Aku Wanita Yang Kalian Rendahkan

"Emang Ibu gak bahagia dengan Istri Mas Rihan?" Tanya Niela pura pura tidak tahu padahal Rihan sudah pernah cerita ke Niela.

"Gimana mau bahagia Mbak, tiap hari Mbak Kanya hanya bisa membuat Ibu marah." Bukan Bu Ratih yang menjawab tapi Sarah yang menjawab.

"Betul kata Sarah, Ibu gak habis pikir, kenapa Ibu dulu malah merestui hubungan mereka. Apalagi orang tua Kanya itu hanya orang miskin. Hanya penjual mie ayam keliling. Malu ibu kalau orang kampung tahu ibu punya besan penjual mie ayam keliling." Ucap Bu Ratih menghina keluarga Kanya.

"Sebenarnya Rihan juga malu Bu, Rihan kan seorang manager di perusahaan ternama tapi malah punya mertua miskin seperti mereka." Ucap Rihan.

Kanya yang mendengar pun menahan emosi nya untuk tidak bersuara. Kanya ingin mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Lalu kenapa dulu Mas menikahinya?" Tanya Niela.

"Sebenarnya Mas menikahinya hanya untuk pelarian saja.dulu ketika kamu meninggalkan Mas. Waktu itu kan Mas sakit hati, kecewa dan susah Move on dari kamu. Makanya Mas memutuskan untuk menikah Kanya walaupun Mas tidak pernah mencintai nya ." Kata Rihan.

Ada yang sakit namun tak berdarah. Kanya yang mendengar pengakuan Rihan sakit hati setelah mengetahui fakta kalau Rihan tidak pernah mencintai nya. Kanya hanya sebagai pelampiasan dan baru Kanya tahu kebenarannya.

Ternyata di dalam adalah mantan pacar Rihan yang sekarang menjadi selingkuhan Rihan ..

Tak terasa Air mata Kanya lolos tanpa aba aba..

Jadi Siapa yang Mas cintai sekarang? Tanya Niela.

"Ya, tentu saja kamu Nil, kamu adalah cinta pertama Mas sekaligus cinta terakhir Mas. Mas sangat mencintai Mu Nil." Ucap Rihan sambil menggenggam tangan Niela.

"Gimana kalau setelah Rihan bercerai kalian menikah saja." Kata Bu Ratih.

"Kami memang sudah merencanakan untuk menikah setelah Rihan bercerai Bu." Jawab Rihan.

" Wah, bagus itu, Ibu sangat setuju sekali kalau kalian menikah secepatnya."Kata Bu Ratih senang.

"Iya aku juga setuju punya Kakak ipar yang cantik dan royal seperti Mbak Niela. Gak seperti Mbak Kanya yang pelit. Sudah pelit dekil pula. Cara pakainya pun seperti pembantu." Ucap Sarah.

"Jadi kalian setuju kan kalau Rihan menikah dengan Niela?" Tanya Rihan.

"Tentu saja kami setuju, bahkan kalau bisa secepatnya kamu cari sertifikat rumah ini, agar kamu cepat cerai dengan Kanya." Kata Bu Ratih.

"Iya Bu, nanti Rihan cari sertifikat rumah ini, Kata Rihan.

"Sekarang kalian bisa tertawa sepuasnya, Nanti akan tiba waktunya kalian aku usir dari sini." Batin Kanya.

Kanya berpura pura baru pulang dan seolah olah tidak mendengarkan apa yang mereka katakan tadi.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam." Jawab mereka yang ada di dalam rumah serempak..

Rihan terkejut melihat Kanya tiba tiba ada di depan pintu. Rihan dengan cepat melepaskan tangan nya dari Niela.

"Eh.....ada tamu rupanya. Perempuan ini siapa Mas? Tanya Kanya.

"Ehh... I...ini adalah...."

Belum selesai Rihan bicara, Niela sudah memotong nya.

"Kenalkan Namaku Niela mantan pacar Mas Rihan." sambil mengulurkan tangannya.

"Ooo... Kalau begitu kenalkan aku Kanya istri Mas Rihan. Kata Kanya sambil menerima uluran tangan Niela.

Niat Niela ingin membuat hati Kanya panas malah gagal. Kanya malah menanggapi nya dengan santai.

"Kamu kesini mencari Mas Rihan?" Tanya Kanya.

"Bukan kok Kanya , dia datang mencari ibu dan Sarah. Mas gak ada hubungan apa-apa lagi sama Niela.Percaya deh sama Mas. " Jawab Rihan

"Iya Mbak Kanya , aku kesini karena Ingin ketemu Ibu dan Sarah ." Kata Niela.

"Kamu dari mana Kanya? Kenapa baru pulang?" Tanya Nando.

"Memangnya ibu gak kasih tahu kamu Mas , kalau aku keluar ketemu teman aku.?" Tanya Kanya.

"Tidak , Ibu cuma bilang kalau kamu keluar dari pagi sampai sore gak tau kemana." Ucap Rihan.

"Bu, Kenapa Ibu gak kasih tahu Mas Rihan saat Mas Rihan tanya. Kan tadi pagi aku sudah pamitan sama Ibu kalau aku keluar ketemu teman aku. " Kata Kanya sambil menatap mertua nya untuk meminta penjelasan.

"Ya, Karena Ibu lupa. Lalu kenapa kamu baru pulang ?masa ketemuan sama teman sampai jam segini." Tanya Bu Ratih.

"Habis ketemuan sama teman, aku mampir ke rumah orang tua ku." Kata Kanya.

"Untuk apa kamu kesana? Pasti Bapak Ibu mu yang miskin itu minta uang untuk kuliah adik mu kan? Makanya jangan belagu jadi orang. Sudah miskin sok sok an menyekolahkan anak sampai sarjana. Mana mampu orang tua mu, Biaya kuliah itu besar." Kata Bu Ratih sangat sadis ketika menghina keluarga Kanya, dan itu membuat Kanya marah.

"Ibu boleh menghina aku, selama ini aku diam Bu, tapi jangan sekali-kali Ibu menghina orang tua ku. Perlu Ibu tahu walaupun orang tua ku miskin, mereka mampu menyekolahkan aku sampai sarjana dan punya pekerjaan bagus. Dan tidak pernah sama sekali Orang tua ku meminta hasil ku yang anaknya ketika aku bekerja. Sekali lagi Ibu menghina orang tua ku, aku tidak akan segan segan untuk mengusir Ibu dari rumah ku.!" Kata Kanya dengan emosi yang menggebu-gebu

"Kamu apa apaan sih, Kanya Ibu cuma bilang begitu saja, Tapi kamu dengan tidak hormat nya memarahi Ibuku. Kamu mau jadi istri dan Menantu Durhaka? Tidak menghormati Ibuku sama sekali." Omel Rihan.

"Orang seperti apa dulu yang harus aku hormati? Aku akan bersikap segan jikalau orang itu mempunyai adab dalam bicara." Kata Kanya.

"Maksud Mbak,Ibu tidak punya adab gitu?" Tanya Sarah.

"Aku tidak bilang begitu, tapi kalau merasa ya bagus." Jawab Kanya.

"Kamu benar benar kurang ajar kamu Kanya, beraninya bicara begitu sama orang yang lebih tua, terlebih lagi aku ini ibu dari suami mu." Kata Bu Ratih.

"Iya Mbak, Mbak seharusnya jangan bilang begitu, bagaimana pun dia mertua Mbak." Ucap Niela yang sebenarnya hanya cari muka saja..

"Kamu siapa,ikut campur urusan rumah tangga ku. Kamu itu bukan siapa siapa dan tak berhak ikut campur." Kata Kanya.Niela langsung mengepalkan tangannya dan mukanya tampak merah karena terbakar amarah.

"Walaupun Niela bukan siapa-siapa tapi dia menantu idaman Ibu, lihat dia tidak ada apa apanya dibanding dengan kamu. Niela cantik, Kaya ,royal, tapi sayang nya Rihan malah menikah dengan mu." Bu Ratih membela Niela sehingga membuat Niela tersenyum puas.

"Kalau dia menantu idaman Ibu lalu kenapa ibu merestui pernikahan kami?" Tanya Kanya.

"Ibu terpaksa memberikan restu."

"Jadi Ibu menyesal aku yang menjadi menantu Ibu " Tanya Kanya.

"Iya, Ibu sangat menyesal. Telah merestui kalian."