NovelToon NovelToon
Menikah Karena Wasiat

Menikah Karena Wasiat

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-

Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.

“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31.

Tak sampai 20 menit, mereka tiba di tempat yang Kevin inginkan, sepanjang perjalanan tadi, Kevin mengungkapkan bahwa kali ini Kevin ingin makan di tempat favorit Gadisya, tak perlu tempat mewah, asal makanannya enak, ramai, dan harganya terjangkau.

Kevin sendiri pun terkejut, ini suatu hal yang aneh lagi, biasanya ia jarang makan di tempat sembarangan, minimal ia akan mampir ke Indonesian food, restoran milik Dio, sahabatnya, tapi kali ini ia begitu ingin makan di tempat yang ramai pengunjung, tak masalah di pinggir jalan sekalipun.

Jadilah Gadisya membawa Kevin ke sebuah gang kecil, tak butuh waktu lama untuk berjalan ke sana, hanya 5 menit, dan ternyata, sebuah warung sederhana, dengan konsep betawi asli, tentu saja menu andalannya adalah soto betawi dan es selendang mayang, rasanya Kevin ingin tertawa, lahir di Jakarta, dan bertahun tahun tinggal di Jakarta, tapi seumur hidup belum pernah sekalipun ia mencicipi es selendang mayang.

(Sama bang, othor juga, bungkusin yah 🤭)

Suasana warung nampak ramai, karena masih di awal malam, tentunya ini adalah waktu yang pas untuk makan malam, kevin menatap sekeliling, berbagai macam kalangan nampak membaur dalam satu keselarasan rasa.

"Kenapa? Tidak suka suasananya? Kalau abang mau, Kita bisa cari tempat lain." Gadisya menawarkan Alternatif, barangkali Kevin tidak menyukai tempat makannya kali ini.

"Nggak kok, gak papa, ini sempurna, sejak tadi aku membayangkan tempat seperti ini," ujarnya, dengan senyum puas di wajahnya.

"Seriusan?" Tanya Gadisya Lagi.

"Iya," 

Gadisya tak menangkap dusta dari kata kata Kevin, justru ia heran dengan sikap suaminya hari ini.

"ah bodo amatlah, yang penting makan, sudah lama sekali aku tak kemari." Ujar Gadisya dalam hati.

Yah semasa kuliah, ia sering ke tempat ini bersama Erina, kadang malah seperti pasukan peleton, karena teman teman sekelasnya banyak yang makan di warung sederhana ini, selain tempatnya nyaman, juga ramai dan yang penting rasa makanannya sungguh menggoyang lidah.

"Kamu sering kesini?" 

Gadisya mengangguk. "Iya, lumayan sering, hampir seluruh teman sekelasku pernah makan di sini,"

Kevin manggut-manggut.

Tak lama pesanan mereka pun tiba, Kevin nampak sangat menikmati makanannya, Gadisya sungguh senang dibuatnya, ini seperti kencan pertama mereka.

Mereka makan dengan tenang, seperti biasa tak ada obrolan, karena Kevin juga benar benar makan seperti seseorang yang tidak pernah bertemu makanan, ia bahkan memesan satu porsi lagi untuknya sendiri.

"Bang … lapar banget?" 

Kevin terdiam, mau menjawab iya, takut semakin mempermalukan dirinya di depan Gadisya, jadilah ia terpikirkan sebuah alasan, "apa kamu lupa, hari ini aku hanya makan sebungkus mie instan?" Ujarnya.

Tapi masuk akal bagi Gadisya, lagi pula memang benar sih, Kevin hanya makan sebungkus mie instan hari ini, membuat Gadisya merasa bersalah, karena sudah meninggalkannya tanpa menyiapkan makanan yang layak sebelum berangkat.

"Maaf yah, tadi aku buru buru, harusnya sebelum pergi, aku siapkan makanan dulu, jadi kamu tak perlu makan mie instan." Ujar Gadisya sendu.

Kevin sungguh tak menyangka kalimat itu terucap dari mulut Gadisya, sebelumnya ia berpikir Gadisya akan mengejeknya, setelah dirinya mengucapkan alasannya, namun jawabannya sungguh membuat Kevin semakin tak enak hati, padahal waktu pernikahan mereka hanya tersisa tak sampai 3 bulan ke depan, namun Gadisya benar benar menjalankan perannya dengan sungguh sungguh, tak ayal lagi setitik perasaan aneh mulai menggelayuti hatinya, apalagi melihat wajah sendu Gadisya, pancaran matanya nampak mengatakan bahwa ia benar benar merasa bersalah. 

"Sudah, tak usah terlalu di pikirkan, aku faham, profesi kita memang menuntut waktu lebih, perlu pengorbanan dan keikhlasan agar bisa menjalaninya dengan bahagia." Kevin menggenggam tangan Gadisya, agar istrinya tidak terlalu merasa bersalah, setelah melihat Gadisya kembali tersenyum, entah kenapa tangan Kevin justru terulur mengusap lembut rambut istrinya, keduanya saling melempar senyuman, dengan diselingi debaran di hati masing masing.

Dari kejauhan, 2 orang biang kerusuhan baru saja memasuki area warung, mata keduanya tampak beredar mencari cari barangkali ada kursi kosong untuk mereka duduk dan menikmati makan malam, netra mereka membola manakala tak sengaja melihat sepasang pengantin baru tengah saling tatap dengan senyum di wajah masing masing, kedua orang itu pun saling tatap dengan seringai jahil di wajah.

"Eh tunggu, bisa dihajar habis habisan kita sama si anak sultan."

"Tenang, aku sudah berhasil menjinakkannya beberapa hari yang lalu, ayo, gak ada salahnya kita sapa mereka."

Dio berjalan lebih dulu mendekati meja tempat Kevin dan Gadisya duduk menikmati makanan di hadapan mereka. 

"Ahahahai … ada anak sultan lagi pacaran, ikutan nongkrong di sini yah?" Sapa Dio yang langsung memeluk pundak Kevin.

Kevin terkejut melihat 2 orang sahabatnya yang baru saja tiba tersebut.

Sejujurnya ia sedang tidak berharap bertemu dengan kedua biang kerok ini, Dio dan Rendra.

Wajah Kevin berubah malas, ia benar benar sedang tidak ingin bercanda atau bahkan berdekatan dengan keduanya, 'merusak suasana saja', Kevin membatin.

Namun berbeda dengan Gadisya yang kini nampak tersenyum melihat ketiganya.

"Tumben makan di warung kecil, kamu lagi gak demam kan?" Sindir Rendra yang langsung menempelkan punggung tangannya di kening Kevin. "Nggak demam, suhu badannya juga normal." 

Dengan kasar Kevin menyingkirkan telapak tangan Rendra dari keningnya.

"Semalam aku pasti mimpi buruk, sampai sampai bertemu kalian di sini," gerutu Kevin pelan, namun masih terdengar di telinga Dio dan Rendra.

Keduanya tertawa lepas, "maaf kalau kami mengganggu, seumur umur sejak kita berteman, ini pertama kalinya kamu mengeluh tak suka berada di dekat kami." Sindir Dio. "Apa jangan jangan, dugaanku waktu itu benar adanya?" 

"Sya tolong bayar dulu makanannya, aku mau bicara dengan 2 makhluk dari planet Namek* ini" 

Gadisya mengangguk, kemudian menuju Kasir untuk memberi ruang pada ketiga sahabat itu berbincang.

Kevin dan Dio terpingkal-pingkal mendengar mereka mendapat julukan makhluk planet Namek.

"Sepertinya kamu benar benar masih marah pada kami, gimana sudah mengulang lagi? Atau bahkan … sudah mempelajari banyak gaya." Tanya Dio semakin iseng.

Membuat Kevin langsung memasang wajah Garang nya.

"Uh kamu belum pakai cincin? Jangan bilang Gadisya juga belum kamu belikan cincin pernikahan?" Tebak Rendra, yang bahkan tak peduli dengan kemarahan Kevin.

"Ckckckck jangan terlalu pelit pada istri sendiri bro, beli cincin tidak terlalu mahal, jika dibandingkan dengan maknanya, beri dia Status yang jelas, beri istrimu label wanita bersuami, jangan hanya cemburu ketika melihat istrimu tersenyum di hadapan pria lain, bukan salah dia, karena selain kami, para pria lain tak tahu kalau Gadisya adalah istrinya anak sultan." 

Kevin hanya diam, sesungguhnya yang Rendra katakan benar adanya, jadi haruskah ia membeli cincin pernikahan?, Tapi mengingat 3 bulan mereka, bukankah cincin itu kelak akan jadi kenangan menyakitkan baginya.

Kevin hanya diam tak menanggapi, membiarkan kedua Sahabatnya berbincang, dan Kevin hanya ingin menjadi pendengar yang baik.

.

.

.

.

.

Semakin galau, gara gara 3 bulan, makanya bang, kalau mau ngomong dipikir dulu 😢

.

.

.

.

.

*Planet Namek, planet tempat Raja Piccolo berasal (dragon ball) 

.

.

.

.

.

Plis jangan lupa amunisi untuk teman othor semedi … 🧘

.

.

.

.

Sampai jumpa esok di jam kunti 👻👻👻

1
erinatan
lanjuttttt
Ruzita Ismail
Luar biasa
Gamar Abdul Aziz
stop
Gamar Abdul Aziz
siapa ya..?
Gamar Abdul Aziz
Kevin nnti kena batunya
Gamar Abdul Aziz
awal yang indah
Gamar Abdul Aziz
bagus ceritanya thor
Gamar Abdul Aziz
acara mulai
Gamar Abdul Aziz
lanjut
ولدي انعم
Luar biasa
echa purin
/Smile/
ay Susie
😍😍😍😍 lopelope papi alex
Agus Setiawati
Lumayan
Ye Limatiga
lahh itu banyak bangett yg komentar
Lufia Nurlaili
Luar biasa
Nabilah Afifah
yagima,
Linda Antikasari
Luar biasa
Alissia
/Drool/
Ismu Srifah
sya jamu hamil yaa
Yantik Purwati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!