NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Mereka semua beristirahat dengan tenang, begitu pula si kecil. Husna sudah pulang dari berkegiatan. Makin ramai tempat tinggal Hana dan Hasyim.

Kumandang adzan terdengar, ayah yang pertama kali bangun. Saat pukul 03.00 ayah sempat terbangun shalat malam lalu tidur kembali.

"Alhamdulillah sudah subuh." Gumam ayah. Dia merasa prihatin pada putri-putrinya. Hana memang sudah menikah, tetapi saat hamil hingga melahirkan diuji perekonomiannya.

Hasna sudah dua tahun tamat kuliah tapi belum menikah juga. "Kenapa ayah seperti melamun ya?" Gumam Hana pelan. Dia mendekat pada sang ayah.

"Ayah baik-baik saja?" Tanya Hana, Ayah Ahmad mengangguk lalu tersenyum.

"Sabar ya nak, ini lah ujian hidup." Ujar ayah, Hana tersenyum saja. Dia duduk di kursi tidak jauh dari ayahnya.

"Begini lah kehidupan ayah, kadang di atas kadang kala di bawah. Kita harus siap dengan kondisi apa pun itu. Ada yang hadir dan ada yang pergi." Ucap Hana santai tapi penuh makna.

"Kamu benar nak, dulu kita bahagia meski sederhana. Kalian semua di rumah, kumpul keluarga, ada ibumu, dia sangat menyayangi keluarganya." Batin ayah sambil tersenyum.

"Kamu mau apa bangun subuh?" Tanya ayah. "Jangan angkat berat dulu kalau sudah melahirkan." Ujar ayah lagi. Hana mengangguk paham. Hasna mendengar obrolan sang ayah dan kakaknya.

"Ayah sudah sholat?" Tanya Hasna ikutan nimbrung. Ayah mengangguk lalu mengambil ponselnya yang berkedip. Ternyata pesan dari Telkom ~ si setia ♡.

Mereka berbincang ringan di waktu subuh, Hasna sedang libut sholat. "Hasna, tempo hari Mami mu bilang. Gimana kalau Hasna dikenalkan sama Rahmat anak temannya?" Cerita sang ayah.

"Ya ayah bilang, nanti saya tanya dulu Hasna. Bagaimana menurutmu nak?" Tanya ayah menatap Hasna, yang ditanya diam berpikir.

"Rahmat yang biasa cari pakan kambing itu kan yah?" Tanya Hasna penuh selidik. Ayah mengangguk mantap.

"Menurut Mamimu, dia itu pekerja keras, sarjana dan anak yatim. Biasa datang ke rumah mamanya Rahmat." Imbuh ayah.

"Hasna tahu ayah, Hasna pernah dengar omongan mereka tanpa sengaja. Tapi aku diam pura-pura gak tahu." Jawab Hasna. Apa yang ditanyakan apa yang dijawabkan.

Ucapan Hasna secara tidak langsung menolak akan hal itu. "Kalau kamu mau lenih bagus nak, supaya kekerabatan Mamimu dengan Mamanya Rahmat makin akrab. Apalagi jika jadi besan." Ujar sang ayah meneruskan perkataan isterinya.

"Kalau aku sih bagaimana Hasnanya, tapi jangan paksakan dirimu de. Itu tidak baik! Kalau memang mau kenalan dulu, berteman, tapi kalau gak mau juga gak masalah." Ujar Hana memberi usul.

Hana tidak mau terjadi hal-hal buruk kepada sang adik. Karena dia dinikahi oleh suaminya karena terpaksa. Hasna menatap sang kakak penuh selidik.

"Cintai lah orang yang mencintaimu, gak enak mencintai sendirian de." Imbuh Hana mengingatkan.

"Aku gak mau ayah dikenalkan sama Rahmat itu, bukan masalah dia kerjanya cari pakan kambing. Tapi masalahnya dia kerabat Mami. Aku gak mau!" Tolak Hasna tanpa bisa diganggu gugat.

"Kalau begitu keputusanmu jelas de, jika kamu tidak mau! Berarti tidak ada harapan." Sahut Hana tersenyum senang. Dia senang ayahnya menikah lagi, tapi Hana tidak suka jika Maminya mau mengatur hidup adiknya.

"Kamu sudah besar de, bisa menentukan hidupmu." Imbuh Hana menyemangati, Hasna tersenyum senang karena ada yang mendukungnya.

"Ayah, kalau memang sudah datang jodoh Hasna dia pasti akan menikah!" Ucap Hana menenangkan. Ayah hanya diam saja lalu berkata.

"Terserah kalian saja lah!" Ujarnya pasrah. Ayah tidak bisa juga memaksa Hasna karena yang akan menjalani dia.

Sudah waktunya memasak, Hasna sibuk di dapur sedang Hana menjaga buah hatinya. Karena sang suami ke tempat pelelangan ikan belum pulang.

Usai dengan urusan perut, mereka disibukkan dengan persiapan akikah. "Siapa namanya anak ganteng?" Tanya aunty Hasna.

"Halim nama aku aunty. Nama lengkapnya Halim Nur Hasyim" Jawab Hana menirukan suara anak kecil. Mereka sedang bermain di dalam kamar Hana.

Acara akikah segera dimulai, banyak tamu undangan yang hadir. Mertua Hana tidak menyangka jika banyak yang hadir. Acara demi acara telah usai.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga." Gumam Hasna pelan, dia merasa lelah dengan acara hari ini.

"Husna, besok ke Mall yuk. Mau beli pakaian buat Halim." Ajaknya, Husna mengangguk senang.

Malamnya mereka tidur, ayah gelisah tidak dapat memejamkan matanya. Hingga pagi menjelang, usai sholat subuh baru ayah lekas tidur. "Kasihan ayah." Batin Hasna.

Dia tahu jika ayahnya sulit memejamkan mata, bahkan di malam hari ayah mengenakan kipas manual. "Semoga hari ini kak Hasyim gak sibuk supaya bisa antar ayah berobat." Batin Hasna.

"Kak, nanti sibuk gak?" Tanya Hasna saat mereka semua sarapan. Hana menatap Hasna penuh selidik.

"Memangnya mau kemana de?" Tanya Hana pada sang adik. Hasna menatap Hana dengan tatapan sendu.

"Ayah mau ditemani berobat kak, kalau penyakit dalam bagus dimana ya kak?" tanya Hasna sambil bersiap. Hana bertanya pada suaminya.

"Sayang, dimana bagus tempat berobat penyakit dalam?" tanya Hana pada Hasyim. Hasyim mendekat pada mereka yang berkumpul di ruang tamu.

"Di dokter praktek bagus, tapi sore. Karena kalau di rumah sakit lama prosesnya." jawab Hasyim. Dia berpendapat sesuai dengan apa yang dia ketahui selama ini. Apalagi biasa kedua orang tuanya bergantian masuk rumah sakit hampir setiap tahunnya.

"Berarti sore kalau di dokter praktek." ujar Hana memperjelas. Hasyim mengangguk membenarkan sambil menggendong Halim untuk dijemur supaya mendapat matahari pagi.

"Ya sudah kalau gitu nanti sore saja ke dokter ayah, gimana kalau kita belanja dulu pagi ini de?" ujar Hasna sekaligus bertanya pada Husna.

"Okey sip. Ayo kita lets go." jawabnya semangat. Akhirnya Hasna dan Husna pamit pada ayah dan kakaknya jika mereka akan ke pusat perbelanjaan.

Saat diperjalanan, Hasna bertanya ke Husna. "Belanja dimana ya de?" tanya Hasna saat dibonceng oleh Husna.

"Mau beli apakah?" tanya Husna balik. Suaranya agak keras karena sementara mengendarai motor.

"Keperluan Halim de." jawab Hasna singkat. Husna berpikir untuk mengajak ke toko Tulung Agung yang ada di Kota P. Setibanya disana, Hansa dan Husna turun dari motor.

"Bagus kah belanja di Tulung Agung?" tanyanya sambil melepas helmnya. Husna mengangguk.

"Disini banyak pilihan dan murah kak." jawab Husna jujur. Dia biasa diajak Hana ke toko tersebut untuk menemaninya belanja.

"Ayo kita masuk." ajak Hasna lalu mereka melangkah masuk ke dalam toko untuk memilih-milih sesuai dengan keinginan. Eh, sesuai kebutuhan maksudnya!

"Wah itu perlengkapan bayi, ayo kesana de." ajak Hasna semangat. Husna mengikut saja dibelakang Hasna sambil melihat-lihat pakaian kemeja.

"Apa saja ya bagus dibelikan buat Halim." gumam Hasna pelan sambil memilih pakaian bayi buat Halim. Dia memilih handuk, celana, dan perlengkapan lain yang kiranya dibutuhkan.

~ Happy reading ~

1
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
Hani: ke depannya diperbaiki lagi /Smile//Pray/
total 4 replies
Thoriq murtadho
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq murtadho
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Kalau mau merebut hatinya ya yang tulus jangan modus, mau cuma sama bapaknya saja guna diperas tenaganya. Mana lagi mulut tukang gibah pula, jika anaknya Ahmad sukses paling minta jatah dengan berbagai alasan.
Hani: Hasna : Bener tuh kak, kenapa jg aku dapat Mak Tiri kek gitu ya! Enak kalau punya Mak Tiri kayak bunda Ashanty
total 1 replies
sSabila
Semangat terus kak
Hani: sama sama.
sSabila: terima kasih kak
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!