Sekuel Sincere Love My Husband.
"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.
"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.
Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.
Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.
Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 19 : Meyakinkan Diri
..."Terkadang untuk mengenali diri sendiri pun bisa keliru, apalagi mengenali rasa yang tak kasat mata. Dan itu adalah ujian hati yang harus segera ditangani, jika saja tidak ingin semuanya usai."...
...~~~...
Di saat-saat seperti ini, rasanya Mahen ingin segara pulang, karena tidak kuasa melihat kedekatan Azura dengan Jibril, seakan membuat gelora di dalam dirinya menggebu untuk mengeluarkan emosi yang kian melanda dirinya. Namun, Mahen cukup sadar akan tempat dan kondisi.
"Maaf, Paman. Mahen harus segara kembali ke rumah Baba, takutnya malah kesorean nantinya. Kalau begitu, Mahen izin pamit pulang dulu," ucap Mahen dangan beralih menatap Abi Ibrahim dan Ummi Safa.
"Oh ya, ya udah boleh, tapi sama Azura loh." Abi Ibrahim berucap dengan melihat kepada putrinya.
"Enggak papa, Paman. Biar besok saja Mahen kembali ke sini untuk bawa Azura ke rumah Baba. Itu pun kalau Azura mau, sekarang dia harus istirahat karena pastinya sudah kelelahan," ucap Mahen sembari tersenyum tipis kepada paman dan tantenya itu.
"Azura mau ikut A Mahen, Bi. Sekarang juga enggak papa," ujar Azura yang tiba-tiba saja menyahut obrolan dari orangtuanya itu, seakan ingin menghindar dari Jibril.
"Enggak bisa, Azura. Mahen harus pulang sekarang, kamu juga harus istirahat. Enggak baik jika langsung pergi lagi, karena kamu bisa sakit nanti," kata Mahen dengan tidak menuruti keinginan Azura.
"Iya benar itu, Azura. Kata Mahen benar, kamu harus tetap di sini. Lagian kamu juga baru pulang, masa mau tinggalin Abi sama Ummi lagi? Emangnya enggak kangen sama Ummi?" tanya Ummi Safa yang sedari tadi berada di dekat Azura sembari mengusap pelan pundaknya.
"Enggak begitu Ummi, Azura kangen sama kalian berdua. Besok saja tidak papa deh, Azura ikut A Mahen ke rumah Paman Alaska nya," ucap gadis itu dengan tidak lagi memaksanya.
"Ya udah, kalau begitu Mahen pamit pulang dulu. Paman, Tante, Azura. Assalamualaikum," ucap Mahen setelah menyalami tangan Abi Ibrahim dan Ummi Safa.
"Waalaikumsalam. Hati-hati di jalannya Mahen, jangan ngebut-ngebut!" kata Ummi Safa dan yang lainnya menjawab salam dari Mahan.
"Iya Tante, siap. Azura, Mahen jemput besok ya?" kata Mahen sembari tersenyum tipis kepada gadis cantik itu. Dan kali ini, Azura bisa melihat senyuman dari wajah tampan itu kembali.
"Iya, A Mahen. Azura tunggu," jawab gadis itu yang sempat terpesona, melihat senyuman Mahen.
Sampai kemudian, Mahen meninggalkan rumah Abi Ibrahim dengan menggunakan mobil kakeknya untuk pulang ke rumah kedua orangtuanya.
"Azura, dia siapa?" tanya Jibril yang sekarang telah duduk di kursi kosong. Dan ia malah penasaran akan laki-laki yang begitu dekat dengan keluarga Azura itu.
"Dia A Mahen, saudara sepupuku yang telah Abi bilang tadi." Azura menjawab sembari membayangkan terus senyuman manis Mahen yang sempat dilihatnya tadi.
"Oh, sepupu kamu." Jibril mulai berpikir dan melihat tingkah Azura yang tak biasanya, apalagi setelah kembali dari Bandung bersama Mahendra.
"Oh ya Jibril, untuk rencana pernikahan, biar di undur dulu ya? Terlebih lagi, Azura baru saja kembali dan butuh waktu untuk itu," ucap Ummi Safa yang mulai berbicara serius dengan calon menantunya itu.
"Loh kenapa Ummi? Bukannya Azura dan aku sudah saling cocok? Lebih baik, kita harus cepat melangsungkan pernikahan ini," sahut Jibril dengan jawaban yang berbeda.
"Bukan begitu Jibril. Azura kan baru saja kembali, ia belum memutuskan untuk melanjutkan pernikahan yang tertunda ini. Biarkan dulu putri kita tenang dan kamu bisa kembali ke sini, setelah Azura siap dan menginginkan pernikahan ini lagi," jelas Abi Ibrahim yang mengambil alih pembicaraan.
"Oh, ya udah. Jibril tidak masalah soal itu, asalkan Azura akan tetap menikah dengan Jibril." Laki-laki itu mulai menyetujui perkataan dari Abi Ibrahim, setelah dibuat mengerti.
Ummi Safa dan Abi Ibrahim tersenyum, karena bisa menunda beberapa hari lagi untuk pernikahan putrinya itu.
"Terimakasih Jibril sudah menerima keputusan kami," ucap Abi Ibrahim dengan begitu sopannya.
"Iya, Abi. Enggak papa, Jibril siap kok menunggu Azura," kata Jibril dengan melirik Azura sekilas dan kembali tersenyum.
"Alhamdulillah, setidaknya pernikahan itu tertunda, dan masih ada waktu untuk beberapa hari ke depan lagi. Azura belum siap untuk itu, apalagi hati ini masih milik A Mahen," ucap Azura di dalam hatinya, setalah mendengarkan obrolan kedua orangtuanya bersama Jibril.
Tidak lama dari itu, Jibril pun kembali pulang ke rumahnya, setelah keputusan soal pernikahan telah selesai. Dan akhirnya, Azura cukup tenang bisa istirahat di kamarnya.
"Nak, kamu istirahat dulu gih di kamar! Sekalian bersih-bersih, Ummi siapkan makan malamnya dulu," ucap Ummi Safa yang sudah puas melepaskan rindu dengan putrinya itu.
"Iya Ummi, Azura ke kamar dulu." Gadis itu langsung beranjak dari sofa dan berjalan menaiki anak tangga untuk sampai di kamarnya yang di atas.
...****************...
Di tempat yang berbeda, Mahen baru saja sampai di depan rumah kedua orang tuanya, sembari memarkirkan mobil milik kakeknya itu di garasi.
Dan Mahen pun segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Alaska dan Arumi. Kedua orangtuanya itu, kebetulan sedang berada di ruang tamu, sedang menonton televisi, sedangkan Humaira tengah mengerjakan tugasnya di kamar.
"Assalamualaikum," ucap Mahen sembari berjalan mendekati kedua orangtuanya yang nampak mesra, walupun sudah memiliki dua anak yang tumbuh dewasa.
"Waalaikumsalam. Mahen, kamu pulang, Nak?" tanya Umma Arumi dan Baba Alaska secara bersamaan, karena terkejut melihat keberadaan putra sulungnya itu di rumah.
"Iya, Umma. Alaska pulang, sekalian anterin Azura pulang ke rumah kedua orangtuanya." Mahen menjawab sembari mencium punggung tangan umma dan babanya itu.
"Emangnya ada apa dengan Azura, Mahen?" tanya Alaska yang seakan penasaran akan keadaan anak dari abangnya itu.
"Ceritanya panjang, Ba. Biar nanti Mahen ceritain, setelah ganti baju dan mandi dulu," jawab Mahen dengan membuat Baba Alaska mengerti.
"Ya udah, kamu mandi saja gih! Umma biar sekalian masak dulu buat kamu makan ya? Nanti saja cerita-ceritanya," ujar Umma Arumi dengan mengusap pelan rambut putranya itu.
"Iya Umma, Baba. Mahen ke kamar dulu," kata Mahen dan segara masuk ke dalam kamarnya yang sudah lama tidak ditempati olehnya lagi.
Sesampainya Mahen di dalam kamarnya, ia langsung membersihkan dirinya yang sudah cukup gerah itu, dan memakai baju tidur yang simpel untuknya pakai malam ini.
Namun, bukannya langsung turun ke bawah untuk makan, Mahen malah terdiam dengan memikirkan tentang perasaannya yang mulai tak menentu, dan membuatnya cukup resah.
"Ada apa dengan perasaanku ini? Apa mungkin memang benar, aku telah jatuh cinta kepada Azura? Tapi ini tidak mungkin! Azura itu sepupuku sendiri," gumam laki-laki tampan itu dengan berpikir cukup keras.
"Tapi rasa ini sama, seperti di saat aku jatuh cinta kepada Rima. Dan aku harus meyakinkan diriku dulu, atas perasaanku ini terhadap Azura. Aku tidak boleh gegabah!" lanjutnya dengan mengambil solusi.
.
.
.
Bingung gak tuh Mahen? Penasaran gak ni sana kelanjutkannya? Kalau begitu, berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! Jangan sampai kosong loh!
lanjut....