NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:368
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Kompetisi Medis yang Menggelegar

Hari Pertama Kompetisi

Pagi itu, Elly dan Zack bersiap menghadapi tantangan yang diberikan oleh Profesor Raymond: membantu pasien sebanyak mungkin dalam sehari. Mereka berdiri di pintu ruang tunggu rumah sakit, siap untuk mulai.

“Siapa yang duluan selesai?” tanya Elly, tidak bisa menahan senyum penuh tantangan.

Zack hanya mengangkat alis, matanya berkilat penuh perhitungan. “Kau akan menyesal, Elly.”

Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, keduanya langsung berpisah dan menuju jalur masing-masing.

Elly memutuskan untuk memulai dengan pasien anak-anak yang selalu membutuhkan perhatian ekstra. Ia melangkah ke ruang perawatan anak dengan penuh semangat. Tahu-tahu, ia melihat seorang anak yang sedang menangis karena suntikan yang baru saja diberikan.

Elly mendekati anak itu, mengeluarkan boneka teddy bear dari tasnya dan mulai bercerita tentang petualangan boneka tersebut yang mengalahkan monster di hutan. Dalam waktu singkat, anak itu mulai tertawa, dan rasa sakitnya terlupakan.

"Yuk, kita beri pelukan buat teddy-nya," ujar Elly sambil merangkul anak tersebut.

Senyum anak itu muncul kembali. Satu pasien terlayani dengan penuh cinta dan kreativitas.

Namun, di sisi lain rumah sakit, Zack sudah menyelesaikan prosedur medis pada pasien yang lebih kompleks. Ia dengan cekatan mengatur jadwal pemeriksaan, memberikan instruksi yang tepat pada perawat, dan menyelesaikan konsultasi dengan tenang. Zack tahu waktu adalah segalanya, dan ia akan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Sementara itu, di ruang gawat darurat, Elly tengah sibuk menangani luka kecil seorang pasien yang jatuh dari sepeda. Dengan cepat, ia membersihkan luka dan menenangkan pasien muda itu. Tidak ada yang mengira bahwa Elly bisa begitu tenang di bawah tekanan.

"Saya yakin kamu akan sembuh cepat!" kata Elly dengan senyum optimis. Pasien itu tersenyum balik, dan Elly merasa puas.

Namun, Zack lebih banyak menangani kasus yang lebih serius, dan ia menggerakkan timnya dengan sangat terampil. Ia merawat seorang pasien yang mengalami reaksi alergi parah, mengatur prosedur dengan penuh ketelitian, dan memberikan obat tepat waktu. Semua berjalan lancar.

Saat jam makan siang tiba, keduanya bertemu lagi di kantin rumah sakit. Mata mereka saling bertemu, penuh tekad.

"Tunggu, siapa yang lebih banyak membantu hari ini?" tanya Elly sambil mengunyah sandwich.

Zack memandangnya dengan ekspresi serius. "Saatnya kita lihat siapa yang lebih banyak menyelamatkan hari."

---

Waktu Terus Berjalan

Hari semakin sore, dan Elly mulai merasa lelah. Meski ia sudah menghadapai beberapa pasien dengan sukses, dia sadar bahwa Zack tidak pernah berhenti bergerak cepat.

Dalam perjalanan menuju ruang perawatan berikutnya, ia mendengar suara langkah kaki yang cepat dan melihat Zack sedang berbicara dengan seorang perawat mengenai prosedur medis yang harus dilakukan. Wajah Zack penuh dengan ketenangan, sementara Elly merasa sedikit tertekan dengan cepatnya waktu yang berjalan.

Elly menarik napas panjang dan melangkah ke ruang perawatan lain. Kali ini, ia bertemu dengan seorang pasien yang mengalami masalah pernapasan. Elly berusaha menenangkan pasien itu sambil memastikan mereka mendapatkan perawatan yang tepat, dan ia tidak merasa terburu-buru meskipun kompetisi semakin sengit.

Sementara itu, Zack sedang memimpin timnya untuk menangani pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Dia tidak hanya memeriksa diagnosis, tetapi juga memastikan semua prosedur dilakukan dengan sempurna, tanpa ada kesalahan yang bisa merugikan pasien. Keahlian Zack terlihat jelas di setiap langkah yang ia ambil.

Meskipun Elly penuh semangat, ia tahu bahwa Zack memiliki keuntungan dengan pengalaman lebih lama di rumah sakit ini. Tapi itu tidak akan menghentikannya untuk terus maju.

---

Malam Hari, Kompetisi Memanas

Waktu semakin mendekati akhir hari, dan keduanya kembali bertemu di ruang istirahat.

Zack menyandarkan punggungnya ke kursi, tampak sedikit kelelahan, tapi juga puas dengan apa yang sudah ia lakukan. "Sudah dekat, Elly. Tapi hari ini, aku merasa aku memimpin."

Elly tersenyum tipis, tidak menunjukkan kekhawatirannya. “Oh, kita lihat saja siapa yang lebih banyak bantu pasien nanti.”

Elly merasa adrenalin mulai mengalir lagi. Dengan energi terakhir yang tersisa, ia kembali masuk ke ruang perawatan untuk menangani pasien lainnya. Begitu banyak yang bisa ia bantu, dan ia tahu ia hanya butuh sedikit waktu lagi untuk mengejar ketertinggalan.

Namun, Zack masih tidak bisa diremehkan. Dia memiliki rencana untuk menyelesaikan tantangan ini dengan cara yang lebih efisien dan profesional. Dengan satu langkah lagi, ia yakin ia akan keluar sebagai pemenang.

Keduanya hanya memiliki satu jam tersisa untuk menyelesaikan tantangan ini.

---

Pengumuman Profesor Raymond

Menjelang akhir hari, mereka berdua kembali dipanggil ke ruang Profesor Raymond. Ketegangan terasa di udara, dan semua orang di rumah sakit menunggu untuk melihat siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam kompetisi ini.

Profesor Raymond mengangkat alisnya, menatap Elly dan Zack secara bergantian. "Kalian berdua telah melakukan pekerjaan luar biasa hari ini. Saya tak bisa memilih siapa yang lebih baik dari kalian. Namun, ada satu hal yang jelas: kalian berdua telah membantu lebih banyak pasien daripada yang saya kira."

Zack dan Elly saling pandang. Keduanya kelelahan tetapi puas dengan apa yang telah mereka lakukan.

“Profesor, apakah itu berarti kita seri?” tanya Elly dengan suara penuh harapan.

Profesor Raymond tersenyum tipis. "Tidak, Elly. Kalian berdua menunjukkan kualitas yang luar biasa. Jadi, saya memutuskan bahwa... kalian berdua menang."

Zack tersenyum. "Ternyata aku tak perlu jadi yang pertama setelah semua ini."

Elly tertawa. “Sepertinya kita saling mengisi, Zack. Mungkin kita bisa bekerja sama lebih sering."

Profesor Raymond mengangguk puas. "Bagus. Kalian belajar hal yang lebih penting hari ini—kerja sama dan profesionalisme. Ini yang saya harapkan dari kalian berdua."

Dengan itu, gencatan senjata antara Elly dan Zack berakhir. Meskipun tidak ada pemenang tunggal, mereka berdua menyadari bahwa persaingan mereka telah membawa mereka lebih dekat sebagai rekan kerja yang hebat.

---

Beberapa minggu setelah kompetisi medis berakhir, suasana di rumah sakit menjadi lebih tenang. Zack dan Elly, meskipun tetap sering saling goda, kini mulai melihat satu sama lain dalam perspektif yang berbeda.

Pada suatu pagi yang cerah, Profesor Raymond mengumpulkan beberapa staf rumah sakit di ruangannya, termasuk Elly yang masih magang di sana.

"Elly, Zack," kata Profesor Raymond dengan suara tegas. "Ada proyek baru yang membutuhkan kolaborasi. Karena kamu berdua sudah menunjukkan bahwa kamu bisa bekerja sama dengan baik—terutama dalam menangani pasien beberapa waktu lalu—aku ingin kalian berdua menangani sebuah kasus penting bersama-sama."

Elly mengernyit. “Tunggu, Profesor, aku kan bukan dokter. Aku hanya seorang magang.”

Profesor Raymond tersenyum. "Benar, Elly. Tapi kamu sudah cukup banyak belajar selama ini, dan aku pikir kamu bisa memberikan kontribusi yang sangat berharga. Ini akan melibatkanmu dalam banyak aspek, jadi aku yakin kamu bisa membantu."

Zack, yang sudah terbiasa bekerja dengan profesional medis, melihat peluang ini sebagai tantangan baru. "Apa yang perlu kita lakukan, Profesor?"

Profesor Raymond menjelaskan bahwa rumah sakit mereka baru saja menerima seorang pasien remaja dengan kondisi langka yang memerlukan perhatian khusus. Pasien ini memiliki penyakit jantung bawaan yang jarang ditemukan pada usia muda, dan membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Elly, yang sangat antusias dengan segala hal medis meskipun bukan seorang profesional, langsung tertarik. “Aku bisa membantu apa, Profesor?”

"Elly," jawab Profesor Raymond, "kamu akan lebih banyak bekerja dengan tim perawat untuk memastikan pasien merasa nyaman dan terinformasi. Zack, kamu akan menangani diagnosis medisnya, sementara Elly akan membantumu dalam aspek non-medis. Aku yakin ini akan menjadi pengalaman yang baik bagimu."

---

Kasus yang Rumit

Elly dan Zack memasuki ruang perawatan pasien, seorang remaja bernama Andi yang baru saja dioperasi untuk masalah jantung. Zack langsung memulai pemeriksaan medis dengan sangat serius, memeriksa laporan medis dan melakukan beberapa tes lanjutan.

Sementara itu, Elly, yang tidak memiliki keahlian medis, berfokus pada komunikasi. Ia duduk di samping Andi, memberinya semangat dan berbicara dengannya agar tetap tenang. "Gimana, Andi? Nggak usah khawatir, kita semua di sini buat bantu kamu," kata Elly dengan suara lembut.

Andi, yang terlihat cemas, mengangguk perlahan. "Aku takut banget, Elly. Aku nggak tahu apa yang bakal terjadi."

Elly mencoba meyakinkannya. "Aku paham. Tapi percayalah, kamu di tangan yang tepat. Dokter Zack itu ahli banget, kok."

Sementara itu, Zack memeriksa hasil tes darah dan tekanan darah Andi dengan cermat. "Kita harus hati-hati dengan perawatan pasca-operasi. Ada beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai," ujarnya kepada Elly. "Bantu aku dengan memberi tahu perawat untuk mempersiapkan obat-obatan yang tepat. Aku akan lanjutkan dengan pemeriksaan lebih mendalam."

Elly segera berlari ke ruang perawat dan memberi tahu mereka tentang apa yang dibutuhkan. Meskipun dia bukan seorang dokter, komunikasi dan ketajaman observasinya sangat membantu. Elly merasa bangga karena meskipun tidak bisa melakukan banyak hal yang melibatkan prosedur medis, dia tetap bisa berperan besar dalam proses penyembuhan Andi.

---

Refleksi dan Kolaborasi yang Terbentuk

Setelah beberapa hari merawat Andi bersama Zack dan tim medis, Elly mulai merasa lebih yakin dengan kemampuannya meskipun bukan seorang dokter. Ia belajar banyak tentang bagaimana perawatan pasien tidak hanya melibatkan aspek medis, tetapi juga aspek emosional yang sangat penting.

Di ruang istirahat rumah sakit, Zack dan Elly duduk bersama setelah jam kerja selesai. Zack tampak sedikit lebih santai dibandingkan sebelumnya. "Kamu tahu, Elly," katanya, sambil menyeruput kopinya, "aku nggak pernah menyangka kamu bakal punya pengaruh sebesar itu pada pasien. Kamu bisa bikin mereka lebih nyaman."

Elly tersenyum, merasa sedikit bangga. "Ternyata, membantu pasien itu nggak cuma soal obat dan perawatan medis. Mungkin aku nggak dokter, tapi bisa bantu orang itu juga penting."

Zack mengangguk. "Betul. Kamu memberikan hal yang penting, Elly. Kamu bikin mereka merasa lebih baik hanya dengan berbicara dan memberi mereka dukungan."

Mereka berdua saling tersenyum, dan untuk pertama kalinya, ada rasa saling menghargai yang nyata antara mereka.

---

Pengumuman yang Mengejutkan

Keesokan harinya, Profesor Raymond memanggil mereka ke ruangannya. Ketegangan di udara terasa, karena Elly dan Zack tahu ada sesuatu yang penting yang akan diumumkan.

“Zack, Elly,” kata Profesor Raymond, "Aku melihat kalian bekerja dengan sangat baik belakangan ini. Karena itu, aku ingin kalian terus bekerja sama di proyek penelitian rumah sakit ini, mengenai pengembangan perawatan penyakit jantung pada remaja."

Elly merasa terkejut dan sangat senang. "Benarkah, Profesor? Aku bisa membantu dalam penelitian?"

Profesor Raymond mengangguk. "Ya, Elly. Meskipun kamu bukan dokter, pengalamanmu bekerja dengan pasien dan kemampuan komunikasimu sangat berharga. Kamu akan terlibat dalam pengumpulan data, wawancara pasien, dan tentunya membantu tim medis."

Zack tersenyum dan berkata, "Aku senang kamu bisa ikut, Elly. Mungkin kali ini kita benar-benar bisa melakukan sesuatu yang besar bersama."

Elly mengangguk penuh semangat. "Aku siap! Terima kasih, Profesor!"

Dengan kesempatan baru ini, Elly merasa lebih percaya diri. Meskipun dia bukan dokter, dia tahu bahwa peranannya tetap penting dalam dunia medis.

"Ini hanya permulaan," pikir Elly, sambil menatap Zack dengan senyum penuh semangat.

"Betul," jawab Zack, "kita lihat saja ke depannya, Elly."

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!