NovelToon NovelToon
Suara Hati DARREN

Suara Hati DARREN

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Balas Dendam / Berbaikan / Anak Genius / Murid Genius / Mengubah Takdir
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Sandra Yandra

Menceritakan seorang pemuda bernama Darren yang kehidupannya tampak bahagia, namun terkadang menyedihkan dimana dia dibenci oleh ayah dan kakak-kakaknya karena sebuah pengakuan palsu dari seseorang.

Seseorang itu mengatakan bahwa dirinya sebagai pelaku atas kecelakaan yang menimpa ibunya dan neneknya

Namun bagi Darren hal itu tidak penting baginya. Dia tidak peduli akan kebencian ayah dan kakak-kakaknya. Bagi Darren, tanpa mereka dirinya masih bisa hidup bahagia. Dia memiliki apa yang telah menjadi tonggak kehidupannya.



Bagaimana kisah kehidupan Darren selanjutnya?
Yuk, baca saja kisahnya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandra Yandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Detik-Detik Kehancuran Keluarga Wina

Keesokan Harinya..

"Kamu dikeluarkan dari Kampus ini!" seorang Rektor berbicara dengan seorang mahasiswi yang duduk di depannya.

Deg..

Mahasiswi cantik yang duduk di depan sang rektor seketika terkejut. Dia tidak mengerti dan tidak tahu apa kesalahannya sehingga dia dikeluarkan dari Kampus.

"Apa salah saya, Prof?"

Braakk..

Seketika Rektor tersebut memukul mejanya dengan keras setelah mendengar pertanyaan dari mahasiswinya itu.

"Masih berani kamu bertanya apa kesalahan kamu?!" bentak Rektor tersebut. "Apa kamu tidak sadar atas apa yang sudah kamu lakukan?!"

Mendengar ucapan sekaligus jawaban dari sang rektor membuat mahasiswi itu seketika terkejut. Tubuhnya tersentak.

"Kau buka ponselmu, lalu lihat berita yang tersebar di televisi dan internet. Setelah itu, kau baru menyadari kesalahanmu."

Mendengar ucapan sekaligus perintah dari sang Rektor membuat mahasiswi tersebut langsung mengeluarkan ponselnya.

Setelah ponselnya di tangannya, dia membuka Aplikasi Internet dan Media Sosial lainnya.

Beberapa detik kemudian..

Mahasiswi itu seketika langsung menggelengkan kepalanya tak percaya apa yang telah dia lihat di layar ponselnya.

"Tidak, ini bukan aku. Ini bukan aku. Aku tidak pernah melakukan hal serendah ini." Mahasiswi itu tampak syok atas apa yang dia lihat.

Video yang ditonton oleh mahasiswi itu adalah video tak senonoh dirinya dengan tiga laki-laki. Yang lebih parahnya adalah, wanita di dalam video itu yang wajahnya begitu mirip layaknya saudara kembar berpakaian setengah terbuka sehingga memperlihatkan bagian tubuh atasnya.

Sementara untuk tiga laki-laki itu tengah menggerayangi tubuh bagian atasnya.

"Bagaimana? Sudah tahu letak kesalahanmu?"

Mendengar sindiran dari sang rektor membuat mahasiswi itu langsung melihat kearahnya.

"Prof, ini bukan saya. Saya berani bersumpah. Saya tidak berpakaian seperti itu apalagi sampai melakukan hal menjijikan seperti itu," ucap mahasiswi itu jujur.

"Video itu sudah menunjukkan bahwa wanita itu adalah kamu. Video itu asli karena beberapa menit yang lalu ada seseorang yang memberikan keterangan kepada saya. Kemungkinan semua orang sudah mengetahuinya."

Mahasiswi itu menggelengkan kepalanya secara brutal. Dan jangan lupakan air matanya menganak sungai membasahi pipinya.

"Mulai detik ini kamu bukan mahasiswi saya lagi. Kamu resmi saya keluarkan. Sekarang pergilah!"

Dengan hati yang terluka, mahasiswi itu pun pergi meninggalkan ruangan Rektor.

Setibanya wanita itu diluar, semua mahasiswa dan mahasiswi mengejeknya. Mereka melontarkan kata-kata hinaan dan cacian kepadanya.

***

Di sebuah rumah terlihat beberapa orang berkumpul disana. Rumah itu adalah rumah keluarga dari Wina. Yang berkumpul disana adalah saudara-saudaranya dari ayahnya Wina.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa perusahaanku tiba-tiba mengalami kerugian begitu besar. Bukan itu saja, dana perusahaan tiba-tiba berkurang hanya satu hari dan sekitar 30 perusahaan tiba-tiba membatalkan kerjasama dengan perusahaanku," ucap pria yang berstatus ayah dari Wina.

"Kak, bagaimana ini? Kita tidak bisa diam saja. Kita harus melakukan sesuatu untuk mempertahankan perusahaan kita," ucap adik laki-laki pertama ayahnya Wina.

"Iya, kak! Kita harus melakukan sesuatu. Jika kita sudah kehilangan beberapa rekan kerja, kita bisa cari rekan kerja baru," sela adik laki-laki kedua ayahnya Wina.

Pria yang berstatus ayahnya Wina hanya diam. Dia saat ini tampak bingung, khawatir dan juga takut. Dia tidak ingin kehilangan perusahaannya. Perusahaannya itu adalah nyawanya, mata pencariannya dan kehidupannya bersama istrinya dan anak-anaknya.

Ketika anggota keluarga Wina sedang khawatir dan ketakutan akan perusahaannya masing-masing, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan anggota keluarga dari pihak ibunya Wina.

"Kak, ada apa?" tanya ibunya Wina kepada kakak laki-laki tertuanya.

Wanita itu menatap wajah kakaknya dan beralih menatap wajah semua anggota keluarganya dengan tatapan khawatir.

"Kita semua hancur, Lestari! Kita hancur," ucap sang kakak laki-lakinya.

"Hancur? Maksud kakak apa?" wanita yang bernama Lestari bertanya dengan ekspresi tidak mengerti.

"Kita kehilangan semuanya, Lestari!! Mulai dari perusahaan sampai rumah milik kita," sahut kakak laki-laki kedua Lestari.

"Apa?" Lestari terkejut.

Bukan hanya Lestari saja yang terkejut, melainkan anggota keluarga dari suaminya juga terkejut.

"Bukan itu saja. Dua keponakanmu yaitu Egra dan Redy dipecat dari perusahaan karena dituduh telah melecehkan dua karyawan wanita di perusahaan tempat mereka berkerja," ucap adik laki-laki Lestari.

Lestari kembali terkejut dengan tatapan matanya menatap kearah dua keponakannya Egra dan Redy. Begitu juga dengan suaminya Lestari dan anggota keluarganya.

"Kenapa masalah datangnya bersamaan?!" seru adik perempuannya Wina.

"Apa maksud kamu, Wisya?" tanya kakak tertua Lestari.

"Bukan hanya Paman dan anggota keluarga Copra saja yang mendapatkan masalah, melainkan Papa dan semua anggota keluarganya juga mengalami hal yang sama," jawah Wisya.

Semua anggota keluarga Copra terkejut. Mereka menatap kearah suaminya Lestari dan anggota keluarganya.

"Wisnu, apa itu benar?"

"Iya, kak! Apa yang dikatakan oleh Wisya benar. Perusahaan kami mengalami masalah besar. Bisa dikatakan diambang kehancuran."

Anggota keluarga Copra terkejut mendengar jawaban sekaligus pengakuan dari suaminya Lestari.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa keluarga kita secara bersamaan mendapatkan musibah seperti ini?" tanya istri dari adik laki-laki kedua ayahnya Wina.

Wina sejak tadi hanya diam. Hanya tatapan matanya dan telinganya sebagai perwakilan untuk melihat dan mendengar pembicaraan tersebut. Dia juga berpikir kenapa dua keluarganya mendapatkan masalah secara bersamaan.

"Apa Papa dan kalian pernah menyinggung seseorang?" tanya putra kedua dari adik perempuan ayahnya Wina dengan tatapan matanya menatap semua anggota keluarganya.

"Tidak!" para ayah dan para sepupunya menjawab bersamaan.

Detik kemudian..

"Papa, Mama!"

Tiba-tiba mereka semua mendengar suara teriakan dari seseorang yang memasuki ruang tengah.

Mereka semua dengan kompak melihat keasal suara. Dan dapat mereka lihat bahwa putri bungsunya/adik bungsunya/keponakannya datang dengan wajah tak baik-baik saja.

***

Rumah Sakit..

Suasana rumah sakit saat ini tampak ramai dimana semua orang terdekat Darren datang. Kini kondisi Darren sudah stabil. Dia sudah tidak menggunakan alat-alat medis di tubuhnya. Hanya tersisa jarum infus di tangannya.

Kini posisi Darren tengah duduk bersandar di tempat tidur. Tatapan matanya menatap tak semangat saat ini.

"Kakak senang lihat kamu sudah tidak apa-apa," ucap Darka sembari mengusap kepala adiknya.

"Jangan sakit-sakit lagi. Kakak nggak sanggup lihat kamu kesakitan," ucap Gilang dengan tangannya memijat-mijat tangan adiknya.

Mendengar ucapan dari kedua kakak kesayangannya Darren langsung melihat wajah kakaknya itu. Kemudian dia tersenyum tipis.

Setelah itu, Darren menatap lurus ke depan. Dan detik kemudian, dia melamun. Banyak hal yang dia pikirkan saat ini.

Melihat Darren yang tiba-tiba diam dan melamun membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut menatap dirinya khawatir.

Orang-orang yang ada di ruangan rawat Darren hanya bisa diam. Tidak ada satu pun yang bersuara. Mereka masih setia melihat kearah Darren yang saat ini tengah melamun.

[Aku meyakini bahwa Bibi Celsea menyembunyikan sesuatu dariku. Jika tidak, Bibi Celsea tidak akan segugup itu ketika aku bertanya tentang sakit di dada kiriku]

Mereka semua terkejut ketika mendengar suara hati Darren yang kini mencurigai Celsea, ibunya Axel. Yang paling terkejut adalah kelima ketua mafia. Mereka tidak menyangka jika bisa mendengar suara hati Darren.

Darren seketika tersenyum di sudut bibirnya. Dan senyumannya itu dilihat oleh semua orang yang ada di ruangan itu. Mereka dapat mengartikan arti dari senyuman tersebut, ditambah lagi melihat tatapan matanya.

Beberapa detik kemudian, Darren mengalihkan pandangannya menatap kearah Axel. Tatapan matanya kadang-kadang menyipit, kadang-kadang membesar.

"Yonantan Axel Immanuel!" Darren seketika berseru dengan menyebut nama panjang Axel sehingga membuat sang pemilik nama berdecak.

"Apa?" Axel menjawab dengan ketus dan disertai tatapan tajamnya.

"Lo harus tanggung jawab."

"Tanggung jawab apa? Emangnya gue kenapa? Gue nggak hamili lo," jawab Axel asal.

"Yak! Gue nggak hamil dan gue ini laki-laki, sialan!" teriak Darren melengking di ruang rawatnya sehingga membuat Gilang dan Darka yang duduk di dekatnya langsung menutup telinganya.

"Lah, terus kenapa lo nyuruh gue tanggung jawab jika lo laki-laki dan nggak hamil?"

Darren memberikan tatapan tajamnya kearah Axel, seolah-olah ingin memakan sahabatnya itu hidup-hidup.

"Ini masalah ibu lo!"

"Kenapa dengan Mama?"

"Dia nggak mau memberitahu gue tentang sakit gue."

"Lah, terus urusannya sama gue apa?"

Darren seketika tersenyum di sudut bibirnya ketika mendengar ucapan sekaligus jawaban dari Axel.

"Lo harus tanggung jawab atas kelakuan ibu lo yang berani main rahasia-rahasiaan sama gue. Lo tahu kan kalau gue paling nggak suka yang namanya rahasia?"

"Kayak lo aja yang nggak main rahasia-rahasiaan sama kita!" seru Dylan tiba-tiba.

Darren langsung memberikan pelototannya kearah Dylan. Begitu juga dengan Dylan.

"Nyambar aja lo, marmut busuk!"

Mendengar perdebatan antara Darren, Axel dan Dylan membuat semua orang di ruangan tersebut hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.

Setelah itu, Darren kembali menatap kearah Axel yang masih menatap dirinya dengan tatapan kesal.

"Lo harus melakukan satu hal buat gue. Anggap saja lo gantiin ibu lo minta maaf sama gue karena sudah main rahasia-rahasiaan sama gue," ucap Darren.

"Alah! Nggak usah bawa-bawa Mama. Bilang aja kalau lo mau nyuruh gue jadi babu lo kan?"

Darren seketika tersenyum lebar ketika mendengar ucapan kesal dari sahabatnya itu.

Sementara semua orang laki-laki hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuannya.

"Bagaimana?"

"Apa?"

"Mau tidak?"

"Sekali pun gue bilang nggak, lo tetap maksa."

"Berarti deal ya?"

"Terserah lo."

Dirtt..

Drtt..

Tiba-tiba mereka semua dikejutkan dengan dering ponsel yang cukup keras. Ponsel tersebut milik Darren.

"Yak, Ren! Suara ponsel lo keras banget. Nggak bisa dikecilin apa?" ucap Rehan.

"Lah kenapa lo yang sewot. Ini ponsel gue, bukan ponsel lo. Jadi, terserah gue lah!" sungut Darren sembari tangannya meraih ponselnya di atas meja.

Sementara Rehan seketika membelalakkan matanya ketika mendengar jawaban dari Darren.

Setelah itu, Darren pun menjawab panggilan seseorang itu. Dia penasaran apa yang akan disampaikan oleh si penelpon tersebut padanya.

Sementara semua orang yang ada di ruangan tersebut seketika hening. Mereka memasang telinganya untuk mendengar pembicaraan Darren dengan seseorang di telepon.

"Hallo, Thomas!"

Ketujuh sahabatnya Darren yaitu Qenan, Willy, Axel, Jerry, Dylan, Rehan dan Darel saling memberikan tatapan matanya. Mereka saling memberikan kode lewat tatapan matanya.

Setelah itu, ketujuh sahabatnya Darren kembali melihat kearah Darren.

"...."

"Wah, benarkah?"

"...."

"Ini kabar yang sangat membahagiakan untukku. Ini yang aku inginkan."

"...."

"Apalagi selain melihat keluarga wanita sialan itu hancur, lalu beralih menggembel di jalanan."

"...."

"Untuk dia.... Eeemmm... Aku akan menunggu dia datang menemuiku, lalu bersimpuh di hadapanku sembari meminta ampun atas apa yang sudah dia lakukan. Dan kemudian berlanjut dengan kehancurannya."

Thomas di seberang telepon seketika tersenyum ketika mendengar ucapan sekaligus ide dari Darren. Dia juga menyetujui apa yang diucapkan oleh Darren.

"...."

"Eeemm... Untuk acara yang sudah dia buat. Dan hari ini, lebih tepatnya nanti sore acara tersebut diselenggarakan. Biakan saja. Aku tidak akan datang kesana. Justru yang akan datang adalah laki-laki yang sudah dia bayar itu. Laki-laki itu yang akan menggantikan aku disana. Dan laki-laki itu juga yang akan menghancurkan dia sekaligus mempermalukan dia di depan semua tamu undangan."

Thomas di seberang telepon menganggukkan kepalanya tanda setuju atas jawaban dari Darren.

"...."

"Baiklah."

"...."

"Aku sudah mendingan. Dan sekarang sudah tidak apa-apa."

"...."

"Baiklah."

Tutt..

Tutt..

Panggilan berakhir..

Seketika Darren tersenyum penuh kebahagiaan ketika mendengar informasi dari Thomas. Dia tidak sabaran menunggu waktu dimana wanita itu bersimpuh di hadapannya.

[Sebentar lagi Nona Wina! Sebentar lagi kau akan menuju kehancuranmu. Untuk dua keluarga besarmu sudah dalam ambang kehancuran]

[Ini adalah hukuman karena kau sudah berani mengusik salah satu Pamanku dengan membayar orang ingin membunuhnya, dan kau juga berniat ingin menyakiti ayahku dengan membayar kelompok Bingo]

Deg..

Semua orang di ruangan tersebut terkejut ketika mendengar ucapan suara hati Darren. Yang paling terkejut adalah Erland dan keempat putra tertuanya.

"Apa? Nona Wina berniat ingin menyakitiku/Papa?" Erland dan keenam putranya berucap di dalam hatinya. Mereka benar-benar terkejut mengetahui fakta tersebut.

1
sri wahyu
lanjut kak penasaran
sri wahyu
lanjut kak
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
ERGA: Mampir kak dalam desain ceritaku "HALIM"
total 1 replies
sri wahyu
lanjut kak
sri wahyu
up yg banyak kak nanggung
Glastor Roy
up
sri wahyu
lagi kak
sri wahyu
semoga cepet sadar
sri wahyu
sekarang baru menyesal
MifadiruMzn
cerita nya bagus thor. bahasanya ringan, mudah dimengerti
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
lagi kak
sri wahyu
up yg banyak
penasaran kelanjutannya
sri wahyu
makasih kak
semangat
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
semangat kak
up lagi ya
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
makasih kak semangat updatenya
sri wahyu
baru sadar setelah satu tahun benci
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!