Ketika hidayah datang menyentuh hati, namun masalalu yang kelam terus menghalangi kaki untuk melangkah kembali ke jalan suci.
Kisah Zee, seorang pelacur kota yang ingin Hijrah namun menemui banyak rintangan dan tantangan. Apakah hidayah Allah mampu membawanya kembali? Atau dia akan menyerah pada keadaan?
Baca kisah lengkapnya di sini😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan_Neen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Teman baru
“Gue nggak suka sama orang-orang di pengajian tadi,” tutur Azizah.
“Kenapa emangnya?” tanya Irsyad sambil mengupas kacang rebus.
“Ya nggak suka aja,” sahut Azizah.
“Ya nggak sukanya kan pasti ada alasannya,” tepis Irsyad.
“Tatapan mereka bikin gue risih. Kek pengen ngusir tapi takut sama Umi,” jawab Azizah.
“Perasaan Mbak aja kali.” Pria itu terlihat menikmati wedang bajigur dan rebusan yang ada di depannya.
“Kagak ada ya gue baper. Pasti nih mereka nggak mau gue masuk ke sana, karena orang-orang kek mereka biasanya berasa paling bener, paling suci,” terka Azizah sarkas.
“Diminum dulu, Mbak.” Irsyad tak langsung menanggapi, dan malah mengingatkan Azizah untuk segera meminum wedang bajigurnya sebelum dingin.
Azizah pun meraih gelasnya dan perlahan ikut menikmati wedang hangat dengan rasa sedikit pedas dari jahe dan gurih kelapa itu.
Keduanya baru pulang dari Baitul Ilmi. Irsyad yang datang menjemput Azizah, mengajaknya berjalan sebentar dari tempat pengajian menuju ke tempat jajanan yang tak jauh dari sana.
Pria itu sengaja menuntun motornya agar bisa berjalan kaki dengan wanita tersebut.
Sejak tadi, Azizah terus mengoceh tentang orang-orang di Baitul Ilmi yang dirasa membuatnya tak betah.
...FLASH BACK...
“Assalamu'alaikum, semua,” sapa Umi Inayah.
“Wa'alaikumsalam, Umi,” sahut semua hampir bersamaan.
“Ada saudara baru yang akan mulai gabung di pengajian kita,” ucap Umi Inayah.
Wanita paruh baya itu lalu memperkenalkan Azizah kepada semua orang yang ada di sana.
“Halo, gue Azizah. Lu semua bisa panggil gue Zee,” sapa Azizah dengan gaya khasnya.
Nampak beberapa orang maju dan menyalami wanita iru, akan tetapi ada pula yang merasa tidak suka Azizah berada di sana.
“Azizah, ayo duduk dengan kami,” ajak seorang gadis yang pertama mendatangi Azizah.
Perawakannya kecil, dengan wajah bulat dan pipi yang tembem, serta kulit putih yang membuatnya terlihat seperti kue moci.
“Laila, tolong temani Azizah ya,” seru Umi pada gadis itu.
“Baik, Umi,” sahut Laila.
Selama kajian berlangsung, bahkan selama berada di Baitul Ilmi, Laila terus menemani Azizah.
Sebenarnya tak hanya Laila, ada juga beberapa gadis lain yang mau mengajak bicara Azizah, meski belum bisa nyambung sepenuhnya dengan wanita itu.
Sementara Azizah, dia terlihat tak nyaman dengan jilbab yang dipakainya, dan terus saja menarik-narik ke atas hingga semakin membuat berantakan.
“Baru pertama kali pake ya?” tanya salah satu gadis bersama Ika.
“Kenape emang?” tanya Azizah ketus.
Ika hendak menjawab, namun Laila menepuk pelan punggung tangan gadis itu sebelum membuka mulutnya.
“Nggak papa kok. Sini kita betulkan,” sahut Laila.
Denga telaten, gadis tembem itu memakaikan lagi jilbab di kepala Azizah, dan kali ini dia buat agar lebih mudah dibetulkan.
“Kalo kayaknya nutup wajah, tinggal tarik begini aja,” ucap gadis tembem seraya memberi contoh.
“Oh... gini ya. Lebih enak sih dari pada yang tadi,” sahut Azizah.
Laila dan yang lain pun tersenyum. Namun, sejurus kemudian Azizah memperhatikan mereka dengan seksama, membuat Laila dan teman-temannya saling pandang.
“Kenapa, Zee? Apa ada yang aneh sama kita?” tanya Dini, anggota lain yang juga bersama Laila dan Ika.
“Kok kalian betah sih pake jilbab gede gitu? Gue aja yang cuma pake segini udah ribet banget,” tanya Azizah yang sontak membuat ketiganya terkekeh kecil.
“Kamu juga nanti bisa kok kayak kita. Cuma butuh waktu aja buat terbiasa,” ucap Laila.
“Nggak yakin gue,” sahut Azizah.
“Semua emang nggak meyakinkan di awal. Tapi kalo udah terbiasa, pasti bisa,” ujar Laila.
“Ehm....” baru Azizah akan berucap kembali, namun pembawa acara telah memberikan pengumuman bahwa kajian akan segera di mulai.
Hari ini, tema kajiannya adalah posisi wanita dalam Islam. Ustadzah yang hadir memberitahukan bahwa wanita memiliki posisi yang amat mulia dalam agama.
Azizah awalnya tak begitu tertarik dengan materi tersebut, hingga ustadzah menyampaikan sesuatu yang membuat Azizah merasa tergelitik.
“Bisa disimpulkan, bahwa perempuan itu hebat. Dia kuat. Bukan hanya sekedar dapur, kasur dan sumur yang diurus, melainkan hal yang lebih besar lagi.”
“Dari perempuanlah generasi emas tercipta, dan dari perempuan pula lah kehancuran suatu bangsa.” Ustadzah mengakhiri materinya dengan dua kalimat pamungkas yang mampu membuat Azizah terjaga dari kantuknya.
Saat sesi tanya jawab dimulai, dia yang mengangkat tangan lebih dulu dan paling tinggi.
Semua pun menoleh ketika moderator menunjuk ke arahnya, dan melihat sorot mata Azizah yang seolah tengah menantang sang pembicara.
“Gue mau tanya,”
Bersambung ▶️▶️▶️
Jangan lupa like, comment dan rate novel aku ya 😄, kasih dukungan banyak-banyak ke sini 🙏
dan menerima masa lalu nya yang kelam....🤲🤲🤲🤦🏻♀️
semoga di pesantren biar tambah adem...
semangat ya
dah habis ajah nih... pdhl cuma tarik napas ajah dah habis....🤦🏻♀️...
tak kirra² masih ada bab lagi😌😌😌
dah habis ajah nih... pdhl cuma tarik napas ajah dah habis....🤦🏻♀️...
tak kirra² masih ada bab lagi😌😌😌
Semangat yaw/Kiss/
padahal 1 tarikan napas aja langsung habis...🤦🏻♀️...
ini gimana konsep nya...😌😌
teman/ sahabat yang tulus akan menerima apa ada nya....
walaupun cobaan silih berganti..
sebagai teman/sahabat memberi semangat dan mensuport Azizah..
pada saat down malah menjauh bukan memberi semangat untuk menjalani semua cobaan...😞
gak bisa kata²..🤭
biar kuat iman dan mental nya...
pelangi/ punbkebahagian nya masih jauh di gapai...
jadi nikmatin ujian dan cobaan nya yg di berikan othor😂😂😂....
orang lain pada mandang sebelah mata...
gak di sisi positif nya......
istiqomah lebih sulit dari pada jarkoni😂😂😂😂
(iso ngaKAR ora iso nglaKONI)
walau pun itu nyata nya fakta...
walau pun itu nyata nya fakta...
semoga istiqomah...
dan kuat iman nya🤲🤲🤲
dah nyaman malah ending nya kesandung lagi....🧐🧐🧐🧐...
ending nya masa lalu lagi🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️