Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keindahan festival bulan darah
Han Yu memalingkan wajahnya setelah dia menyadari keberadaannya telah di ketahui.
Sedangkan Tuan muda Zhen Shunxi masih melihat gadis muda di antara kerumunan orang-orang di jalur utama.
"Ketua, umpan telah di berikan. Kita sudah bisa menunggu ikan untuk datang," ujar pria yang baru saja datang.
Pandangan dingin itu menatap kembali kearah ujung menara tinggi. "Lakukan seperti yang telah kita rencanakan."
"Baik." Pria itu pergi kembali setelah mendapatkan perintah lanjutan.
Tuan muda Zhen Shunxi berjalan pergi dengan sesekali melirik gadis yang ada di antara kerumunan banyak orang. Seringaian tipis terlintas di wajahnya.
Tepat di jam sepuluh malam cahaya rembulan terlihat sangat terang namun juga menakutkan. Cahaya kemerahan membentang menyelimuti setiap tempat yang ada di penjuru negeri. Tanpa adanya pembatas awan menjadi penghalang. Semua orang menikmati keindahan dari munculnya bulan darah yang selalu terlihat setiap satu tahun sekali.
Han Yu menatap tidak percaya saat dia menyaksikan sendiri bulan darah benar-benar terlihat di langit. Bukan berbentuk bulat sempurna mengeluarkan sinar merah terang. Bintang bahkan terlibat saling menyatu membentuk keindahan galaxy luar. "Waahhh... Ini sangat indah." Gadis itu terus menatap tanpa bisa berkata-kata. "Jika benar aku telah berada di ruang dan waktu berbeda. Apa semua ini benar-benar sebuah kenyataan? Atau mimpi yang tidak dapat aku lepaskan?"
Semua orang membawa setangkai bunga berwarna putih jernih dan hanya memiliki lima kelopak di setiap tangkai.
"Kakak..." Tuan muda kedua Han Rui memberikan satu tangkai bunga yang di beri nama Guang memiliki arti cahaya atau kemuliaan.
Han Yu mengambil tangkai bunga yang di berikan adiknya. Dia mengarahkan tangkai kearah langit malam seperti yang di lakukan semua orang. Cahaya dari rembulan perlahan seperti serbuk kecil yang berjatuhan dari langit. Sangat indah dan penuh keajaiban.
Serbuk cahaya yang berjatuhan akan merubah bunga menjadi merah seperti bulan darah. Setelah bunga mulai berubah, bulan kembali ke warna asalnya. Cahaya kemerahan langsung menghilang di gantikan rembulan malam seperti bisanya. Han Yu menatap kearah bunga di tangannya. Dia sedikit menyentuh bagian kelopak bunga yang sudah menjadi warna merah.
Bunga yang ia sentuh langsung bergoyang pelan dengan sangat lembut mengeluarkan serbuk kemerahan. Senyuman Han Yu semakin indah.
Nyonya besar Han mendekat kearah putrinya juga putranya. "Kita harus segera kembali. Sebelum semua orang mulai berjalan menuju ke arah menara."
"Benar. Jangan terlalu lama di sini. Situasi akan berbahaya di saat dewi menunjukkan wujudnya." Tuan besar Han merangkul tubuh istrinya. "Han Rui, jaga kakak perempuan mu dengan baik. Jika ada orang yang tidak sabar ingin berlari kearah menara. Keramaian akan menjadi bencana."
Han Yu menatap binggung. "Ayah, dewi apa?"
"Ayah akan menjelaskannya saat kembali. Sekarang kita harus segera pergi. Atur penjagaan. Jangan sampai ada yang menyentuh atau melukai Nona pertama dan Tuan muda," ujar Tuan besar Han kepada semua pengawal kediaman.
"Baik."
Semua pengawal juga pelayan langsung membuat pertahanan mengelilingi seluruh keluarga Han yang hanya berjumlah empat orang.
Benar saja di antara ratusan ribu orang yang ada di alun-alun Ibu Kota. Sebagain lainnya berjalan menuju kearah menara yang ada di sebelah timur alun-alun. Menara itu sangat tinggi juga besar. Bahkan hampir menyamai besarnya luas tempat terbuka di alun-alun kota.
Tuan muda kedua Han Rui menggenggam tangan kakak perempuannya dengan cukup kencang. Dia tidak ingin kakak perempuannya bercampur di antara kerumunan.
Cuiii...
Doorrr...
Ratusan kembang api meledak di langit malam menambah keindahan.
"Dewi akan segera datang."
"Ayo cepat. Kita harus segera mendapatkan keberkahan darinya."
"Berjalan lebih cepat."
Semua orang berjalan kearah timur. Sedangkan Tuan besar Han bersama seluruh keluarganya harus menembus jalur kearah barat. Setelah mereka sampai di jalur utama. Nafas lega di rasakan semua orang.
"Kakak?" Tuan muda kedua Han Rui tidak menemukan kakak perempuannya. Tanpa ia sadari dia sudah tidak menggenggam tangan kakak perempuannya lagi. "Kakak perempuan menghilang? Ibu, Ayah. Kakak tidak ada bersama kita."
"Yu er menghilang? Cepat cari Nona pertama," ujar Tuan besar Han yang mulai tidak karuan.
Nyonya besar Han menatap kesegala arah dengan kekhwatiran. "Suamiku, kita harus segera menemukannya. Jangan sampai melewati tengah malam."
"Aku akan meminta bantuan. Kalian pulanglah lebih awal," Tuan besar Han mencoba menenangkan istrinya. "Aku pasti akan menemukannya."
Nyonya Han di ikuti semua pengawal juga pelayan pergi telebih dulu menuju kediaman. Sedangkan Tuan besar Han bersama putranya pergi menuju ke tempat prajurit pengawal kota. Di sana sudah ada sekitar dua puluh kepala keluarga yang telah menunggu putrinya dapat kembali bersama mereka. Putri mereka hilang di tengah-tengah kerumunan sama seperti Nona pertama Han Yu.
"Ayah, putri mereka hilang sama seperti kakak perempuannya. Jika kita hanya mengandalkan orang lain untuk mencari keberadaan kakak perempuan. Hasil yang akan kita dapatkan juga sulit di pastikan. Di tambah keramaian masih memenuhi tempat ini." Tuan muda kedua Han Rui sudah tidak sabar lagi ingin pergi mencari kakak perempuannya. Dia takut kakak perempuannya seperti korban yang lainnya. Di tahun-tahun sebelumnya.
Kekhawatiran terlalu kuat menekan Tuan besar Han. Pria itu bahkan tidak bisa memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"Ayah."
"Biarkan ayah membuat laporan terlebih dulu. Setelah semua pengawal kediaman datang kita akan mencarinya bersama." Tuan besar Han langsung ikut berkumpul di antara Tuan rumah lainnya untuk membuat laporan.
Setelah laporan selesai di buat dan para pengawal kediaman telah datang Tuan besar Han bersama putranya mulai melakukan pencarian. Setelah Nyonya besar Han kembali, wanita itu mengumpulkan seluruh pengawal kediaman yang berjumlah lima ratus orang. Karena tidak ingin terlalu menarik perhatian orang banyak. Nyonya Han dan suaminya hanya membawa beberapa pengawal kediaman. Saat mereka pergi ke alun-alun. Tapi siapa sangka pengawalan tidak bisa di lakukan dengan baik. Bahkan menyebabkan putrinya menghilang.
Tuan besar Han bersama dua ratus pengawal mencari kearah kerumunan banyak orang. Dan Tuan muda kedua Han Rui bersama tiga ratus pengawal mencari ketempat lain. Mereka menyebar untuk bisa segera menemukan Nona pertama Han Yu yang telah menghilang. Sebelum melewati tengah malam mereka harus segera menemukan keberadaan Nona pertama Han Yu. Jika tidak jasad Nona pertama yang justru akan kembali ke depan rumah di saat menjelang pagi hari.
Meskipun sudah ada banyak korban. Kaisar Jing Bai masih saja tidak bersedia menghentikan kegiatan tahunan untuk sementara waktu hingga keadaan menjadi aman. Para petinggi pemerintah juga telah melakukan banyak proses. Namun hasil tidak pernah di dapatkan.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu