Cinta Berselimutkan Lara

( Terkadang Memang Takdir itu Datang Tampa Kita Pinta, Meskipun Takdir Buruk Tidak Pernah Bisa Di Ubah Dalam Hidup, )

Salma Memegang Lengan Ibu Nya Yang Sedang Naik Pitam. Tampak Nya Septi Yang Paling Heboh...

" Biar Ku Bakar Nanti Gubuk Ini... kau Lihat Lastri Anak Mu Meniru Kelakuan Mu, Wanita yang Setiap Hari Memakai Pakian Yang Tertutup Ternyata aslinya Sangat Murahan. Dapat Bayaran Berapa Dia? Sampai Rela Di Jamah tubuh Nya Oleh Orang Yang Baru Saja Dia Kenal " Tanpa Mengetahui Kebenaran Nya septi Menunjuk-Nunjuk Wajah Bu Lastri Yang Meneteskan Air Mata. Sekali Gus Merah Padam Karena Meredam Malu.

" Ibu Sudah Cukup, ibu Ini Ngomong Apa Sih? " Salma Berusaha Megeraii Ibunya Yang Tidak Bisa Jaga Mulut.

Sania Dan Aditya Kaget Saat Mereka Berdua Membuka Mata Sudah Ada Banyak Orang Yang Berkerumun di Hadapan Mereka.

" Lihatlah Pasangan Laknat ini Mereka Sudah Bangun Setelah Asik Mendesah Di Gubuk Ku! " Septi Langsung Menarik Lengan Sania.

Tentu Saja Sania Dan Aditya Bingung Karena Mereka Berdua Mendapatkan tuduhan Yang Sama Sekali Tidak Merka Lakukan.

" Apa-Apa Ini? " Aditya Yang Kaget Langsung Beranjak Dari Amben,

" Halah... Sudahlah Kau Jagan Munafik Pemuda, Kau Datang Kedesa Ini Dengan Berkedok Sebagai Orang Pintar Namum Ternyata Akal Mu Sangat Lah Licik!" Septi Berkecak Pinggang.

" Pak Kades Tolong,,, ini Tidak Seperti Apa Yang Kalian Lihat " Aditya Berusaha Menjelaskan Kebenaran Nya Pada Semua Orang.

" Sania Apakah Benar Yang di Katakan Bu Septi Nak? " Bu Lastri Memeluk Anak Nya Erat

" Tidak Bu, Sania Tidak melakukan Apa Pun Dengan Pak Aditya... tadi Kami Hanya Menunggu Hujan Reda Bu Namun Kita Sampai Ketiduran " Sania Meyakinkan Sang Ibu.

Namun Tetap Saja warga Yang Ikut Termakan Omongan Septi. " Mana Ada Maling Yang Mau Ngaku Hah- Mana Ada Maling Mau Ngaku? Coba Kalau Kau Dan Laki-Laki itu Tidak Melakukan Apa Pun Di Gubuk Ku Untuk Apa Kau Memakai Jas Laki-Laki itu " Septi Terus Memojokan Sania.

" Sudah Kita Selesaikan Di balai Desa, Ayo Pak Aditya Dan Juga Dek Sania Ikut Kami Ke Balai Desa " Pak Kades Menghentikan Kericuhan Di Gubuk Itu Sejenak..

Sania Menangis Sesengukan Sementara Aditya Tampak Nya Menekuk Wajah Sungkan.

" Sial Apa Yang Terjadi Menggapa Warga Di sini Semua Menuduh Ku Telah Menodai Seorang Gadis " Gumam Aditya Sambil Ia Terus Berjalan Mengikuti warga Ke Balai Desa.

Sania Terus Memegang Erat Tangan Ibu Nya Dan Tangan Salma. Kini Mereka Berdua Di Sidang Di Saksikan Oleh Banyak orang Langsung Tepat Jam Sembilan Malam.

Tentu Saja Warga Sangat Penasaran Karena Ada Kericuhan Di Balai Desa Tengah Malam.

" Ck... Sudah Miskin Berlagak Jual Diri Pula! Pantas Saja Langsung Kepergok " Cibir Hima Yang Memang Sangat Tidak Suka Dengan Sania.

" Iya Banyak Tingkah Sekali Si Kuli Itu, Harusnya Dia Tahu Siapa Yang ia Goda Toh, Laki-Laki Dewasa Yang Usia Nya Jauh Dari Kita " Bisik Nidya Ikut Campur, Sambil Bibir Mereka Tersenyum Penuh Ejekan.

" Namanya Saja Jual Diri Mungkin Dia Pikir Bakal Dapat Uang Banyak Jika Menggoda Laki-Laki Bermobil " Hima Menyaksikan Persidangan Sania Sambil Bibir Nya Terus Mencibir

" Kalian Ini bisa Diam Tidak! Jagan Terus Mengorek-orek Kesalahan Orang Tampa Berkaca Terlebih Dulu." Salma Mendengus Kesal Pada Hima Dan Nidya

Air Mata Sania jatuh Berderai Baju Yang Ia Kenakan Masih Basah Di Badan. " Demi Allah Pak Saya Berani Sumpah.. Saya Dan Pak Aditya Tidak Melakukan Apa pun!" Sania Terisak Masih Duduk Berdampingan Dengan Aditya.

" Tolong Pak,,, Lagi Pula Kan Bapak Tahu Maksud kedatangan Saya Kesini! " Kini Giliran Aditya Yang Berbicara.

Pak Kades Bingung Namun Juga Adat Desa Ini Akan Menikahkan Siapa Pun Yang Berani Melanggar Aturan Adat Desa Nya.

" Nikahkan Saja Pak... Kalau Tidak Bakar Saja Mereka Hidup-Hidup Karena Sudah Bikin Kotor Desa Saja." Ucap Para Warga..

Tentu Saja Hal Itu Membuat Sania Dan Aditya Bergidik Ngeri Meskipun Mereka Tidak Melakukan Hal Itu, Mereka Harus Tetap Di Nikahkan karena Di Anggap Sial Jika Tidak Di Nikahkan.

" Baik Pak, Jika itu Adat Desa Ini Saya Akan Bertanggung Jawab Menikahi Gadis ini " Ucap Aditya Lantang Meskipun Raut Wajah nya Tampak Kesal.

Tentu Saja Para Gadis-Gadis Desa Yang Mengagumi Ketampanan Aditya Tadi Pagi Sangat Syok Antara Tidak Percaya Namun Ini Lah Kenyataan Nya.

Sania Akhirnya Di Bawa Oleh Salma Sejenak Untuk Menganti Pakean Nya Yang Basah, Dengan Air Mata Yang Terus Berderai Sania Terpaksa Menerima Kenyataan Pahit Bahwa Dirinya Akan Di Nikahkan Dengan Pria Asing Yang Baru Saja Ia Temui.

" Sal... koe Percaya Ra? Kalau Awak Ku Melakukan Hal Sehina Itu? " Isak Sania Bertanya Kepada Salma (Sal, Kamu percaya tidak kalau diri ku Melakukan Hal sehina Itu?)

" Mboten San... Mboten percaya Aku." Kali ini Hanya Salma Yang Percaya Pada Dirinya. (tidak San, Aku tidak Percaya )

Memang Salma Bukanlah Sahabat Nya Sania Namun Mereka Dekat Sesekali Karena Terhalang Oleh Septi Ibu Nya Salma Melarang Salma Berteman Dengan Sania Lantaran Starta Sosial Mereka.

" Maafkan Aku Yah San, Tidak Bisa Belain Kamu, Tapi Aku Percaya Sama Kamu Kalau Kamu Ngak Mungkin Serendah Itu " Salma Menenagkan Sania Mengusap Air Mata Nya Yang Menetes.

Setelah Selesai Sania Dituntun Duduk Di Samping Aditya Untuk Di Nikahkan. Pernikahan Mereka Di Gelar Secara Sirih Di Saksikan Oleh Saksi Dan Wali Hakim.

isak Tangis Bu Lastri Pecah Saat Sania Memeluk Nya Erat, Sekarang Sania Sudah Resmi Menjadi Seorang Istri.

Tadi Siang Sania Izin Mencari Rumput Namun Malam Nya Sania Malah Di Nikahkan. " Nak' Kamu Yang Sabar Yah, Ibu Berdo'a Semoga Rumah Tangga Kamu Sakinah, Mawadah, Warahma'ah " Bu Lastri Mengecup Lembut Kening Putri Nya.

" ibu Percayakan Sama Sania? " Sania Memegang Kedua Tangan Ibu Nya.

" iya Nak' Sabar " Bu Lastri Menggangguk Sambil Mengusap Air Mata Putri Nya.

Lain Halnya Dengan Aditya Ia Malah Tampak Kesal Karena Dirinya Malah Ijab kabul, Dengan Wanita Lain.

Padahal Harapan Nya Setelah Pulang Bertugas Ia Akan Melamar Karina Dan. Segera Menikahi nya, Namun Harapan Nya Tidak Sesuai Dengan Kenyataan.

Setelah Pulang Dari Balai Desa, Bu Lastri, Sania, Dan Juga Aditya Jalan Beriringan Menuju Kediaman Sania.

Mulut Nya Memang Tidak Menghina Rumah Sania, Namun Wajah nya Sangat Kentara Tidak Suka Berada Di Rumah Sania. Tampak Nya Aditya Menekuk Wajah Kesal Di Tambah Di Desa Tiga Sari Sangat Sulit Sekali Sinyal Nya.

" Andai Saja Waktu Bisa Di Putar, Aku Tidak Akan Mungkin Meminta Bantuan Pada Gadis itu. Semua nya Jadi Kacau Lalu Sekarang Aku Harus Bagai Mana? " Batin Aditya Bingung Sambil Ia Membuntut Sania Masuk Kedalam Kamar

.

.

.

" Bersambung "