Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HONEYMOON YANG INDAH III
Tidak terasa Mereka tertidur sudah 3 jam lamanya. Awan perlahan membuka matanya, senyumnya mengembang saat melihat istri kecilnya masih tertidur dengan pulas. Wajah cantik alaminya selalu bisa menggetarkan hati Awan.
Kini Awan pelan-pelan turun dari ranjang mereka, berusaha tak mengeluarkan suara agar istrinya itu tak terganggu. Setelah itu nampak Awan menghubungi seseorang diseberang sana. Rencananya malam ini dia akan menyiapkan makan malam romantis bersama sang istri.
Namun tak lama setelah Awan selesai bercakap-cakap ditelepon Senja pun perlahan membuka matanya juga. Awan pun segera menghampiri istri kecilnya itu.
"Sudah bangun beib" ucapnya pada sang istri.
Senja pun menganggukan kepalanya, dan saat Awan naik keatas ranjang mereka Senja langsung memeluk erat tubuh suaminya itu.
"Pengen peluk mas" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Awan pun membalas pelukan istrinya itu tak kalah posesif.
"Jangan gerak terus beib, atau kamu bisa membangunkan sesuatu dibawah sana dan akan berakhir terus ditempat tidur tanpa kita bisa kemana-mana" ucapnya pada sang istri.
Mendengar itu Senja pun mencebikkan bibirnya, "dasar mesum mulu" ucap Senja.
"Tapi kamu suka kan"? Kata Awan menggoda Senja.
"Itu sih maunya mas"? Jawab Senja tak mau kalah.
Mendengar jawaban Senja Awan langsung tertawa, " habis kamu nagih banget, legit dan sempit" ucapnya fulgar.
Senja pun langsung mencubit perut suaminya itu, "a..a... Sakit beib, kanapa perut mas kamu cubit" Awan berpura-pura kesakitan.
"Biar saja mulut kok nggak ada saringan" imbuh Senja dengan bibir mengerucut. Hal ini membuat Awan merasa sangat gemas, Awan pun mulai menggelitiki perut istrinya itu, "mas geli mas...udah mas, geli? Ucap Senja sambil tertawa lepas karena perutnya begitu geli. Namun dia juga tak mau kalah, dia juga membalas menggelitik tubuh Awan. Tawa dikamar pengantin baru itu terdengar sangat lepas dan bahagia.
"Bruuuk" tubuh Awan pun jatuh diatas tubuh mungil istrinya itu, sengaja Awan lakukan itu untuk menghoda sang istri.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Awan pun langsung mencium bibir Senja yang kini menjadi candu untuknya.
Ciuman itu terkesan sangat menuntut, Senja pun membalas ciuman suaminya. Bibir mereka saling memagut, syarat penuh hasrat didalamnya. Kini Senja mulai pandai mengimbangi suaminya itu.
Tangan Awan perlahan melepas semua kain yang melekat ditubuh Senja, dan Senja pun membantu membuka pakaian Awan.
Cumbuan demi cumbuan terasa begitu nikmat, kini Senja juga membalas cumbuan Awan tak kalah liar, bahkan beberapa tanda cinta ditubuh Awan terlihat disekitar leher dan dada bidang milik Awan.
Awan sangat menyukai istrinya saat seperti ini, Kini milik Awan sudah terlihat mengacung begitu tegaknya. Tanpa diminta Senja pun mulai mendekatkan bibirnya, lalu memainkannya dengan lidah dan bibir mungilnya itu.
"ah...beib nikmat sekali" racau Awan, tangannya kini terus memainkan bukit lembut milik istrinya itu. Awan pun memutar posisinya sehingga dia juga bisa bermain-main pada milik Senja dibawah sana.
Perlahan Awan menyesapnya, mereka pun saling menyesap satu sama lain.
"Ah.. Mas Awan" Senja melenguh penuh nikmat.
"Nikmati beib, aku juga enak banget" ucapnya Awan
"Mas..aku mau pi..pipis" ucap Senja tertahan
Mendengar itu Awan lebih bersemangat lagi memainkan milik senja dibawah sana dengan bibir dan lidahnya itu. Dan benar saja tama, "mas..." lenguh Senja, lahar panas milik Senja pun meleleh dari dalam sana, dan Awan menyesapnya tanpa rasa jijik...
Lalu Awan pun bangkit dari sana, memberi waktu beberapa saat untuk istrinya mengambil nafasnya. Perlahan Awan memasukkan miliknya kedalam milik Senja, meski sudah sangat basah namun tidak semudah itu menerobosnya. Milik Awan tergelincir disana, Awan pun kembali menekannya dan, "bless" masuk dengan sempurna. Dibarengi dengan lenguhan nikmat dan manja yang keluar dari mulut Senja. Membuat Awan seakan lupa diri, dia terus memompa tubuh Senja. Awan pun kini menggila, rasa nikmat dan hangat membuatnya memanjakan miliknya. Hingga satu jam lamanya mereka bertempur dalam kenikmatan dunia itu. Awan pun menyemburkan semua benih unggulannya dalam rahim Senja. Meteka sama-sama berharap agar akan segera tumbuh makluk mungil didalam sana.
Setelah itu mereka pun membersihkan diri, Awan menggendong tubuh istri kecilnya itu ke dalam kamar mandi. Disana Awan begitu telaten membersihkan setiap inci tubuh Senja, begitu juga dengn Senja. Namun pergerakan tangan Senja itu membuat sesuatu yang tadinya mulai tertidur harus bangun kembali.
Dan terjadilah pertempuran yang kedua disana, Awan kini kembali memacu tubuhnya. Meletakkan Senja dipangkuannya kini Awan terus meracau dan menyesap bukit sequisi Senja, menaik turunkan tubuh Senja. Mereka terus menggila menikmati setiap gesekan, dan sentuhan satu sama lain. Dan tak lama mereka bersama-sama mencapai puncak kenikmatan itu. Mandi yang seharusnya cepat selesai kini mereka juga habiskan waktu yang cukup lama disana.
Setelah selesai, Senja dan Awan pun keluar dari sana.
"Beib aku akan mengajakmu kesuatu tempat yang indah, berdandanlah yang cantik" ucapnya pada sang istri.
Mendengar iru Senja pun sangat senang, "iya mas, aku siap-siap dulu" jawabnya pada suaminya itu.
Senja memilih gaun hitam selutut tanpa lengan untuk dia kenakan malam ini. Agar serasi dengan setelan tuxedo milik Awan. Senja pun terlihat sangat cantik, dengan polesan make up tipis naturalnya dan juga gaun yang melekat sempurna ditubuh mungilnya itu membuatnya terlihat sangat anggun. Bahkan Awan dibuat kagum untuk beberapa detik saat melihat tampilan istrinya itu.
"Cantik sekali" pujinya pada sang istri. Mendengar itu senja tersipu-sipu malu. Pipinya kembali merah merona, terlihat sangat menggemaskan.
"Suamiku juga sangat tampan" pujinya pada Awan
"Atau kita habiskan waktu dikamar saja" kata Awan menggoda Senja.
"Mas..." ucap Senja dengan melototkan matanya itu.
Melihat itu Awan pun tergelak tertawa, "Baiklah nyonya Awan Abimana yang sangat cantik mari kita habiskan malam ini dengan hal-hal yang indah" ucapnya, lalu memberikan lengannya agar Senja bisa mengggandengnya penuh kemesraan.
Mendengar kata-kata Awan Senja pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Lalu dia menautkan tangannya dilengan Awan. Mereka pun keluar dari kamar mereka, menuju sebuah mobil yang sudah terpakir dedapan hotel yang merek tempati saat ini.
Sang supir pun berlari akan membukakan pintu untuk sang majikan, tapi Awan memberikan kode tidak perlu. Awan sendirilah yang membukakan pintu untuk istrinya itu.
Lalu mereka pun masuk kedalam mobil itu, membawa mereka kesuatu tempat yang indah untuk dinner kali ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dilain tempat terlihat Felisya sedang dikamar mandi miliknya dikediaman mewah milik keluarga Kenned. Entah sudah berapa kali dia harus keluar masuk kamar mandi saat ini. Perutnya seperti diaduk-aduk meminta seluruh isinya untuk dikeluarkan. Namun hanya cairan bening bercampur rasa asam dan pait yang keluar dari sana. Tubuhnya terasa sangat lemas dan wajahnya memucat.
Seharian ini dia tak bisa keluar kamarnya, sekedar kedapur mengambil makanan pun dia tidak bisa. Perutnya kini terasa sangat perih dan seperti dipelintir karena lapar. Akhirnya dia memencet interkom yang ada dikamarnya agar asisten rumahnya mengambilkan makan untuknya. Dan tak seorang asisten kepercayaannya pun mengetuk pintu kamar milik Felisya.
Dengan tertatih-tatih Felisya membuka kunci pintunya, melihat itu dengan sigap sang asisten membantu felisya kembali keranjangnya. Lalu troli makanan yang dia bawa dia dekatkan pada Felisya.
Namun saat makanan itu tercium diindra penciumannya, "hoek..hoek" Felisya pun langsung ingin memuntahkan semua isi perutnya kembali.
"Nona tidak apa-apa"? Tanya sang asisten
Belum sempat menjawabnya felisya langsung berlari kekamar mandi dengan terhuyung-huyung. Melihat itu sang asisten pun menyusul Felisya kekamar mandinya. Asisten itu membantu Felisya disana, setelah selesai Felisya dibopong kembali keranjang miliknya.
"Maid singkirkan makanan ini, aku tak tahan dengan aromanya" ucap Felisya pada asisten rumah tangganya itu. Mendengar itu si asisten sangat heran padahal ini adalah makanan kesukaan sang nona muda.
"Baiklah nona, apa perlu dipanggilkan dokter Antonio"? Tanyanya kembali.
"Tidak perlu maid, mungkin aku hanya kelelahan saja. Biar aku istirahat sebentar nanti juga membaik" ucapnya.
"Baiklah Nona, apa ada yang dibutuhkan lagi"?
"Ambilkan saja aku juice lemon, dan juga mangga kupas. Aku ingin memakannya sekarang" perintah Felisya
Si asisten rumah tangga itu pun pergi dari sana mengambilkan apa yang diminta Felisya saat ini.