Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Penasaran
Tas sekolahnya ia lempar ke atas ranjang dengan sembarangan. Lalu tubuhnya ia hempaskan secara kasar dengan mata menatap ke langit-langit kamarnya. Terdengar helaan napas yang cukup dalam, detik berikutnya Alora memukul-mukul kasur empuk miliknya mengingat tujuannya gagal.
Tadi Alora memilih untuk langsung pulang dari pada harus menunggu Sean di ruangan yang lebih terlihat seperti tongkrongan namun berkelas itu. Meski Alora sangat penasaran dengan hubungan Sean dan ke empat cowok populer di sekolahnya itu, tetapi Alora tidak ingin gegabah dalam bertindak, Alora lebih baik pulang dan tidak bertemu dengan mereka dari pada harus berurusan dengan ke empat cowok tersebut.
"Gue jadi penasaran, sebenarnya mereka ada hubungan apa ya? Nggak mungkin banget kan mau bully si Sean?" monolog Alora memikirkan kejadian tadi.
Jika diingat-ingat, cowok populer di sekolahnya itu malah belum pernah mengolok apa lagi membully si buruk rupa seperti yang dilakukan murid-murid bandel lainnya.
Mereka bahkan tidak pernah dekat dan mungkin ke empat cowok populer itu malah tidak mengetahui adanya seorang Sean di sekolah. Namun jika mengingat kejadian tadi membuat Alora berpikir keras. Mereka terdengar akrab dan bahkan seperti seorang sahabat, dari cara mereka mencari keberadaan Sean dan berlanjut langsung menuju ke kamar cowok itu saja sudah sangat terlihat, jika hubungan mereka bukan sekedar kenal saja.
"Anjir, gue malah makin penasaran sama kehidupan tuh cowok, penuh kemisteriusan banget sama kaya julukannya," gumam Alora.
"Tapi tetep aja ngeselin, lama banget perkara foto bareng doang," gumamnya lagi mengingat kejadian tadi.
"Mana gue bodoh banget lagi, mau aja gitu pergi ke rumahnya." Alora merasa menjadi gadis bodoh yang menuruti keinginan pacar sesaatnya itu.
Ia kemudian bergerak untuk menuju ke kamar mandi, namun sebelum ia sempat melangkahkan kakinya, suara ketukan dari luar pintu kamarnya seketika mengurungkan niatnya.
"Ra, gue boleh masuk kan?" teriak Aluna dari luar kamar.
"Masuk aja," balas Alora.
Aluna muncul dan langsung masuk menghampiri Alora yang kembali duduk di ranjang kamarnya. Sementara Alora menatap Aluna yang sudah terlihat cantik dan rapih.
"Mau pergi?" tanya Alora diangguki oleh Aluna.
"Iya, gue shift malam sekarang, lo ditinggal dulu nggak papa kan? Bentar lagi ayah pulang kok," jelasnya hanya dibalas anggukan kepala oleh Alora.
"Uang jajan lo udah habis?" tanya Aluna tiba-tiba.
"Kenapa nanya gitu?" balas Alora tidak biasanya Aluna menanyakan tentang hal itu.
"Nggak sih, lo keliatan beda dari kemarin, siapa tahu aja kan uang jajan lo abis, bilang aja Ra kalau abis," ujar Aluna seketika membuat Alora mendesah, sedikit kesal mungkin.
Alora berbeda bukan karena uang jajannya habis, tapi karena ia seakan tidak terima jika apa yang dikatakan oleh ibu-ibu komplek itu benar adanya.
"Yee.. Malah bengong, udah ah gue berangkat dulu, kalau ada apa-apa hubungi gue ya Ra," ujar Aluna sebelum kepergiannya.
Alora melirik Aluna yang sudah keluar dan kembali menutup pintu kamarnya.
"Gue masih nggak bisa berpikir positif tentang lo kak," gumamnya.
...****************...
Sean menatap ponselnya yang sedari tadi bergetar tanpa minat. Sementara Levian yang mengetahui itu hanya melirik dengan gelengan di kepalanya.
"Lo sengaja?" tanyanya membuat Sean menoleh.
"Males gue," balasnya singkat.
"I know, tapi lo tetep harus bersikap biasa Se, dengan berubahnya lo malah bikin curiga."
Sean diam tidak menjawab lagi apa yang Levian katakan. Namun kini fokusnya teralihkan dengan sorakan Kemal yang sedang memainkan ponselnya.
"Nah ketemu!"
"Serius? Mana gue liat?" tanya Dansel melihat layar ponsel milik Kemal.
"Lah bego, di privasi kan akunnya? udah gue bilang dia cewek langka, pokoknya beda sama teman-temannya," jelas Dansel.
"Tapi emang cantik anjir, sayangnya dia nggak sefamous Jesi," ujar Zico diangguki Dansel setuju.
"Neng Alora, apapun rintangannya bang Kemal akan hadapi," ujar Kemal berhasil membuat Sean menoleh ke arah mereka.
"Alora?" tanyanya.
"Kenapa? Lo kenal? Nggak mungkin lah dia aja nggak tahu lo hidup," ujar Kemal disertai tawanya.
"Emang lo kenal?" tanya balik Sean.
"Mampus, lo sendiri aja dicuekin pas ketemu," ledek Dansel.
"Yee.. Itu kan pertemuan tidak teduga kita, besok gue samperin dah ke kelasnya," ujar Kemal semangat.
Namun ucapan Kemal cukup membuat tidak nyaman Sean, ia merasa tidak suka dan sedikit terusik ketika teman-temannya membicarakan tentang Alora. Dan sejak kapan Alora jadi mengenali teman-temannya? hanya karena mereka bertemu kemarin dengan ketidak sengajaan membuat gadis itu kini menjadi incaran salah satu temannya. Bahkan topik obrolan mereka.
Sean cemburu? Itu terlalu berlebihan, mereka baru saja bertemu dan kenal, bahkan cium pipi pun karena kejahilan Sean. Belum sedekat itu untuk dikatakan cemburu meski status pacaran.
"Kalian ketemu dia? Dimana?" tanya Sean penasaran.
"Di rooftop, aneh banget doi tiba-tiba ke sana sendirian lagi, apa jangan-jangan baru dibully Elkavira sama Adista ya? Tapi mereka nggak berani ke atas juga kok, terus ngapain dong dia ke atas kemarin?" Kemal tampak berpikir keras.
"Lah si bego, gue juga baru ngeh, ngapain kemarin tuh cewek ke tempat tongkrongan kita?" Zico ikut menambahi.
Sementara Sean diam mendengarkan. 'Jadi kemarin Alora ketemu mereka setelah gue pergi?' ujarnya dalam hati.
"Lo beneran suka tuh Cewek Mal?" tanya Dansel diangguki Kemal semangat. "Yoi, penasaran banget anjir."
"Tapi dia tipenya Levian banget nggak sih?" ujar Dansel melirik Levian yang sedari tadi lebih memilih diam dan asik dengan dunianya sendiri. Levian sibuk memainkan game di ponselnya, meski mendengarkan apa yang teman-temannya katakan, tetapi Levian sangat jarang menimpali.
"Enak aja, gue duluan ya yang naksir? Gelut ayuk Lev kalau lo makan temen." Kemal tampak menggebu mempertahankan perasaannya yang baru mulai akan tumbuh.
"Gaya lo gelut-gelut, nengok lo aja nggak tuh cewek, cantik gitu tipenya sekelas Levian lah, atau bisa jadi Sean malah," ledek Zico membuat Kemal melempar bungkus cemilan di tangannya.
"Babi lo Zic, bukannya disemangatin temen lagi kasmaran juga. Sean? Apaan? Dia kan si buruk rupa kalau di sekolah," ujar Kemal berani, kepalang tanggung ia kesal dengan Zico yang terus meledeknya.
"Canda Se, lo tetep ganteng kok, maskernya tapi hahaha," lagi-lagi Kemal membuat candaan yang dibalas ledakan tawa oleh Zico dan Dansel.
Sementara Levian? Cowok itu meski namanya dibawa-bawa tetap santai enggan menanggapi. Ia terlalu sibuk dengan dunianya.
Alora? Ia merasa gatal pada telinganya. Setelah selesai mandi, Alora duduk di kursi belajarnya. Ia menggaruk telinganya yang sedari tadi terasa gatal dan sudah memerah.
"Siapa sih yang lagi ngomongin gue?" gumamnya mengusap-usap daun telinganya.
kan udah lihat pertama tampang Sean yg aslinya ganteng dan lbh dr Zico cs😌😌😌
trs jangan lupa kalau Alora pacar nya Sean loh ya🤪🤪🤭
selalu di tunggu karya terbarunya ya kak
lanjutt donk /Smile//Smile//Smile/
dobel up kk riri
sayang Sean sudah kepincut sm Alora ya.
😌😌😌