Seorang CEO yang tak sengaja mendapatkan amanah dari korban kecelakaan yang ditolongnya, untuk menyerahkan cincin pada calon pengantin wanita.
Namun Ia malah diminta Guru dari kedua mempelai tersebut untuk menikah dengan mempelai wanita, yang ditinggal meninggal Dunia oleh calon mempelai pria. Akankah sang CEO menikah dengan mempelai wanita itu? Akankah sang mempelai wanita setuju Menikah dengan sang CEO?
Dan sebuah masalalu yang mempelai wanita itu miliki selalu mengganggu pikirannya. Kekhawatiran yang ia rasakan selalu menghantui pikirannya. Apakah masalalu yang menghantui pikiran mempelai wanita itu?
Cerita ini hanya khayalan Author, jika ada kesamaan tokoh, kejadian itu hanya kebetulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Berbelanja
Nyonya Lukis kaget melihat ekspresi menantu nya itu. Aisha yang berkerudung itu menautkan kedua alisnya.
"Ada apa Ay? Kamu baik-baik saja?"
"Ma, Maaf. Ayra sungguh bersyukur karena mama menerima Ayra dari pertama dengan ketulusan dan kesabaran. Terimakasih karena mama begitu perhatian sama Ayra. Tetapi Ayra boleh berbicara sesuatu?"
Nyonya Lukis mengusap lembut lengan Ayra.
"Ayra rasa ini terlalu berlebih-lebihan ma. Untuk membeli pakaian dengan segitu totalnya. Ayra hanya takut ma, karena sesuatu yang berlebih-lebihan itu salah satu perilaku yang dibenci oleh Allah."
"Tapi kamu bilang tadi menyenangkan hati suami itu salah satu untuk mendapatkan pahala?"
Nyonya lukis sedikit kecewa karena penolakan Ayra.
"Iya ma. Tetapi seorang istri juga harus pandai menjaga harta suaminya. Dalam hal ini termasuk membelanjakan barang yang terlalu berlebihan atau sesuatu yang kita beli berdasarkan keinginan bukan berdasarkan kebutuhan. Ayra pilih beberapa saja ya. Nanti kapan-kapan kita kesini lagi ya?"
"Tapi maaf Non Ayra, Nyonya lukis. Belanjaan yang sudah di nota tak bisa di return."
Nyonya lukis tersenyum senang karena tidak ada alasan putrinya itu menolak dengan semua ilmu yang ia miliki.
Ayra pun hanya bisa tersenyum melihat senyum kepuasan di bibir mertuanya.
"Ma, di bagi tiga ya ma bajunya."
"Loh?"
"Bukankah mama punya 3 menantu? khawatir timbul kecemburuan diantara menantu yang lain jika hanya Ayra yang mama belikan baju apalagi sampai sebanyak ini ma."
Ayra sudah menenteng beberapa paper bag itu.
"Pakai kartu Bram saja ma. Jadi bukan mama yang membelikan. Mungkin karena dia tidak terbiasa hidup seperti kita hingga jumlah uang yang tadi ia anggap pemborosan. Alasan apalagi yang ingin kamu berikan hah? Perempuan tidak tahu diri. Kamu baru satu hari di keluarga ini. Jangan terlalu merasa pintar! ini kah yang dikatakan salah satu santri terbaik?! Heh!"
"Mas, Sesungguhnya setiap rezeki yang mengalir pada diri kita itu bukan karena kerja keras kita melainkan karena Allah meridhoi hingga rezeki itu mengalir kepada kita."
"Diam Kamu! Saya tidak butuh ceramah kamu! Cepatlah karena aku harus kekantor!"
"Ma, Bram tunggu diluar. Rani dan Bambang juga sudah menunggu."
Bram memberikan kartu berwarna Gold ke Aisha. Aisha hanya menatap tak percaya seorang suami membentak istrinya dihadapan orang lain. Pemandangan yang lebih membuat Aisha makin kagum dengan sosok Ayra, perempuan itu menundukkan kepalanya ketika suami nya meluapkan kemarahan pada dirinya.
"Bram.... Mama tidak suka kamu berkata kasar pada istrimu."
"Cepat lah ma. Aku harus segera kekantor. Jika masih ingin mendengarkan ceramah menantu mama ini dirumah saja."
Bram menekan pin di mesin EDC yang Aisha sodorkan lalu berlalu ketika kartu Gold tadi dikembalikan oleh Aisha.
Nyonya lukis yang berjalan disamping Ayra melihat gurat sedih dalam wajah Ayra.
"Sabarlah Ay. Kadang rumah tangga itu memiliki cobaannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita. Apakah akan pasrah, atau berjuang untuk menyelamatkan rumah tangga kita."
"Doakan yang terbaik untuk Ayra dan mas Bram ma."
"Tentu sayang." jawab Nyonya Lukis
...❤️❤️❤️...
Bram baru saja sampai di sebuah gedung yang megah dan mewah. Setelah mengantar Mama, Rani dan Ayra ke salon yang biasa menjadi tempat favorit mamanya melakukan perawatan.
Gedung yang megah karena terdapat 15 lantai, pada gedung itu. Ketika Bram turun dari mobil hitam itu, terdapat seorang lelaki yang berhidung mancung serta bermata sipit telah berdiri di depan gedung itu.
Rafi menundukkan kepalanya tanda hormat kepada sang pimpinan. Bram berjalan ke arah lift menuju lantai 15. Setibanya ya di lantai 15, Bram memasuki ruangan yang sudah manjadi saksi kesuksesan diri nya selama memimpin MIKEL Group.
"Katakan kapan mereka akan mengadakan rapat?"
Bram duduk di kursi Hidrolik yang berwarna hitam dan membuka beberapa berkas yang ada di meja kerjanya.
"Besok pagi tuan, mengenai saham untuk tuan Beni sedang saya urus dan untuk Nyonya Ayra besok sudah bisa diadakan rapat pemegang saham tetapi tuan Beni juga harus hadir besok."
"Kamu sudah menghubungi nya?"
Bram fokus membaca satu berkas di dalam map berwarna biru tanpa melihat lawan bicaranya.
"Sudah tuan."
"Baiklah, atur saja dan untuk undangan pesta yang papa minta aku tidak ingin terlalu banyak tamu. Cukup yang didalam negeri saja."
"Mengerti tuan."
"Baik, kembalilah keruangan mu."
Lelaki yang bernama Rafi itu meninggal kan Bram sendiri diruangan Presdir itu. Rafi adalah asisten Bram di MIKEL Group. Ia juga orang kepercayaan Pak Erlangga untuk mengurus beberapa saham perusahaan Pradipta.
MIKEL adalah sebuah perusahaan yang hampir colabs. Namun karena kepandaian sang Presdir juga jiwa bisnisnya membuat perusahaan itu bangkit dan kini memiliki banyak perusahaan kecil dibawah naungan MIKEL Group.
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan serta ekspor import biji sawit dan karet. Semua bermula dari pak Erlangga bergerak di bidang perkebunan sawit serta pertambangan batubara hingga sang putra sulung ikut berminat membangun perusahaan yang memiliki di bidang yang hampir sama.
Bram menatap ke kaca yang membuat netra nya dapat melihat hiruk-pikuk nya kendaraan di jam-jam pulang kantor. Ia memikirkan seakan mimpi baru saja disakiti oleh Shela kini ia harus menikah dengan perempuan yang tidak ia cintai.
Tiba-tiba suara manja muncul dari balik pintu dan langsung memeluk tubuh atletis dari Presdir MIKEL Group ini.
"Sayaaaanggg."
soalnya saya banyak kenal orang dari berbagai daerah meskipun pernah mondok, tp tidak sedetail itu tau tentang najis
mau komen keseeell.. ternyata udah ada yg mewakili😆