Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.
Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?
Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Baik
.
.
.
Sheryl datang menemui Nadien di panti asuhan Mutiara Bunda. Tapi hari ini Sheryl nampak berbeda dari biasanya, gadis itu terlihat lebih banyak diam dan sedikit berinteraksi.
Nadien yang sejak tadi diam tak bertanya, kini ia tak bisa diam lagi melihat perubahan sikap sahabatnya seharian ini.
"Sher.."
"Hm," sahut Sheryl seadanya.
"Kamu kenapa, apa ada masalah?" Tanya Nadien hati-hati.
"Gak papa kok. O iya, aku mau ngomongin sesuatu sama kamu Nad." Ujar Sheryl.
"Mau ngomong apa? Kok serius banget mukanya," ucap Nadien yang kemudian duduk di samping Sheryl.
"Sebenarnya.. Aku mau pindah sekolah Nad, " kata Sheryl penuh keyakinan.
"Hah! Tapi.. Kenapa tiba-tiba?" Sahut Nadien terkejut.
"Aku mau ikut Kakak ku saja," balas Sheryl menundukan wajahnya.
"Kakak?" Ulang Nadien menyerngit, pasalnya ia baru tau kalau Sheryl punya Kaka.
Selama ini Sheryl memang tak pernah cerita soal keluarganya. Nadien tidak tau banyak soal keluarga Sheryl, karna Nadien pikir ia tidak seharusnya kepo soal kehidupan pribadi Sheryl, kalau bukan Sheryl sendiri yang mau bercerita.
"Ya, aku akan pergi ke L.A . Kaka ku kuliah disana, jadi aku juga akan ikut Kaka ku buat belajar di sana." Jelas Sheryl.
Dengan wajah sendu Nadien nampak keberatan melepas teman baik nya itu. Pasalnya sebentar lagi mereka ujian di sekolah.
"Kamu ingin meninggalkan ku?" Cicit Nadien menahan sesak di dadanya.
Bagaimanapun, Sheryl yang sudah merubah hidup Nadien yang nampak membosankan. Mewarnai kehidupan Nadien yang suram, Sheryl mengajarkan Nadien banyak hal. Salah satunya make up bahkan tak sedikit pakaian baru yang belum sempat Sheryl pakai, ia berikan pada Nadien. Sheryl mengajarkan Nadien cara berpenampilan yang baik.
Kini, penampilan Nadien nampak lebih baik tidak culun lagi. Nadien tampil lebih cantik dan feminim mirip dengan penampilan Sheryl. Bahkan berkat bantuan Sheryl juga Nadien terpilih menjadi peserta calon penerima beasiswa.
"Maaf Nadien, aku tidak ingin meninggalkan mu. Tapi, aku harus pergi.." Sheryl berusaha menahan desakan di dada, membuat genangan di matanya.
"Aku mau ngucapin terimakasih banyak sama kamu. Makasih, kamu udah mau menjadi teman ku. Walaupun kebersamaan kita terbilang sebentar, tapi aku sangat bersyukur bisa memiliki teman seperti mu. Aku akan selalu mengingat setiap momen dan kenangan kita, Nadien.. Aku akan selalu berdoa semoga kamu dapat meraih impian dan cita-cita mu, walau tanpa aku di sampingmu. Aku harap kamu selalu di kelilingi orang-orang baik di masa depan nanti, makasih juga sudah mengajarkan ku banyak hal " Ucap Sheryl dengan senyuman hangat.
Nadien yang tak bisa menahan air matanya, akhirnya terisak kecil. Gadis itu menangis, ada rasa tak rela melepas Sheryl pergi. Sheryl yang juga tak bisa lagi membendung air mata, kemudian memeluk sahabatnya.
"Jujur aku ingin sekali melarang mu pergi, tapi aku tidak punya hak untuk itu. Ini hidupmu, kamu yang berhak menjalaninya. Aku cuma bisa ikhlas dan akan selalu mendoakan mu dari sini, aku harap kamu bisa bahagia di sana. Dan.. Jangan pernah lupain aku," mata basah itu menatap Sheryl dalam.
"Gak akan pernah. Kamu akan menjadi teman ku satu-satu nya yang ku punya di dunia ini, " balas Sheryl serak.
Mendengar itu, Nadien menjadi terharu. Mereka pun kembali berpelukan, menumpahkan rasa sedih karna harus berpisah.
Keesokan harinya. Sheryl kembali ke panti untuk berpamitan pada pengurus panti. Bu Indri, tak lupa pada adik-adik panti yang tak sedikit dari mereka menangis karna harus kehilangan sosok Sheryl.
Sama dengan mereka, Sheryl juga tak bisa menahan air mata nya. Sheryl punya segalanya, Ayah dan juga seorang Kakak, hingga materi. Hanya saja Sheryl tak memiliki ibu, karna ibunya meninggal saat melahirkan Sheryl.
Walaupun ia mempunyai keluarga, tapi Sheryl tak pernah merasakan kehangatan dari keluarga nya sendiri. Sheryl justru mendapatkan semua itu setelah ia mengenal Nadien dan bersama keluarga di panti asuhan tempat Nadien tinggal.
Karna itulah, berat bagi Sheryl meninggalkan keluarga yang sudah sangat menyayanginya dengan tulus ini. Tapi, Sheryl juga tidak bisa terus-terusan tinggal disini. Sheryl mempunyai alasan yang tidak bisa ia katakan kepada siapapun.
Sheryl menghapus air matanya, lalu menghampiri Nadien yang tengah menatapnya dengan linangan air mata yang menggantung di pelupuk matanya.
Sheryl menatap Nadien dengan senyuman lembut, "Nadien.. Ini kunci apartemenku, tolong kamu jaga dan rawat ya. Anggaplah ini hadiah terakhir dari ku," ucap Sheryl memberikan kartu kunci apartemen nya.
"Aku tidak memerlukan ini Sher. Aku tulus menyayangimu, dan aku mau menjadi teman mu bukan untuk mengharapkan semua ini." Tolak Nadien halus.
"Aku tau. Tolong jangan tersinggung, aku hanya ingin memberi teman ku hadiah saja. Kamu terima ya," pinta Sheryl meletakkan kunci itu di telapak tangan Nadien.
"Tapi Sheryl. Ini terlalu berlebihan, aku gak mau orang lain menganggap ku memanfaatkan mu! " Menatap Sheryl nanar.
"Gak papa, aku ikhlas kok. Dan kamu gak perlu pikirin omongan orang-orang di luar sana. Karna aku sudah menjelaskan nya, " jawab Sheryl ambigu.
"Maksud kamu?"
Sheryl tak menjelaskan, gadis itu hanya tersenyum simpul menatap Nadien.
"Oya, kamu juga gak usah khawatir apartemen itu milik ku bukan milik Papaku, jadi kamu gak usah cemas. Aku juga udah balikin jadi nama kamu, " ujar gadis itu yang lagi-lagi membuat Nadien terkejut mendengarnya.
"Sheryl.." Cicit Nadien terperangah.
"Apartemen ku dekat dengan kampus impian kamu, jadi kamu gak perlu jauh-jauh lagi. Kalaupun kamu butuh uang, kamu boleh jual apartemen itu " tersenyum tulus, "Em.. Satu hal lagi," Sheryl merogoh tas ranselnya. Mengeluarkan sebuah buku dan memberikan nya pada Nadien.
"Ini buku diary ku, aku titip ya. Kamu boleh buka dan baca isi di dalam nya, tapi jangan sekarang. Bentar lagi ujian, aku gak mau pikiran kamu bercabang. Baca jika, kamu berhasil masuk ke Universitas impian mu. Dan, kalo suatu saat terjadi sesuatu dengan ku, tolong kamu kasih buku itu pada Kaka ku." Pinta Sheryl dengan senyuman lembut yang tak pernah pudar di wajah manis nya.
"Maksud kamu apa bicara seperti itu? Gak boleh sampai terjadi sesuatu sama kamu, aku mau setelah kamu sampai di L.A kamu harus kabarin aku terus, dan kita gak boleh last contact. Pokok nya kamu harus janji, kita akan bertemu lagi setelah kita menyelesaikan kuliah kita. Kamu akan kembali dan menemui ku setelah kita lulus dan menjadi sarjana dengan nilai terbaik, oke ! " Kata Nadien bergetar namun penuh semangat.
Dengan ragu, Sheryl berusaha tersenyum. Dan mengangguki kata-kata Nadien, "Kamu juga jangan lupain pesan ku ya.."
"Iya, aku janji." Jawab Nadien sungguh-sungguh.
Keduanya saling melempar senyum, kemudian saling memeluk satu sama lain. Tanpa Nadien sadari ia melupakan sesuatu. Nadien tidak bertanya siapa nama dan seperti apa wajah Kakak nya Sheryl.
Keduanya berpisah, Sheryl masuk ke dalam taxi. Sebelum itu, Sheryl melambaikan tangan nya pada semua orang. Semua anak panti nampak sedih menatap mobil yang semakin menjauh, begitupun Nadien air matanya tak berhenti mengalir.
Melepas Sheryl adalah hal yang tak pernah Nadien bayangkan. Ternyata begitu menyakitkan harus berpisah dengan orang yang kita sayang. Walaupun mereka baru bertemu satu tahun ini, tapi hubungan keduanya melebihi apapun, waktu tak menjamin seberapa dekat keduanya.
Nyatanya, Nadien dan Sheryl bisa saling menyayangi dan berteman dengan tulus. Bak seorang saudara kandung, keduanya selalu kompak tak pernah ada pertengkaran di antara keduanya. Mereka selalu bersama dan saling percaya, suka dan duka pun mereka lalui bersama. Nadien tidak pernah menyangka, kebersamaan keduanya berakhir menjadi sebuah perpisahan.
Sudah tentu, perpisahan ini menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keduanya. Kehilangan sosok teman yang selalu menemani dan berbagi canda dan tawa. Khususnya Nadien, di saat semua orang menjauhinya karna Nadien adalah gadi culun yang berasal dari panti asuhan. Sheryl mau menerima nya dan menjadikan nya teman baik.
...****************...
Dua episode untuk hari ini, sebagai ganti yang kemarin karna gak up.
Jangan lupa komen ya readers ku🤗🥰