Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertengkaran dua sejoli
"please,dengerin dulu,aku gak ada apa apa sama dia,percaya sama aku,aku udah berubah, kamu tau itu"
Langkahku terhenti di depan sebuah mobil,
pandanganku tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bertengkar di parkiran mall,
tepat di hadapan mobilku.
aku berpikir apakah aku harus lanjut berjalan lalu menyuruh mereka minggir dulu karna aku mau keluar,atau menunggu.
aku melihat kiri dan kanan,tidak ada orang lain,hanya aku dan dua sejoli yang masih dalam mode marah dan membujuk.
aku berdiri agak jauh dari mereka sambil memegang gagang troli yang berisi belanjaan bulananku.
aku menahan diri untuk sabar menunggu,sambil memperhatikan mereka.
Sang pria terlihat berusaha menahan wanita itu agar tidak pergi,wajahnya tergambar perasaan tulus untuknya.
Tiba tiba wajah seseorang terlintas di pikiranku,
wajah yang begitu mempesona,membuat banyak wanita tergila gila,dan wajah itu juga yang menghancurkan kepercayaan diriku,membuat aku jatuh sedalam dalamnya.
Lama aku termenung disana,hingga
aku melihat pasangan yang tadinya bertengkan akhirnya berpelukan,mungkin sudah berbaikan,pria itu menghapus air mata wanitanya sambil tersenyum, otomatis wanita itu juga tersenyum,mereka terlihat saling mempertahankan walau seperti apapun salah paham yang ada.
setelah mereka pergi aku kembali mendorong troli ke arah mobil,tapi langkahku kembali terhenti saat namaku di panggil seseorang dari samping, terlihat seorang pria berdiri di samping mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatku berdiri,
entah sejak kapan dia ada di sana aku tidak tau.
'siapa dia',pikirku.
aku tidak ingat pernah mengenal pria itu,apa lagi melihat dari pakaiannya yang rapi dengan kemeja, ia terlihat seperti orang yang lumayan kaya atau pria yang lumayan sukses.
Saat mata kami bertemu, matanya yang tadi dingin tiba tiba berubah,aku tidak tau arti dari tatapannya, tapi itu membuat perasaanku tidak enak dengan hanya melihatnya,
aku berusaha tenang dan berpikir positif,mungkin dia adalah kenalan dalam urusan pekerjaan.
"iya,anda kenal saya"?tanyaku ramah dengan senyum formal padanya.
Dan pandangannya berubah lagi,aku tidak mau menerka nerka,dengan cepat aku mengalihkan pandangan ke arah mobil mewahnya,
Aku yakin dia orang kaya, melihat mobil mahal yang mungkin harganya milyaran.
Dan jantungku berdegub kencang saat melihat pria itu melangkah mendekatiku, pegangan troli aku genggam erat untuk menahan rasa gugup,
mataku meliar ke segala arah,tidak ada orang.
"anna,ini aku aryan"ucapnya dengan suara yang berat, suara yang aku yakin tidak aku kenal, juga wajah dan bentuk tubuh juga tidak pernah aku lihat sebelumnya.
Tapi namanya, nama yang tidak ingin aku ingat dan aku dengar tapi tidak bisa aku lupakan, nama yang aku takuti untuk aku dengar dari siapapun,kenapa?
Kenapa pria ini mengenalku?
Kenapa namanya juga aryan?
siapa dia sebenarnya?
Aku ingin pergi dari situasi ini, situasi yang seolah aku kembali ke 8 tahun lalu, aku benci diri aku sendiri yang masih tergetar hanya dengan mendengar nama itu.
'Tenang alana, banyak orang dengan nama yang sama, mungkin cuma kebetulan'
aku coba meyakinkan diri, tapi perasaan gugup dan takut tidak dapat aku sembunyikan dari pria yang sejak tadi memperhatikan gerak gerikku.
"saya pergi dulu"
kata kataku terdengar bergetar, dengan mata berkaca kaca aku mendorong troli menuju mobil yang entah kenapa terasa sangat jauh, padahal aku ingin cepat cepat pergi dari situasi ini.
"maaf anna"
kata kata itu membuat langkahku kembali terhenti.