Julian Lewis seorang pria yang bekerja sebagai pengirim barang.
Dia dihianati istrinya didepan matanya sendiri saat dia mengantarkan sebuah paket makanan pada Apartemen .
Julian melihat istrinya yang sedang bermesraan dengan pria lain.
Julian frustasi karena perbuatan istrinya tersebut.
Tapi saat dia sedang berada dalam masa terkelamnya . tiba - tiba anugrah sistem Harem didapatkan olehnya.
Dengan Sistem tersebut Julian di berikan tugas untuk membuat Para Wanita jatuh cinta padanya.
Tentu saja Julian akan mendapat berbagai keuntungan jika bisa mendapatkan Cinta Wanita yang menjadi target Haremnya.
Akankah Julian Bangkit kembali...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hp Spek Rendah Milik Milyarder ?
Karena semuanya diam, Julian mengira jika uangnya kurang, jadi dia buka suara lagi " kalau kurang saya bisa tambahkan 500 juta dolar lagi !" ucap Julian enteng.
Noah langsung menjawab " tidak, tidak Tuan Lewis, 1 Milyar dolar sudah cukup untuk berinvesatsi, kita bicarakan ini nanti setelah acara ini selesai, karena masalah anda akan menginvestasikan dana yang besar, saya akan memberikan anda saham di perusahaan yang saya sedang kelola sendiri !" ucap Noah yakin.
Teman - teman Noah saling menatap, mereka bergelut dengan pikirannya masing - masing.
" *Sial !, jika saja aku sudah memiliki perusahaan sendiri, pasti aku tidak akan ragu mengajak Tuan Lewis untuk bekerja sama denganku !"
" Tuan Campbel memang sangat pintar, dia langdung menarik orang yang punya banyak uang dengan cepat !"
" Andaikan saja aku seperti Tuan Campbel, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama* !"
Pada dasarnya setiap anak - anak yang data ke acara tersebut memang orang kaya, tapi mereka tidak seperti Noah yang sudah mulai menjalankan bisnisnya sendiri.
Mereka semua masih tergantung dengan keluarganya, karena keluarga mereka belum sepenuhnya percaya jika mereka mampu memegang sebuah perusahaan.
Berbeda dengan Keluarga Campbel, anak - anak mereka memang dituntut untuk mandiri dan mendirikan perusahaan sendiri untuk menentukan mereka layak atau tidak duduk di barisan inti keluarga Campbel.
Sebenarnya Noah anak paling buruk perkembangannya di antar anak - anak lainnya, dia menempati posisi paling buncit untuk keuntungan yang dia dapat dari bisnisnya.
Untuk itulah Noah ingin bekerja sama dengan Julian, karena dia pikir Julian orang yang mampu untuk meningkatkan perusahaannya.
Sementara Levin hanya tersenyum masam, pasalnya penghasilan bersih keluarga mereka hanya ratusan juta dolar pertahun, jadi tidak mungkin untuk dirinya memasukan nama Julian dalam pemegang saham, yang ada nanti malah Julian yang menjadi pemegang saham terbesar diperusahaannya.
Julian mengangguk " Terimakasih Tuan Campbel, saya akan mengingat kebaikan anda " ucap Julian Tulus.
" Tuan Lewis, anda jangan terlalu Formal, panggil saja aku Noah, karena sekarang kita akan menjadi partner !" ucap Noah bersemangat.
" Ah.. Baiklah Noah, kamu juga bisa memanggil aku Julian "
Mereka berdua langsung akrab satu sama lain, Okta yang melihat itu semakin kagum pada Julian, pasalnya dia bisa langsung akrab dengan salah satu anak euarga terkaya di kota Fornas.
Okta berpikir jika Julian sudah terbiasa dengan lingkaran kelas atas, makanya dia sangat tenang saat baru bergabung dengan anak - anak kaya tersebut.
Levin yang juga tidak mau kehilangan kesempatan untuk bergaul dengan Noah dan yanga lainnya karena dia juga belum akrab dengan mereka, dia menjual nama Julian.
" Tuan - Tuan, bagaimana kalau membuat grup Wathsap, jadi kita bisa membantu satu sama yang lain jika kita Butuh bantuan, Tuan Lewis apakah anda keberatan ?" tanya Levin meminta persetujuan Julian, pasalnya dia tahu, jika Julian ikut maka semua orang juga pasti akan ikut bergabung.
Julian yang Notabenya ingin memiliki Koneksi, tentu saja dia langsung setuju " Oh tentu... Aku akan ikut !" ucap Julian enteng.
Benar saja saat Julian bilang ikut, semua orang langsung ikut nimbrung.
" Aku juga ikut, benar kata Levin, ada baiknya kita membuat sebuah grup Obrolan !"
" ya, aku juga setuju !"
" Aku juga ikut !"
Levin menatap Noah sambil tersenyum, dia bertanya " Taun Campbel, apakah anda ikut juga ?"
" Karena Tuan Lewis juga ikut, aku rasa tidak salahnya membuat grup Obrolan !" ucap Noah juga setuju.
Levin tersenyum senang " Baiklah ini Nomorku, kalian kirim nomornya dan aku akan membuat grup Obrolannya, Tuan Lewis dan Tuan Noah yang akan memimpin Obrolan ini !"
Mereka semua memberikan nomornya, Levin dengan sigap memasukan nomor mereka ke Grup yang baru di buat.
" Tuan Lewis, mana nomor anda ?" tanya Levin sopan karena hanya Julian yang belum memberikan nomornya.
" Oh maaf aku lupa !" Julian mengambil ponselnya di saku.
Betapa terkejutnya mereka saat melihat Ponsel Julian, Pria yang mampu Berinvestasi 1 Milyar dolar, memiliki Ponsel Jadul dengan spek rendah, ditambah terlihat layar Ponsel sudah ada yang retak.
" *Astaga ... Seorang Milyarder memang beda, dia tidak perlu menunjukan kemewahannya tentang ponsel !"
" Jadi begini cara hidup seorang Milyarder, ponsel baginya hanya alat komunikasi saja ?"
" Aku sangat malu setelah melihat ini, aku rela membeli Kredit Iphone 13 hanya untuk gaya - gayaan saja* !"
Semua anak orang kaya berpikir jika Julian sengaja tidak membeli Ponsel spek baru, karena mungkin baginya itu hanya sebuah ponsel yang gunanya untuk berkomunikasi.
Noah juga tersenyum kecut saat melihat ponsel Julian, karena dia tidak pernah melihat anak orang kaya yang tidak mementingkan barang mewah, jika untuk ukuran Julian, Noah yakin dia bisa membeli jenis ponsel dengan spek gahar berpapun yang dia inginkan.
Julian yang melihat semua teman barunya memandang dia, Julian bertanya " Kenapa ?, apa ada yang salah denganku ?"
Noah bergegas menjawab, karena dia takut Julian tersinggung " Ah.. Tidak ada Julian, kami hanya sedang menunggu kamu menambahkan nomor, takutnya nanti Levin salah dengar " Noah menyikut perut Levin memberikan kode.
" Be..benar kata Tuan Campbel, Tuan Lewis " Keringat dingin bercuruan di dahi mereka semua, pasalnya mereka takut menyinggung Julian.
Julian mengangguk mengerti, dia kemudian memberikan nomornya pada Levin, Levin langsung memasukan Nomor tersebut ke Grup Obrolan yang di berinama Fornas Elite.
" Tuan Lewis, coba anda mengetik sesuatu untuk membuka obrolan di Fornas Elite !" ucap Levin penuh Arti.
Semua orang mengangguk setuju, pasalnya mereka takut jika Julian memberikan Nomor palsu, bukan nomornya sendiri.
Julian langsung mengetik kata ' Halo ' di grup tersebut, seketika bunyi Notifikasi langsung masuk keponsel mereka semua.
Mereka semua tersenyum senang, karena bisa memiliki Nomor Julian, begitu juga Levin dan Noah yang Notabenya sangat berharap banyak pada Julian.
" Tuan Julian, dsri tadi anda hanya berdiri disini, mari kita nikmati pestanya " Levin mengajak Julian ketempat makanan.
Tentu saja Julian tidak menolak, dia lansung mencicipi semuanya, Okta yang melihat itu tersenyum " Julian, pelan - pelan makannya " Ucap Okta lembut sambil mengusap makanan yang ada di pinggir Mulut Julian.
Julian tersenyum " Ah.. Maaf, aku tadi lupa makan dirumah jadi begini " ucap Julian malu - malu.
Teren Zak, kekasih Natali yang kebetulan datang ketempat tersebut menegur " Iyalah .. Tidak makan, orang mau makan saja kamu susah !" Cibir Teren.
Julian menoleh kearah Suara, dia mengepalkan tangan saat melihat Teren, yang lebih menjengkelkannya lagi, Teren menggandeng Wanita lain bukannya bersama Natali.
Akan munafik jika Julian bilang kalau dia sudah tidak mencintai Natali, Walaupun sedikit pasti dia masih memiliki rasa itu.
Julian mungkin mencoba untuk menyangkalnya, tapi nyatanya dia masih marah saat Teren cuma mempermainkan Natali.
.
.
.
males jadinya...