Jiwa Tertukar Istri Terhina Dengan Gadis Bar-Bar Kaya

Semua mata di ruangan itu menatap Arsenio dengan terkejut, apalagi mendengar suara lelaki dingin itu yang terkesan marah.

Apa Arsenio berhasil membawa bukti-bukti Cctv penganiayaan Arsy dan bukti perselingkuhan Killian? Itu lah yang ada dalam pemikiran Pamela, Arsy serta Zayn.

Pamela dalam tubuh Arsy berdiri dari duduknya, mendekat ke arah Arsenio yang berdiri di samping tempat Killian duduk .

Arsenio menatap Killian dengan tatapan tajam menusuk dengan wajah mengeras. Tubuh Arsenio terkesan mengeluarkan aura dingin, lelaki itu seperti ingin memeng_gaal kepala seseorang.

"Tuan Arsenio?" Killian bahkan mengerutkan kening, yang dia tau Arsenio hanyalah tunangan Pamela. Kenapa lelaki itu mengatakan ikut mempunyai hak atas hidup istrinya?

Tanpa semua orang duga, Arsenio menarik baju Killian. BUGH! Sebuah bogeman keras mendarat di wajah Killian, hidung lelaki itu seketika mengeluarkan darah.

"Uhuk!! Tuan Arse-nio... a-pa yang kau lakukan padaku!" Killian berusaha melepaskan cekalan tangan Arsenio dari bajunya. "Lepas!"

"Aku nggak akan melepaskan mu sebelum kau mendapatkan balasan karena menyiksa adikku!" Arsenio sudah bersiap mengangkat tangan untuk menonjok kembali Killian.

"Tunggu! Adik?! Siapa adikmu?" Killian masih mencoba menahan agar Arsenio tak menghajarnya lagi.

"Arsy! Dia adik sepupuku, aku juga baru tau jika dia adalah putri dari Pamanku yang dulu pergi dari keluarga Graham. Sejak lama aku dan mendiang Ayahku selalu mencari keberadaan Pamanku dan istrinya, lalu mendengar mereka sudah meninggal dunia berserta putri mereka. Tapi saat beberapa hari lalu aku memeriksa indentitas Arsy, ternyata dia putri Pamanku. Arsy yang sejak meninggalnya Pamanku, dia dibawa oleh Ayahmu! Tapi sungguh memuakkan, ternyata Ayahmu menikahkan adikku dengan kau yang seorang lelaki bajingan!"

BUGH! BUGH! BUGH!

Arsenio terus melampiaskan amarahnya, tak disangka ada ikatan keluarga antara dirinya dan Arsy yang baru beberapa hari lalu dia mendengar tentang kehidupan menyedihkan adik sepupunya itu. Bahkan Arsy sampai mengalami kecelakaan karena berusaha kabur dari keluarga Roderick, dan sekarang malah berakhir bertukar jiwa dengan Pamela.

"Sudah! Arr! Cukup!" Zayn maju dibantu Tuan Liam menahan tubuh Arsenio yang masih bergerak ingin menghajar Killian.

Killian yang babak belur dengan susah payah bangun dari lantai, dia sebenarnya bisa membela diri karena dia juga jago bertarung tapi sejak awal kedatangan nya ke Mansion Osmond kondisi tubuhnya memang sedang tak baik-baik saja.

Masih untung hanya wajahnya yang dihajar, jika tinjuan tangan Arsenio mengarah ke perutnya yang masih terluka, sudah dipastikan dia akan kembali tak sadarkan diri karena pendarahan.

"A-kuh sudah memin-ta ampunan pada is-triku... hhhhh," nafas Killian tersengal-sengal. "Jika kau memang benar keluarganya, kau ingin apa Arsenio..."

"Aku menginginkan nyawamu, nyawa Ibumu! Kau sanggup!" Arsenio benar-benar menggila. Baginya keluarga nomor satu, kecuali keluarga yang berniat jahat padanya.

"Kauuu gila!" Killian masih terengah-engah.

"Arsenio, tenang lah." Pamela yang sejak tadi diam saja mendekati Arsenio mengelus lengan sang tunangan dengan lembut, lalu dia membuka map yang dilempar Arsenio ke atas meja lalu membukanya.

Di dalam sana terdapat berkas, salah satu lampiran berisi informasi tentang Arsy dari sejak dalam kandungan, dilahirkan lalu sampai usia 9 tahun dibawa oleh Ayah Killian dirawat di yayasan keluarga Roderick. Lampiran selanjutnya berisi data Arsy sejak usia 9 tahun hingga hidup Arsy yang sekarang berusia 28 tahun.

Sementara Pamela masih membaca, Arsy malah terus terdiam. Dalam pikirannya masih memutar-mutar perkataan Arsenio tentang indentitas dirinya, ternyata dirinya masih satu keluarga dengan lelaki itu. Benarkah?

"Arsy, bacalah," Pamela sudah duduk di samping Arsy, berbisik seraya memberikan berkas-berkas itu. Bahkan setiap foto Arsy dari lahir sampai usia sekarang, semuanya lengkap. Juga tentang rantai kekerabatan antara Arsy dan Arsenio dari pihak Ayah Arsy.

Arsy mulai membaca tentang identitas asli dirinya, ternyata mendiang Ayah nya adalah adik dari Ayah Arsenio. Namun karena perebutan kekuasan dan warisan, demi keamanan Ayah Arsy menyembunyikan diri pergi dari keluarga Graham. Sekian tahun Ayah Arsy menjadi seorang Chef di sebuah restoran, menjadi orang biasa.

Disana juga tertulis beberapa keluarga dari pihak Ayahnya itu, masih ada satu Paman dan Bibi yang masih hidup. Tertulis dengan jelas di lampiran jika sang Paman yang masih hidup lah yang telah menyabotase mobil kedua orang tuanya hingga akhirnya kecelakaan dan meninggal.

Bukan itu aja, seolah belum cukup informasi itu bagi Arsy. Di bagian akhir tertulis, jika orang tua Arsenio juga meninggal karena dibunuh oleh Paman-nya yang kejam itu.

Melihat mata Arsy berlinang air mata, Arsenio yang sudah melepaskan diri dari cekalan Zayn dan Tuan Liam mendekati Arsy dalam wujud Pamela. Dia mengambil berkas itu lalu memasukkan kembali ke dalam map. Dia kemudian memegang tangan Arsy dan Pamela. Satu tangan menarik tangan Arsy, satu tangan lainnya menarik tangan Pamela. Lelaki itu terus berjalan membawa mereka berdua mencari satu ruangan yang bisa dipakai untuk berbicara. Meninggalkan ruang tamu, menjauh dari semua orang yang masih berada disana.

"Ke kiri, itu ruangan kerjaku." Pamela memberi instruksi pada Arsenio seolah mengerti.

Setelah ketiga orang itu masuk, pintu ditutup rapat.

"Kalian tenanglah, biar Zayn dan Paman Liam yang mengurus Killian diluar." Arsenio lebih dulu duduk masih memegang map di tangan, ia tadi sempat lupa malah membanting berkas itu sembarang ke meja padahal isinya sangat rahasia dan penting.

"Arsy, kemari lah duduk dekat denganku. Semua data dalam berkas itu benar, aku adalah Kakak sepupumu dari pihak Ayahmu. Bolehkah sekarang aku memeluk mu?" Wajah Arsenio penuh kerinduan, meskipun baru mengenal Arsy namun sebelum Ayah Arsy menghilang dia sangat dekat dengan Paman satunya itu.

"Kak, benarkah ini? Ka-mu saudaraku? Aku seperti bermimpi, kini mempunyai keluarga sesungguhnya." Arsy terisak namun dia menurut menghampiri Arsenio dan mereka berdua berpelukan.

"Ayahmu, adalah Paman terbaik untukku. Saudara terbaik Daddy-ku, Paman pergi menghilang karena sempat akan dibunuh. Orang tuaku tak bisa kemana-mana seperti Ayahmu, hingga mereka akhirnya meninggal dibunuh. Sekarang aku juga baru tau, Paman Daniel, Ayahmu... juga dibunuh oleh Paman Felix. Dunia ini kejam, Dek. Maafkan kakakmu ini baru mengetahui keberadaan mu, aku dulu masih lah seorang anak kecil yang belum mengerti alasan Paman menghilang. Dulu usiaku baru delapan tahun." Sekarang usia Arsenio 37 tahun, lelaki itu berjarak sembilan tahun dengan Arsy.

"Kakak," Arsy masih berada dalam pelukan Arsenio, tampak lelaki itu menahan air mata dan hanya terlihat mata yang berkaca-kaca.

Pamela ikut mendekat, lalu duduk dan ikut berpelukan. Akhirnya mereka bertiga berpelukan, saat Zayn membuka pintu dan masuk.

"Wah, hebat. Kalian berpelukan tanpa menungguku," goda Zayn, sepertinya dirinya sudah tak perlu cemburu lagi melihat Arsenio memeluk kedua wanita yang dia sayangi. Jika memang benar pengakuan Arsenio, tunangan adiknya itu adalah kakak sepupu Arsy berarti bukan lelaki lain baginya.

Pamela berdiri lalu memeluk Zayn, ia sedang merasa mellow melihat persaudaraan Arsy dan Arsenio setelah membaca informasi tentang mereka. Keduanya sudah ditinggalkan oleh orang tua mereka, itu pun meninggal dengan cara dibunuh. "Lihatlah, aku juga punya kakak, aku menyayangi mu."

Zayn tergelak mendapatkan tingkah lucu Pamela, "Pamela, kau cemburu dengan persaudaraan Arsy dan tunanganmu itu, 'kan? Ha ha... ha..."

"Ish, Kak! Kau nggak bisa diajak jadi saudara yang asik!" Pamela cemberut lalu kembali memeluk Arsenio dan Arsy.

_____

Lah malah bukan ngebahas bukti, tenang YGY, bukti-bukti sudah aman 🤭🤣