Maha Kuasa Allah SWT," kata Anggrek.
Berbeda dengan suasana syahdu di kamar pengantin yang sudah tidak lagi baru alias Anggrek dan Arjuna maka berbeda kejadian di kediaman orang tua Abimanyu.
Di suasana dini hari yang seharusnya bisa menjadi ladang pahala bagi yang mengejar kesempatan itu tapi kedua pasangan suami istri di sana malah sedang bertengkar hebat.
"Mas kamu dari mana saja! Kenapa jam segini kamu baru pulang?" teriak Mawar dengan lantanf pada sang suami yang masih aut-autan dengan pakaian kerja yang sudah tidak lagi rapi.
"Kamu mabuk Mas? Gila ya kamu! Aku nungguin kamu semalaman dan kamu pulang dalam keadaan mabuk begini! Yang ada di dalam pikiran kamu itu apa Mas? Kamu itu bukan lagi pria lajang yang bisa pergi dan pulang sesuka hati mu!" teriak Mawar masih menggema di ruang tamu.
"Diam!" Bentak Abimanyu yang sukses membuat mulut tajam Mawar berhenti mengoceh sejenak. Ingat hanya sejenak.
"Kenapa aku harus diam? Apa aku tidak boleh tahu dari mana suami aku dan pergi kemana kamu hingga harus pulang dini hari begini!" kata Mawar lantang.
"Diam Brengsek!" Bentak Abimanyu dan sepaket dengan sebuah tamparan yang Abimanyu layangkan pada wanita yang bahkan baru dia nikahi satu bulan itu.
"Kamu itu tidak perlu tahu kemana saya dan apa yang saya buat di luar sana! Kamu pikir saya tidak tahu apa yang kamu perbuat pada saya?" teriak Abimanyu yang mulai kalab sekaligus efek minuman alkohol yang belum sepenuhnya hilang.
"Harusnya aku menikahi Anggrek, wanita anggun dan mandiri. Bukan kamu, perempuan penuh tipu daya, licik dan tidak memiliki pesona apapun. Bahkan belum lama menikah penampilanmu sudah seperti ibu-ibu beranak 10 heran Saya! Kenapa saya bisa menikahi kamu!" kata Abimanyu sarkas seraya mencengkram wajah istrinya.
"Sakit Mas, aku seperti ini karena Mami kamu menyuruhku menjadi ART di rumah kalian. Aku bahkan tidak ada waktu walau hanya untuk berdandan, lalu bagaimana aku bisa cantik," teriak Mawar denga suara lantang dan berakhir dengan satu tamparan kembali.
"Apa kamu tidak sadar? Jika saja kamu bisa di banggakan sedikit saja oleh Mami kamu tidak akan di perlakukan layaknya Babu di rumah ini! Seharusnya kamu sadar itu!" teriak Abimanyu pada sang istri.
Setelah itu Abimanyu berlalu dari ruang keluarga dan ke lantai atas di mana kamarnya berada.
Sedangkan Mawar menangis tergugu sendirian, niat hati ingin bisa hidup enak dan punya suami tampan eh malah makan hati ulam jantung dia di kediaman Abimanyu. Bahkan lebih parahnya perusahaan keluarganya sama sekali tidak di kuasai oleh Abimanyu. Ini sungguh menyebalkan dan mengesalkan.
Meski begitu Mawar tetap masuk ke kamarnya dan di lihatnya Abimanyu tengah terlelap masih lengkap dengan pakaian kerjanya.
"Dasar laki-lagi tidak berguna! Kebodohan terbesarku adalah telah memfitnah Anggrek hamil di luar nikah. Andai saja tidak aku lakukan tindakan bodoh itu bersama Kak Melati pasti anak pungut itu sudah sangat menderita memiliki suami kasar dan tidak berguna seperti Abimanyu," gerutu Mawar di dalam hatinya.
Tidak ingin terus-terusan terjajah, dia harus melakukan sesuatu. Tidak Mawar harus bisa keluar dari neraka dunia ini.
"Aku harus bisa keluar dari neraka dunia ini! Aku sudah tidak ingin lagi di jadikan Babu di rumah keluarga terkutuk ini. Tahu begini lebih baik aku tetap bersama Om Devan, meski suami orang aku tetap di perlakukan layaknya ratu. Apapun yang aku inginkan bisa aku dapatkan. Ternyata benar apa kata Liana, jika anak muda dan tampan kebanyakan belum mapan. Buktinya menikah dengan Abimanyu bukannya membuat aku bahagia malah menjerumuskan aku ke lubang kesengsaraan," rencana licik Mawar dari dalam hatinya.
Dengan segera wanita muda itu menghubungi Om Devan, kekasih gelap yang selalu mendatangi dirinya untuk kesenangan di waktu senggang pria itu. Ya Mawar yang terlihat polos di depan kedua orang tuanya dan para kakaknya ternyata wanita simpanan pria berumur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...