NovelToon NovelToon
PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Playboy / Basket / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: cipaaiinee

Baru menginjak kelas 12, ada saja hal yang membuat Syanza harus menghadapi Pangeran, si ketua Savero.

Ketua apanya coba, tengil gitu.


"Lo pikir, lo kodok bisa berubah jadi pangeran beneran, hah??" Ketus Syanza.
"Emang gue pangeran," balas Pangeran angkuh.
"Nama doang, kelakuan kayak setan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cipaaiinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Pangeran dan Syanza masih sibuk sendiri. Mereka berlari sampai genap mengelilingi jalan taman yang bulat.

Tanpa disadari Syanza, Pangeran sebenarnya sengaja meledek dan mengerjai Syanza supaya semangat lari pagi. Lelaki itu sangat menyangkan rengekan Syanza yang meminta ikut, tapi satu keliling saja sudah banyak mengeluh.

"Ayo, dong sayang!" seru Pangeran berlari mundur memerhatikan Syanza yang mulai melemah lagi.

"Berhenti, Altar! Capek tahu gak," sorai Syanza berlari kecil tapi terseok-seok.

Pangeran menggeleng, lantas ia menyuruh Syanza untuk istirahat saja dan menunggu dirinya yang masih belum sampai menembuh langkah yang ditargetkannya.

"Yaudah. Lo tunggu aja di sana, takutnya ntar pingsan," seloroh Pangeran malah semakin membuat Syanza naik pitam.

"Sini lo cowok resek!" teriak Syanza membara kembali. Gadis itu menambah kecepatan larinya dan hampir menangkap Pangeran tetapi pemuda itu malah menjulurkan lidahnya dan menjauh darinya.

"Nah gitu dong, semangat!"

Jalanan itu serasa dikuasai mereka berdua. Orang-orang yang melihatnya hanya bisa gigit jari dan geleng-geleng. Ditambah tawa lebar Pangeran yang membuat mereka semakin iri.

Beberapa saat kemudian, Pangeran merasa ada yang salah pada kakinya.

Lelaki itu padahal tidak terlalu dirasa rasa sakit pada kakinya. Sampai ia membulatkan matanya saat rasa nyeri nan linu menjalar ke seluruh tubuhnya.

Bruk

Pangeran menjatuhkan diri dan memegang kaki kirinya yang sakit.

Syanza berhenti sejenak, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Kemudian ia berlari menghampiri Pangeran.

"Aghhhh! Sheeshh," ringis Pangeran sembari menggeram kesakitan.

Drap

Drap

"KAN! KENA KARMA JADINYA," omel Syanza berteriak. "Bandel sih. Udah tahu badannya penuh luka, ngeyel mau lari. Ujungnya sakit sendiri, mana sok sok'an nyuruh gue ngejer, tahunya lo yang ambruk!"

Aduh. Telinga Pangeran terasa gatal. Diomeli calon istrinya ditambah kakinya yang nyeri.

"Daripada ngomel, mending bantuin," ucap Pangeran dengan raut menyedihkan.

Plak

Syanza menampar tangan Pangeran yang sembarangan menekan kakinya sendiri. "Awas, jangan gitu. Coba lurusin dulu," titah Syanza membantu lelaki itu. Kemudian ia memijat pelan, setidaknya ia sedikit tahu cara menijat karena dulu neneknya sangat suka memijat.

"Akhh. Sakit, Sya," rengek Pangeran.

"Jangan lebay deh, ah!" sewot Syanza.

Seorang ketua dari Savero benar-bebar takluk oleh kekasihnya. Biasanya jika ada yang berani berteriak padanya akan mendapatkan bogeman mentah.

Jarrel dan Cakra tidak sengaja bertemu dengan kedua manusia yang ngemper di pinggir jalan.

"Lah, Bos kenapa?" tanya Cakra.

Plak

"Buta apa mata lo? Gak lihat si Pangeran lagi kesakitan gara-gara ulahnya sendiri," sahut Jarrel sekaligus menyinggung ketuanya.

"Berisik, anjing!" sentak Pangeran melempar batu kecil yang berada di sebelah tangannya.

"Diem dulu, bisa gak sih! Lagi sakit juga marah-marah mulu," sewot Syanza menekan kski Pangeran.

"Aghhh! Sakit," ucap Pangeran berlagak anak kecil.

"Hueeek!" Jarrel dan Cakra kompak memperagakan orang yang mual.

"Berani lo berdua sama gue." Pangeran memolotinya. Memang biadab mereka berdua itu, mentang-mentang ia lagi kesusahan jadi merasa ada celah untuk meledek.

Jarrel mengatup mulutnya, sedangkan Cakra berjongkok memerhatikan Syanza yang sibuk mengurut kaki Pangeran.

"Lo bisa ngurut, Sya?"

"Dikit."

Jarrel ikut jongkok di samping Cakra tangannya menjadi penyangga dagunya. "Mau dong diurut sama lo," celetuknya tidak sadar dengan mata Pangeran yang siap mengeluarkan api.

Bugh

Jarak yang lumayan dekat sedang mendukungnya. Jadi, Pangeran merentangkan kencang tangan kanannya dan mengenai dada Jarrel sampai membuat lelaki itu terlentang ke belakang.

"Anjing. Dada gue sakit," ungkapnya menyedihkan.

Cakra meliriknya sekilas, dan bertanya pada Pangeran, "Masih kuat jalan gak, Bos?"

"Aman, cuma paling lama doang," balas Pangeran, tangannya menghentikan pergerakan Syanza. Ia teringat jika gadis itu belum memakan apa pun dan sudah ia ajak lari di luar kebiasaannya. "Udah. Lo mending beli makan atau jajan, belum makan juga 'kan?"

Syanza mengangguk dan melihat ke sekitar. "Tapi gue gak bawa dompet," cakapnya malu.

Pangeran merogoh saku celana pendeknya dan mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan semuanya pada Syanza. "Nih. Beli aja yang lo mau, jangan beli yang dingin-dingin dulu, masih pagi."

Syanza melongo melihat dompet Pangeran yang sudah di tangannya. "Ih. Gue pinjem dulu selembar yang merah, ngapain dikasih sama dompetnya," dumelnya.

Pangeran berusaha berdiri dengan menjadikan pundak Cakra dan Jarren sebagai tumpuan tangannya.

"Apaan pinjem, ribet amat. Udah lo pegang aja, gue mau ke station duluan, gak papa 'kan?"

Syanza bingung. Di satu sisi ia ingin jajan karena banyak makanan yang menggiurkan, di sisi lain ia takut sendirian karena baru pertama kali ke sini.

"Jar, si Arjuna sama Zergan ke mana?" tanya Pangeran sembari merapikan anak rambut Syanza.

"Zergan balik duluan, adeknya biasa. Kalau si Juna udah ke station," jawab Jarrel.

Syanza menatap bergantian tiga lelaki di depannya. Ini bagaimana jadinya, Pangeran masih menahannya di sini.

"Cak, bantu gue jalan. Dan lo, Jer. Temenin dulu cewek gue beli makanan, takutnya nyasar. Kalian juga yang akan repot karena gue suruh nyariin nih, unyil," papar Pangeran mencubi gemas pipi Syanza.

"Sakit, Altar! Enak aja gue kek unyil," sangkal Syanza.

"Bolehlah, boleh," jawab Jarrel setelah berpikir sejenak.

"Bantu gimana, Ran? Lo mau gue gendong?"

Pangeran menatap datar kebodohan Cakra. Gila aja, badan Cakra lebih kecil dibanding dengan tubuhnya. Ujungnya malah tersungkur memalukan.

"Bukan, nyet. Lo cuma bantu papah gue," jelas Pangeran dan merangkul Cakra kasar.

"Jagain, Jar." Jarrel mengangguk patuh. "Dadah, sunshine," pamit Pangeran pada kekasihnya.

"Dia kenapa coba," lontar Syanza memelas.

"Namanya juga udah suka sama lo," jawab Jarrel. "Dahlah. Sekarang mending porotin uangnya," imbuhnya melirik dompet Pangeran.

Syanza memeluk dompet itu. "Enak aja. Ini cuma buat gue, ya. Lo disuruh nemenin gue doang."

Jarrel tampak tidak percaya, ternyata Syanza tidak jauh beda dengan Pangeran. Memang sama-sama pelit dan galak.

"Tetep aja gue juga butuh energi lho, Sya."

"Oke. Air mineral aja, ya," tukas Syanza dan berjalan riang menghampiri pedagang kaki lima.

"Masih pagi udah tersiksa benget lo, Jar," keluh Jarrel pada dirinya sendiri.

1
Puji Lestari
bagus... ceritanya menarik
Puji Lestari
lanjut.... ceritanya bagus...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!