Gabriel Atmaja seorang CEO muda yang suka bergonta ganti pasangan. Malam itu dia harus menyalurkan hasratnya dan menyuruh asisten kepercayaannya untuk mencari seorang wanita bayaran untuk menyalurkan hasratnya. Naya Reynita gadis cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah orangtuanya meninggal. Harta orangtuanya telah dikuasai oleh pamannya dan dia memperlakukan Naya seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Malam itu saat dia baru pulang kerja dan menunggu bus yang lewat, dia diculik oleh dua orang pria yang tak dikenal untuk dibawa ke hotel. Sejak malam itulah kehidupan Naya berubah drastis karena selain kehilangan kesuciannya dia juga hamil sehingga membuat dia diusir dari rumahnya sendiri.
Akankah Naya akan bertemu dengan pria yang sudah menodainya?
Ataukah dia akan hidup bahagia hanya dengan anaknya kelak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rianti45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Ririn pergi keluar butik untuk menjemput Elya saat jam sudah waktunya gadis kecil itu pulang. Ririn sangat sayang dengan Elya karena Elya sangat mengemaskan dan mudah dekat dengan orang lain. Tapi saat dia baru saja sampai disekolah Elya, Ririn dikejutkan suara tangis seorang anak kecil. Ririn langsung mencari sumber suara itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat Elya yang menangis. Ririn langsung menghampiri Elya dan juga anak-anak itu.
"Kalian lagi ngapain?"kata Ririn yang langsung membuat anak-anak itu berlari pergi dari sana saat mndengar suara Ririn.
Ririn langsung saja mendekati Elya dan duduk disampingnya. Elya langsung saja memeluk Ririn, Ririn sendiri langsung saja mengelus punggung Elya agar gadis kecil itu bisa tenang. Setelah Elya tenang barulah Ririn bertanya pada Elya apa yang membuat gadis kecil itu menangis.
"Tante boleh tanya kenapa Elya bisa menangis?"kata Ririn.
"Mereka jahat."kata Elya.
"Mereka jahat kenapa?"kata Ririn.
"Mereka bilang aku gak punya papa."kata Elya membuat Ririn terdiam karena dia tak tau harus berkata apa pada gadis kecil itu sebab Ririn tak tau masalalu bu Naya.
"Maaf ya sayang tante gak tau kalau soal itu, nanti sampai butik kamu bisa tanya sama bunda sendiri ya?"kata Ririn yang takut jika salah menjawab.
"Iya, sekarang ayo pulang ke butik tan, aku sudah gak sabar mau bertanya pada bunda."kata Elya.
Ririn setelah Elya berkata begitu langsung saja mengajak Elya mengambil motornya setelah itu mereka langsung menuju butik. Saat mereka sampai dibutik ada sebuah mobil mewah yang berhenti disana.
"Tan, mobil itu bagus sekali apa bunda ada tamu?"kata Elya.
"Tante juga gak tau sayang kalau kayak gitu kita masuk saja yuk dan melihat siapa tamu bunda!"kata Ririn.
"Ayo."kata Elya sambil berlari masuk ke dalam.
"El jangan lari-lari nanti jatuh."kata Ririn berteriak.
Nuno yang mendengar ada yang berteriak memanggil El langsung saja memandang kearah sumber suara. Nuno terkejut saat melihat seorang gadis kecil yang berlari masuk ke dalam butik. Tapi Nuno merasa familiar dengan wajah anak kecil itu tapi dimana dia bertemu Nuno lupa.
Elya sendiri langsung saja berlari sambil memanggil bundanya, Naya yang mendengar suara putrinya langsung saja terkejut. Naya takut jika Gabriel tau kalau Elya putri kandungnya. Naya tak siap jika harus berpisah dengan putri kecilnya. Elya langsung membuka pintu dan berlari kearah bundanya, Elya langsung memberi salam pada Naya. Gabriel yang melihat Elya salaman dengan Naya saat baru datang membuatnya tersenyum.
"Bun, El gak ganggu bundakan?"kata Elya.
"Gak sayang kamu gak ganggu kok, kamu main sama tante Ririn diluarnya bunda sedang ada tamu."kata Naya lembut sambil memandang kearah Gabriel.
Gabriel sendiri yang melihat jika dia dipandang oleh gadis kecil itu langsung tersenyum. Entah kenapa rasanya Gabriel ingin dekat dengan gadis kecil itu padahal selama ini dia tak pernah menyukai anak kecil. Elya langsung menghampiri Gabriel dan langsung memeluknya membuat Gabriel dan Naya terkejut.
"El, kasian omnya pasti terkejut karena tiba-tiba kamu memeluknya."kata Naya.
"Maaf om, aku pikir om ayahnya Elya."kata Elya sambil melepaskan pelukannya dan Gabriel gak tega melihat wajah sedih Elya.
"Hey aku om Gabriel kamu bisa panggi om El, nama kamu siapa?"kata Gabriel mencoba menghibur gadis kecil itu.
"Aku Elya om, kalau aku panggil om El lalu om panggil aku El berarti nama panggilan kita sama dong."kata Elya.
"Iya sayang memangnya kamu gak suka kalau nama panggilan kita sama? Kalau kamu gak suka biar om merubah nama panggilannya om bagaimana?"kata Gabriel mencoba menghibur Elya.
"Gak papa om aku suka kalau nama kita sama."kata Elya.
"Om boleh tanya sama Elya?"kata Gabriel.
"Memangnya ayahnya Elya kemana?"kata Gabriel.
"Kata bunda, ayahnya Elya sedang mencari uang dilaut untuk Elya beli jajan sama pakaian."kata Elya polos.
Gabriel yang mendengar perkataan Elya langsung saja memandang Naya, tapi perempuan itu malah mengalihkan pandangannya. Gabriel tau jika Naya mencoba menahan tangisannya agar tak diketahui oleh Elya. Gabriel mulai saat itu berjanji akan membuat kedua perempuan ini bahagia. Dia akan menganggap Elya seperti putri kandungnya sendiri.
"El, kamu main sama tante Ririn dulu ya biar bunda bicara sebentar sama om Gabriel."kata Naya mencoba membujuk putrinya agar keluar dari ruangan itu.
"Aku gak mau aku mau disini sama om El, aku bolehkan om disini?"kata Elya.
"Boleh dong sayang, om malah senang kalau kamu mau temani om disini."kata Gabriel sambil memandang Naya tapi peremouan itu menunjukan wajah kesalnya. Gabriel yang melihat wajah kesal Naya hanya tersenyum.
Gabriel akan mengambil hati Elya, dia yakin kalau Elya bisa dekat dengannya lama-lama Naya akan luruh juga. Tanpa Gabriel sadari jika sebenarya Elya adalah putri kandungnya. Saat Gabriel dan Elya sedang asik bermain ponselnya berbunyi ternyata itu panggilan dari Nuno.
[Hallo ada apa?]
[Maaf tuan muda kita harus kembali ke perusahaan, ada masalah diperusahaan yang harus tuan muda selesaikan sendiri.]
[Baiklah kalau begitu aku pamitan sebentar.]
Gabriel setelah mengakhiri panggilan dari Nuno langsung saja menyimpan kembali no ponselnya. Dia kembli memandang kearah Elya, tapi gadis kecil itu malah menunjukan muka masamnya.
"Putrinya om ini kenapa mukanya masam gitu? Cantiknya hilang lo."kata Gabriel.
"Om mau pergi ya?"kata Elya sedih.
Gabriel saat melihat wajah sedih Elya sebenarnya gak tega, apalagi baru gadis kecil ini yang membuat Gabriel menyukainya. Gabriel merasa ada ikatan antara dirinya dan Elya tapi Gabriel bingung ikatan apa yang terjalin antara dirinya dan Elya.
"Sayang dengarin om, om harus kembali kerja tapi om janji kita besok ketemu disini lagi."kata Gabriel.
"Benar om, om gak bohongkan?"kata Elya yang langsung tersenyum saat mendengar perkataan dari Gabriel. Naya sebenarnya mau melarang Gabriel untuk kesini lagi besok tapi saat melihat kebahagiaan putrinya Naya mengurungkan niatnya itu.
"Iya kalau kamu gak percaya kamu tanya sama bunda."kata Gabriel menyuruh Elya bertanya pada Naya.
"Bun benarkan om besok kesini lag?"kata Elya.
"Iya sayang."kata Naya terpaksa mengiyakan.
"Sekarang om pergi dulu ya, oh ya ini kartu namaku kalau kamu butuh bantuan atau Elya mencariku hubungi saja aku."kata Gabriel.
"Aku yakin Elya tak akan mencari tuan setelah ini."kata Naya sinis.
"Aku pastikan Elya akan mencariku nanti malam, lagian aku merasa kalau aku dengan Elya ada sebuah ikatan."kata Gabriel sambil berbisik ditelinga Naya dan langsung membuat Naya terkejut.
"Gak usah bercanda tuan."kata Naya gugup.
"Aku akan pastikan bahwa Elya akan menjadi putriku cepat atau lambat dan kamu juga tak akan bisa menolak lamaranku."kata Gabriel.
"Itu gak akan mungkin terjadi, kalau kayak gitu aku pergi dulu. El, om pergi dulu ya, kamu jagain bunda."kata Gabriel.
"Siap om."kata Elya.
Gabriel langsung saja keluar dari butik untuk menuju perusahaannya, sedangkan Naya langsung menghera nafasnya. Naya gak tau harus bagaimana jika Gabriel tau kalau Elya adalah putrinya. Naya tak akan sanggup berpisah dengan putrinya itu.