NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Si Cewek Cupu

Terjebak Cinta Si Cewek Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: scorpio_girls

kisah seorang gadis cupu yng dijadikan bahan taruhan oleh kakak kelasnya namun ketika taruhannya selesai akankah hubungan mereka berlanjut atau kandas yuk,,dibaca guys,,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon scorpio_girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27

Reva masih terpaku di tempat, tapi Flora tak membiarkannya larut dalam kebingungan. Dengan sigap, Flora menarik tangan Reva dan menatapnya penuh keyakinan.

"Reva,,... Jangan diem aja," ucap Flora, suaranya penuh kepedulian.

Reva menggigit bibirnya, lalu akhirnya mendekat perlahan. Ia berlutut di samping mamanya, menatap wanita itu dengan ekspresi campur aduk antara cemas dan bersalah.

"Mama... Kenapa sih harus nolongin aku?" suara Reva terdengar serak.

Sang mama tersenyum lemah meski wajahnya menahan sakit. "Karena kamu anak mama, Reva. Mau kamu benci mama atau nggak, mama tetap sayang sama kamu..."

Reva menunduk, tangannya mengepal di lututnya. "Aku... Aku nggak ngerti..."

Flora mengusap pundak Reva pelan. "Rev, sekarang bukan waktunya buat mikirin itu. Kita harus ke rumah sakit dulu. Yuk?"

Reva masih ragu, tapi akhirnya mengangguk kecil. Ia menggenggam tangan mamanya, kali ini tanpa menepisnya. "Mama, bisa berdiri?"

Sang mama mencoba bangkit, tapi tubuhnya oleng. Flora sigap membantu menopangnya, sementara Reva dengan hati-hati merangkulnya dari sisi lain.

"Ayo, kita cari taksi," ujar Flora.

Reva hanya mengangguk dan membantu mamanya berjalan perlahan ke pinggir jalan. Di dalam hati, ia masih berusaha memahami perasaannya sendiri. Tapi untuk saat ini, yang terpenting adalah memastikan mamanya baik-baik saja.

”ya,,udah kamu naik taksi temenin mama aku naik motor ya”ucap reva

”oke kalo begitu kamu hati-hati ya rev”

Dan merekapun berangkat ke rumah sakit dan tak lama kemudian merekapun sampai

reva langsung turun dari motornya dan membantu flora mengeluarkan sang mama dari taksi udah flo,,kamu tolong panggil suster biar mama urusan aku

”mama bisa jalan?”

”bisa sih,,tapi kaki mama sedikit sakit rev,,”ucap sang mama

”ya,,udah mama naik gih ke punggung ku biar ku gendong mama”ucap reva yang langsung duduk berjongkok membelakangi sang mama

”kamu serius rev,,?”

”ya,,cepat naik”

Dengan segan sang mama pun naik ke punggung reva dan dengan segera reva menggendong sang mama dan membawanya ke dalam

Flora datang berlari bersama seorang suster. Matanya melebar saat melihat Reva menggendong sang mama.

"Reva! Kenapa nggak pakai kursi roda aja?" seru Flora panik.

Reva tetap melangkah meski tubuhnya sedikit oleng. "Nggak apa-apa, aku kuat."

Sang mama tersenyum lemah di punggungnya. "Reva... turunin mama aja. Jangan sampai kamu kecapekan..."

Reva menggeleng. "Nggak, Mama. Aku harus ngelakuin ini. Aku mau ngebales semua yang Mama lakuin buat aku."

Flora menatap mereka dengan tatapan khawatir sekaligus terharu. Suster di sampingnya pun segera membantu.

"Kalau gitu, ayo ke dalam! Saya sudah siapkan kursi roda," kata suster itu cepat.

Reva akhirnya menurunkan sang mama ke kursi roda dengan hati-hati. Flora berjongkok di sampingnya, menggenggam tangan Reva.

"Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Flora, suaranya penuh perhatian.

Reva menarik napas dalam. "Aku baik-baik aja."

Mereka lalu mendorong kursi roda masuk ke dalam rumah sakit.sesampainya disana sang suster membawa sang mama membawanya ke dalam ruang perawatan sementara reva dan flora disuruh menunggu di luar

”rev,,kamu bisa lihatkan betapa sayangnya mama kamu sama kamu sampai-sampai ia tak memikirkan nyawanya demi untuk menolong kamu”

”ya,,flo aku seketika ngerasa bersalah karena sudah mengacuhkannya selama ini”

Flora tersenyum tipis, menepuk pelan pundak Reva. "Setidaknya sekarang kamu sadar, Rev. Nggak ada kata terlambat buat memperbaiki semuanya."

Reva menatap lantai, jemarinya saling meremas. "Tapi... aku udah nyakitin Mama terlalu banyak, Flo. Aku nggak tahu gimana cara nebus semuanya."

Flora menghela napas, menatap Reva dengan lembut. "Yang Mama kamu butuhin bukan penebusan, Rev. Dia cuma pengen kamu ada buat dia, kayak dia selalu ada buat kamu."

Reva menghela napas panjang. "Aku takut, Flo. Aku takut Mama nggak bisa maafin aku."

Flora menggeleng. "Rev, kalau Mama kamu sampai rela ngorbanin dirinya buat kamu, itu udah bukti kalau dia nggak pernah benci kamu. Jadi jangan terlalu keras sama diri sendiri."

Reva menatap Flora dengan mata yang sedikit memerah. "Aku nggak tahu harus mulai dari mana..."

Flora tersenyum, meraih tangan Reva dan menggenggamnya erat. "Mulai dari sini, Rev. Mulai dari sekarang. Saat Mama kamu selesai ditangani nanti, temuin dia, genggam tangannya, dan bilang apa yang ada di hati kamu."

Reva terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Aku bakal coba, Flo."

Flora menepuk tangan Reva sekali lagi. "Bagus. Sekarang kita tunggu Mama kamu selesai diobati, ya."

Mereka berdua duduk di kursi tunggu, diam dalam pikiran masing-masing.

”iya flo,,btw makasih ya karena kamu gak menghakimi aku atas perlakuan aku tadi ke mama aku”ucap reva sambil menggenggam tangan flora

”ya,,sayang karena aku tau sebenarnya kamu anak baik cuman karena kesepian dan salah paham makanya kamu bersikap seperti itu”

”aku minta mulai sekarang kamu sayangin mama kamu ya seperti kamu sayang ke mama kandung kamu”ucap flora

Reva mengangguk pelan, jemarinya masih menggenggam tangan Flora. "Iya, Flo... Aku bakal coba. Aku nggak mau nyia-nyiain Mama lagi."

Flora tersenyum, menggenggam tangan Reva lebih erat. "Bagus, Rev. Aku yakin Mama kamu juga pasti bakal seneng denger itu."

Reva menarik napas dalam, mencoba menguatkan hatinya. "Tapi, Flo... gimana kalau aku tetap nggak bisa jadi anak yang baik buat Mama? Gimana kalau aku malah ngecewain dia lagi?"

Flora menatap Reva lembut. "Rev, nggak ada anak yang sempurna, sama kayak nggak ada orang tua yang sempurna. Yang penting itu niat kamu buat berubah. Mama kamu pasti lebih milih kamu yang masih berusaha daripada kamu yang terus menjauh."

Reva mengangguk pelan. "Iya, Flo... Aku ngerti sekarang. Aku cuma takut..."

Flora mengusap lengan Reva pelan. "Takut itu wajar, Rev. Tapi yang lebih penting dari rasa takut adalah keberanian buat menghadapi semuanya."

Reva tersenyum tipis. "Makasih, Flo. Aku beruntung punya kamu."

Flora terkekeh kecil. "Ya, pastinya! Aku ini spesial, Rev."

Reva tertawa kecil untuk pertama kalinya hari itu. "Iya, kamu emang spesial. Spesial nyebelin."

Flora mendelik. "Ih, dasar! Udah kubantuin, masih aja ngata-ngatain aku!"

Reva mengangkat bahu sambil nyengir. "Bercanda, Flo. Aku beneran makasih sama kamu."

Flora akhirnya ikut tersenyum. "Sama-sama, Rev. Aku cuma mau kamu bahagia, itu aja."

Saat itu, pintu ruang perawatan terbuka dan seorang perawat keluar. "Keluarga Ny.**?"

Reva dan Flora langsung berdiri.

"Iya, saya anaknya!" jawab Reva cepat.

Perawat itu tersenyum. "mama sudah selesai diobati Sekarang bisa ditemui."

Reva menelan ludah, tiba-tiba merasa gugup. Flora menepuk pundaknya pelan. "Ayo, Rev. Mama kamu nungguin tuh sana masuk"

”ya,,sayang kamu gak ikut masuk flo?”

”gak ah,,aku mending beli makanan aja buat kita lagian aku gak mau ganggu moment kamu dan mama kamu”ucap flora

1
iiq_cutegirl
/Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!