Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa kau baik-baik saja?
Queen menghela nafas lalu mengangguk mengiyakan ucapan Bi Sarni. Lagi pula saat ini punggungnya masih terasa sakit dan tubuhnya butuh dibaringkan lebih dulu. "Baiklah, kalau begitu Queen pamit ke dalam kamar dulu untuk mandi dan istirahat sebentar. Setelah itu Queen akan kembali lagi ke sini." Ucap Queen.
"Baik, Nona." Balas Bi Sarni yang sudah tidak ingin membantah ucapan Queen.
Tring
Suara deringan panggilan masuk ke ponselnya membuat Bi Sarni dengan cepat mengangkat panggilan telefonnya setelah melihat siapakah yang menelefon dirinya.
"Hallo, Tuan Mirza."
"Hallo, Bibi, apakah Queen melakukan pekerjaan berat hari ini?" Tanya Mirza setelah Bi Sarni menjawab ucapannya.
"Tidak terlalu, Tuan. Nona Queen baru saja naik ke kamarnya untuk istirahat setelah membereskan belanjaan dari pasar." Jelas Bi Sarni.
Di seberang telefon Mirza nampak menarik nafas lega setelah mendengarkan ucapan Bi Sarni. "Baguslah jika begitu. Halangi Queen jika dia masih bersikeras untuk bekerja berat." Pesan Mirza.
Bi Sarni mengangguk walau ia tahu Mirza tidak dapat melihat anggukan kepalanya.
"Kabari saya jika Bibi dan Queen membutuhkan bantuan." Ucap Mirza.
"Baik, Tuan." Balas Bi Sarni patuh. Setelahnya Mirza pun mematikan sambungan telefon mereka. "Tuan Mirza sungguh baik dan perhatian pada Nona Queen." Gumam Bi Sarni seraya memandang layar ponselnya yang sudah mati.
Sementara Queen yang baru saja masuk ke dalam kamarnya nampak mengelus perut buncitnya saat merasakan tendangan yang cukup kuat dari dalam perutnya. "Anak Mommy sangat aktif hari ini." Ucap Queen seraya tersenyum walau merasa sakit akibat tendangan dari dalam perutnya.
Queen pun memilih langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dibandingkan membaringkan tubuhnya lebih dulu. Setelah setengah jam berkutat di dalam kamar mandi, Queen pun keluar dengan wajah yang lebih segar.
Hoam
"Ini sungguh menggelikan. Bisa-bisanya aku mengantuk setelah mandi." Ucap Quen lalu mengucek kedua matanya. Karena rasa kantuknya tidak bisa diajak berkompromi, Queen pun memilih untuk tidur sejenak sebelum turun untuk membantu Bi Sarni.
"Maafkan Queen, Bibi. Tapi mata Queen sungguh mengantuk." Ucap Queen lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tak membutuhkan waktu lama, kedua mata Queen pun tertutup dan akhirnya ia pun terlelap.
Namun belum sampai satu jam ia tertidur, Queen pun sudah terbangun dengan nafas yang terdengar naik turun. "Kevin..." ucap Queen dengan lirih lalu tiba-tiba menangis. "Hiks, apa benar mereka akan menikah sebentar lagi." Ucap Queen mengingat mimpinya baru saja yang memperlihatkan kemewahan pernikahan Queen dan Melody. Bahkan di dalam mimpinya Queen melihat wajah Kevin terlihat begitu bahagia dengan pernikahan barunya tanpa mengingat jika dirinya sudah memiliki seorang anak dengan Queen. "Apa yang kau pikirkan dan kau harapkan Queen?" Queen mengusap pipinya yang sudah basah dengan ibu jarinya. Ia pun segera turun dari ranjang lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
"Ingatlah Queen, mulai saat ini lupakan dia sepenuhnya. Setelah ini hanya ada dirimu dan anakmu yang akan membuat hidupmu lebih bahagia." Ucap Queen menguatkan tekadnya. Setelah mengontrol kondisi hatinya yang tiba-tiba kacau karena mengingat Kevin, Queen pun segera keluar dari dalam kamarnya untuk membantu Bi Sarni yang masih memasak makanan di dapur.
*
Siang harinya Mirza nampak memasuki rumah Queen dengan penampilan yang rapi dengan setelan kemeja yang melekat indah di tubuh kekarnya.
"Kak Mirza, Kakak sudah datang." Ucap Queen dengan tersenyum menyambut kedatangan Mirza.
Mirza tersenyum. "Ya, apa kau merindukanku?" Seloroh Mirza.
Queen tertawa mendengarnya. "Kakak bisa saja." Ucapnya lalu menuntun Mirza ke arah ruang tamu.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mirza menatap wajah Queen yang terlihat berbeda.
Queen mengangkat kepalanya dan menatap Mirza dengan kening mengkerut. "Maksud Kakak?" Tanyanya bingung.
"Kakak melihat kau sedang memikirkan sesuatu saat ini." Ucap Mirza.
"Apa begitu terlihat?" Tanya Queen dengan wajah polosnya.
"Tentu saja. Kau terlalu sulit menyembunyikan perasaanmu lewat ekspresi wajahmu." Balas Mirza.
Queen terdiam.
"Sekarang katakan hal apa yang mengganggu pemikiranmu?" Tanya Mirza.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
