Diana, gadis 18 tahun, menemukan kebenaran tentang keluarganya yang sebenarnya setelah 18 tahun hidup bersama keluarga angkat. Dengan kalung berlambang keluarga Pradana dan foto keluarga aslinya, Diana berangkat ke kota besar untuk mencari kebenaran.
Di kota, dia bertemu dengan pemuda misterius yang membantunya mencari alamat keluarga Pradana.
Apakah diana akan menemukan keluarganya?dan siapakah pemuda yang sangat baik membantunya,lanjutkan membaca jika ingin tahu kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasna alna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Selang 2 hari Adel sudah mendapatkan tubuhnya yang pulih seperti sedia kala. Dia meninggalkan rumasakit bersama Arin saja. Karna Pramono sibuk mempersiapkan pesta pernikahan anak kandungnya.
"Sepi sekali rumah ini ma?, papa dan kak regas dimana?" Tanya Adel
"Mereka sedang mempersiapkan pesta Diana."
Adel mengangguk sok polos. Dalam hati dia merasa marah. Pernikahan itu tidak jadi batal. Malah dirinya yang tertimpa sial. Dengan hamil tak tau disiapa ayah dari anak ini.
Benar.. Adel sedang mengandung. Namun hanya dia yang mengetahui. Dokter ingin menjelaskan kepada kedua orangtuanya tapi Adel menolak. Takut jika mereka marah besar.
"Sayang jangan ngalamun ya. Kamu pasti juga akan menemukan kebahagiaanmu nanti." Arin menganggap diamnya Adel karna sedih atas pernikahan yang akan diselenggarakan. Yang rencana sebelumnya itu adalah pernikahan milik Adel.
"Aku gapapa kok ma, cuma capek." Adel berpamitan pergi ke kamar tidur kepada sang Mama. Dan dibalas anggukan singkat sambil tersenyum.
Adel memasuki kamar tidurnya. Merebahkan tubuh lemas itu ke atas ranjang. Entah dia salah makan apa, perutnya terasa mual. Adel berlari menuju kedalam kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
"Kenapa tubuhku? Atau jangan-jangan aku.. morning sickness?" Adel menggeleng tegas.
Karna dia merasa tidak puas dengan kemungkinan-kemungkinan yang dia pikirkan, Adel merasa menginginkan sesuatu yang segar. Dia meminta asistennya untuk membelikan rujak.
Selang 30 menit, Adel sudah memegang makanan itu. Dia mencoba makan didalam kamar . Kurang dari 3 menit,rasa mual dan pusing ditubuhnya menghilang.
Dia mengingat kejadian 5 minggu yang lalu.
*Flash back*
"Sayang kamu kesini?" Ucap Dicky
"Iyaaa aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"Apa itu?"
"Aku mau nikah sama orang yang selama ini aku idam-idamkan " ucap Adel tanpa rasa bersalah.
"Kamu gila haaa!! Kita sudah jalan 3 tahun dan kamu lebih memilih orang yang baru kamu kenal?"
"Iya lah.. dia kaya ganteng. Nggak kaya kamu.. miskin!"
"Tapi aku nggak mau pokoknya nggak!!" Dicky berusaha untuk menahan Adel..
Adel muak. Saat akan meninggalkan apartemen itu. Tubuh Adel ditarik paksa oleh Dicky. Dia menggerayahi semuanya tanpa dilewatkan satupun. Adel hanya pasrah,toh itu bukan untuk pertama kalinya. Sudah tak terhitung dia melakukan dengan Dicky.
Setelah selesai permainan panas itu, Adel menatap mantan kekasih yang sedang terpejam, dia meninggalkan Dicky begitu saja tanpa berpamitan.
*Flash back off*
.........
Adel terduduk disofa kamar. Seketika raut wajahnya berubah tersenyum jahat. "Aku memiliki ide" ucapnya dengan penuh semangat.
Dia mendatangi kamar Regas diam-diam. Terdengar Regas sedang didalam kamar mandi. Dia bergegas menata tampilannya. Dia buat se sexy mungkin.
Sambil tersenyum menggoda Adel menatap tubuh maskulin milik Regas. Dia terpesona oleh tubuh kakak angkatnya.
"Kenapa tidak dari dulu aku mencobanya ." Ucap Adel dengan senyum nakal. Dia mendekati Regas. Menyentuh tubuh itu pelan mengusap dada bidang milik regas.
Regas yang mendapatkan sentuhan tiba tiba mencoba menangkis kasar tangan Adel
"Auuu sakit kak.." sambil memegangi tangan.
"Pergi kamu dari sini!" Ucap Regas dengan tegas.
"Kalau aku nggak mau gimana kak? Aku mau kamuu..." Ucap Adel dengan suara sexy.
"PERGI!" Tangan Adel dicekal dan diseret keluar dari kamar oleh Regas. "Perempuan menjijikan". Ucap Regas sambil menutup kasar pintu kamarnya.
Adel yang tidak mendapatkan apa yang dia mau merasa marah dan terhina. Regas menolaknya mentah-mentah.
Tibanya Adel didalam kamar,dia duduk ditepi ranjang. Memikirkan berbagai macam hal.
"Kenapa aku harus hamil? Dan kenapa bayi sial*n ini tidak mati saat aku jatuh dari tangga? Aku tidak mau anak ini,aku harus menggugurkan"
Dengan senyum jahat Adel mencari situs gelab dari benda pipih yang dipegangnya. Tak butuh waktu lama,dia mendapatkan salah satu alamat dokter pengg*gur kandungan.
Dengan senyum merekah dia bersiap menemui dokter itu disebuah cafe. Namun hal tak terduga. Seorang pelayan memberitahunya jika pramono memanggil untu berkumpul di ruang kerja.