NovelToon NovelToon
ILY

ILY

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: akuadalahorang

"Aliza suka kak diva!!"

"gue gak suka Aliza!!"

"kak diva jahat!!"

"bodo amat"

apakah seorang Aliza akan melelehkan hati seorang ketua OSIS yang terkenal dingin dan cuek itu?atau Aliza akan menyerah dengan cintanya itu?

"Aliza,kenapa ngejauh?"

"kak diva udah pacaran sama Dania"

"itu bohong sayang"

"pret"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akuadalahorang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

zia sakit,chapter 13

"Wihh sakit lo, bro."

Cesya datang-datang teriak saat melihat Zia dan Nathan hanya diam menonton TV. Zia yang melihat makanan yang dipegang Velyn langsung mengambilnya tanpa ragu. Mereka semua pun duduk. Para cowok memilih duduk di bawah, sementara Diva duduk di lantai dekat sofa, Aliza bersila di atas sofa, dan Nathan langsung duduk di dekat Aliza.

"Belum ganti baju lo?" tanya Nathan, melihat Aliza masih dengan baju jalan.

Aliza hanya menggeleng sambil menyengir tanpa dosa. Nathan pun langsung memeluk Aliza, yang hanya diam menerima.

"Bang, nanti g—"

Nathan memotong sebelum Aliza selesai bicara.

"Gue nanti bilang ke nyokap kalau lo nginep. Gue juga bakal suruh bibi siapin baju lo. Sampai Zia sembuh, paling tiga hari."

Aliza hanya mengangguk, bingung sekaligus lega.

"Sakit apa lo?" tanya Velyn melihat wajah Zia yang pucat.

"Lambung," jawab Zia singkat.

"Jarang makan, ya?" Zia mengangguk lesu. Tiba-tiba...

"Udah tahu punya sakit lambung, harusnya lo ngemil terus, bukan malah nonton drama cipokan!" seru Cesya dengan nada kesal, membuat semua tertawa.

"Bukan gitu, ya, anjir!" kesal Zia sambil menatap sinis Cesya.

"Kalau nanti lo sakit lagi, hubungin gue atau Cesya, bukan malah pingsan di tengah jalan. Malu nggak?" ucap Aliza tegas, membuat Zia menatap kesal.

"Sopan lo nanya gitu?" balas Zia sinis, sementara Aliza tertawa bersama Cesya dan Velyn.

"Kayaknya lo harus belajar banyak dari si Velyn," sindir Aliza sambil mengambil camilan yang dibantu Diva.

"Berguru apaan?" celetuk Bagas, yang sedari tadi diam memperhatikan.

"Lo belum tahu?! Nih, gue ceritain kisah Velyn si pemilik tujuh nyawa!" seru Cesya sambil membenarkan duduknya. Velyn hanya diam sambil ngemil camilan Aliza.

"Yak!" seru Aliza, kesal camilannya diambil terus, tapi Diva langsung memberikan camilannya.

"Tuh, dari ayang lo," goda Diva, membuat Aliza salting tapi pura-pura cuek.

"Gak boleh pacaran dulu, ya, adek gue!" sewot Nathan dengan nada posesif, membuat yang lain menggeleng-geleng.

"Udah, gue mau cerita!" protes Cesya.

"Iya, iya, sok centil," ucap Gavin dengan nada malas. Cesya pun tersenyum puas.

"Waktu itu pas Aliza masih pacaran sama Ikbal, lo semua tahu kan Aliza sering banget balapan mobil. Nah, suatu waktu Aliza menang balapan lawan selingkuhannya Ikbal, si Monika."

Mereka semua mengangguk. Aliza hanya menatap kesal, merasa ada banyak cerita lain yang bisa disampaikan Cesya.

"Terus, giliran si Velyn balapan motor. Kalau Aliza balapan pakai mobil, Velyn balapan pakai motor. Di tengah balapan, tiba-tiba motor Velyn nabrak trotoar! Otomatis kita panik dong. Tapi lo tahu apa yang Velyn lakuin?" Cesya berhenti sejenak.

"Apaan?" tanya mereka penasaran.

"Dia malah benerin motornya, bukan ngeluh atau nangis. Gue sama Aliza udah panik, eh dia malah lanjut balapan!"

Mereka semua bingung.

"Keadaannya tuh udah parah banget, loh, tapi dia santai aja bilang, 'Gak papa kok.' Gila, kan?" lanjut Aliza sambil geleng-geleng mengingat kejadian itu.

"Akhirnya, gue paksa bawa dia ke rumah sakit. Di sana, dia kritis tiga hari. Gue nangis terus, takut banget kehilangan dia."

"Wah, lo kayak siluman kucing, Vel," celetuk Gavin sambil terus ngemil.

"Udah, sekarang lo istirahat, Zi. Biar badan lo gak makin capek," ujar Aliza berdiri.

Zia mengangguk, lalu berjalan pelan ke kamar.

"Mau ke mana?" tanya Nathan ke Aliza.

"Ke kamar, ganti baju dulu. Pinjam punya Zia," jawab Aliza singkat, dan Nathan mengangguk.

"Bang, lo bisu?" celetuk cesya,mendengar pertanyaan itu diva mengerutkan kening nya bingung

"Gila, anjir, pertanyaan lo," balas Velyn. Cesya hanya menyengir.

Velyn dan Cesya pun ikut ke kamar Zia untuk mengganti baju. Sementara itu, para cowok tetap di ruang tengah, sibuk main PS dengan empat stik yang tersedia agar suasana lebih seru.

Setelah mereka selesai berganti baju, Aliza bersiap untuk keluar, tetapi Zia menahannya. Aliza tampak bingung namun akhirnya duduk di dekat Zia. Zia memandang Aliza dengan raut wajah serius.

"Gue waktu itu ketemu sama Ikbal," ujar Zia tiba-tiba.

Aliza mengerutkan kening. "Terus?" tanyanya penasaran.

"Ikbal minta nomor baru Lo. Awalnya gue gak mau ngasih, tapi dia terus maksa, sampai akhirnya neror gue. Jadi... gue kasih. Maaf ya, Za."

Aliza terdiam sejenak, lalu berdiri. Zia langsung merasa khawatir, takut Aliza akan marah. Namun, Aliza justru berjalan ke arah kaca dan menatap bayangannya sendiri.

"Jujur... gue emang belum bisa lupain dia," kata Aliza pelan. "Tapi kalau untuk balikan atau pacaran lagi, gue gak bisa, Zia."

Zia mengangguk paham. Jika dia ada di posisi Aliza, mungkin dia juga akan merasakan hal yang sama.

"Gue ngerti perasaan Lo, Za. Tapi gue mohon, jangan jadikan Kak Diva pelampiasan buat Lo lupain Ikbal," kata Zia lembut.

Aliza menoleh dan tersenyum kecil. "Gue ngerti kok. Gue bakal lupain Ikbal, pelan-pelan."

Zia tersenyum lega. "Baguslah. Sekarang Lo istirahat aja. Gue mau bikin wedang jahe buat Lo."

Aliza mengangguk. "Thanks, ya. Udah mau rawat gue."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Aliza keluar dari kamar Zia. Setelah itu, Zia merebahkan diri, berusaha untuk mendapatkan istirahat yang cukup.

Aliza turun dari tangga dengan langkah pelan, matanya tertuju pada layar ponselnya. Sudah beberapa hari ia tidak membuka pesan dari siapa pun, kecuali dari Diva. Namun, kali ini, sebuah pesan lain membuat hatinya galau.

"Hai, apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja, Aliza. Aku minta maaf karena sudah selingkuhin kamu. Aku tahu aku salah, tapi aku masih sayang sama kamu."

Itu pesan dari Ikbal, mantan kekasihnya, yang kini membuat pikiran Aliza semakin kacau. Dengan kepala penuh lamunan, ia berjalan ke dapur untuk membuatkan Zia wedang jahe, sesuatu yang bisa menghangatkan tubuh di tengah dinginnya hujan.

Sesampainya di dapur, Aliza mendapati Diva sedang sibuk di meja dapur. Diva tersenyum ramah ketika melihat Aliza datang.

“Lagi ngapain, Kak?” tanya Aliza sambil menghampiri. Ternyata, Diva sedang membuat es kopi. Aliza mengernyit heran.

“Diluar hujan, Kak. Kok bikin yang dingin sih?” Diva hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Seger, tahu,” jawab Diva singkat. Aliza mencoba mengambil gelas es kopi itu, tapi Diva buru-buru menjauhkan.

“Kak, jangan. Nanti Kakak sakit!” tegur Aliza, setengah kesal.

Namun Diva hanya menggeleng sambil tetap tertawa kecil. “Kenapa sih? Gue cuma pengen yang dingin doang. Kalau sakit kan gue, bukan lo.”

Aliza menghela napas panjang, tak habis pikir dengan sikap Diva. Akhirnya ia berhasil merebut gelas itu dari tangan Diva.

“Ini musim hujan, Kak. Memang yang sakit Kakak, tapi nanti yang repot itu ibu Kakak karena harus ngurus ‘bayi gede’ kayak Kakak!” ucap Aliza sambil menggoda. “Udah deh, Kak. Sana duduk aja. Biar Aliza yang bikin wedang jahe sama kopinya.”

Diva hanya tersenyum tipis lalu bergeser, membiarkan Aliza mengambil alih. Namun, suasana mendadak hening ketika Diva melontarkan sebuah pertanyaan.

“Lo masih kontak sama Ikbal?”

Aliza terdiam sejenak, ragu menjawab. Akhirnya ia tersenyum tipis sambil menggeleng. “Enggak.”

Diva tertawa kecil, tampak tak percaya. “Tiga tahun, Za. Itu bukan waktu yang sebentar. Gak mungkin lo lupain dia secepat itu, kan? Gue yakin, lo masih sayang sama Ikbal.”

Aliza mengangguk pelan, mengakui kebenaran ucapan Diva. “Gue emang belum bisa lupain Ikbal, Kak. Tapi gue bingung...”

“Bingung kenapa? Kan ada gue buat bantu lo lupain dia,” potong Diva sambil tersenyum penuh arti.

Aliza mengernyitkan dahi, tidak memahami maksud Diva. “Gue bakal buktiin ke lo,” ucap Diva singkat, namun penuh keyakinan.

Aliza hanya menatapnya tanpa kata. Dengan pasrah, ia menyerahkan urusan membuat wedang jahe kepada Diva. Kali ini, giliran Aliza yang berdiri di samping, memperhatikan Diva dengan senyuman kecil di wajahnya.

Nathan pun datang langsung merangkul Aliza,Aliza menatap sinis Nathan menganggu momen aja. Setelah selesai Aliza pun ambil wedang jahe namun ditahan oleh Nathan,Aliza bingung kenapa Nathan nahan dirinya,pikir Aliza.

"Kalau Lo nginep disini awas kalau Lo keluar tengah malam!itu pertama,kedua...Lo jangan tidur malam malam kalau Lo ke pantau sama gue tidur malem malem gue bawa pulang Lo!paham cil?"Aliza ngangguk dan mendorong tubuh Nathan

"Panas tau!"kesal Aliza,Nathan ketawa

"Sesayang itu kah Lo sama dia?"tanya diva membuat Nathan bingung,

"Karena dia adik cewek gue satu satu nya,,gue gak mau kejadian pacaran sama si Ikbal terjadi lagi. Bukan trauma buat Aliza doang tapi buat gue juga,karena gue gagal jaga Aliza"Nathan ambil minuman di kulkas

"Kalau gue jaga Aliza boleh?"Nathan melihat diva

"Gue pikir pikir lagi"diva ngangguk lalu mereka pergi bersama untuk menonton horor

1
mak mak doyan novel
sempat ngebug juga. baca d paragraf awal tdi bangun pukul 5 kok dr pasar malah setengah 5. sampai baca ulang
Dana Kristiana
Buruk
Dana Kristiana
walaupun alury ringan tp asyik&menarik,💪💪💪
Dana Kristiana
mampir baca Thor
kanoni...time.
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
Syaoran
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
NHS CH
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!