Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Pengantin Pesanan
"Benarkah ini kantornya?" tanya Zahira pada dirinya sendiri sambil menatap bangunan dua lantai yang mirip sebuah ruko.
Hingga terdengar suara seseorang memanggil namanya.
"Zahira!"
Suara itu tidak asing menurutnya. Hingga panggilan kedua kalinya barulah Zahira mengalihkan pandangannya dan membulatkan kedua matanya melihat seseorang yang dikenali nya.
"Zahira!"
"Megan!"
Megan! Apa yang dia lakukan di tempat ini. Batin Zahira terkejut yang masih mengenali teman masa sekolahnya.
"Zahira, sedang apa kamu disini" tanya wanita berambut sebahu sambil menghampirinya.
"Oh, aku cuma mampir sebentar" jawab Zahira berbohong disertai senyuman tipis.
"Benarkah? Aku kira kamu akan mendaftarkan diri di tempat ini sebagai Pengantin Pesanan!" ucap Megan dengan tebakannya. Pasalnya dia tahu betul seperti apa tempat tersebut.
"Ti-tidak, aku hanya...." Zahira merasa malu dan grogi hingga tidak melanjutkan ucapannya karena Megan memotong ucapannya.
"Tidak usah malu Zahira. Aku saja sudah tiga kali menjadi pengantin pesanan lewat aplikasi biro jodoh disini. Semoga yang terakhir ini menjadi jodohku" ucap Megan dengan jujurnya, raut wajahnya tampak berseri-seri seolah sedang dilanda jatuh cinta.
Zahira hanya mampu membulatkan kedua matanya mendengar ucapan teman sekolahnya itu.
"Kamu tahu tidak, keuntungan yang ku dapatkan dari aplikasi biro jodoh ini lumayan besar dari gaji aku selama bekerja paruh waktu. Zahira, awalnya aku ragu mendaftarkan diri sebagai pengantin pesanan di aplikasi ini, tapi banyak teman-temanku diluar sana sudah sukses menjadi pengantin pesanan. Kita hanya terikat kontrak pernikahan satu atau dua tahunan saja dengan pria yang memesan kita, bahasa halusnya membeli kita. Istilah kerennya nikah kontrak gitu dan kita akan dipakai sesuai kontrak saja. Banyak juga yang sukses dalam pernikahan kontraknya langgeng sampai bertahun-tahun karena sudah sama-sama suka dan merasa nyaman." jelas Megan panjang lebar membuat Zahira mengerutkan keningnya dan mulai bertanya-tanya dalam hati.
"Pengantin pesanan, Nikah kontrak, terus kita dipakai? Itu maksudnya?" Zahira ingin tahu lebih jelas lagi seluk beluk dari aplikasi biro jodoh yang didaftarkannya.
"Pengantin pesanan itu maksudnya kita dibeli untuk dijadikan sebagai istri sementara. Pria yang membeli kita berhak atas diri kita, dia terserah mau apakan kita. Tapi kebanyakan pria menjadikan kita sebagai penghangat ranjangnya, jika sudah bosan dengan tubuh kita maka akan mengakhiri kontrak pernikahannya. Bagusnya kita tidak seperti wanita malam, karena kita nikah dulu baru ditiduri dan pendapatan kita jauh lebih banyak." ucap Megan menceritakan sisi gelap aplikasi biro jodoh.
Apa! aku tidak salah dengar yang dikatakan Megan. Batin Zahira terkejut.
Zahira bergidik ngeri sambil menutup mulutnya mendengar penjelasan Megan, dia seakan kalah sebelum bertanding melawan ibu tirinya.
"Zahira, setidaknya pengantin pesanan itu sama-sama menguntungkan kita. Jadi jangan ragu jika ingin menjadi pengantin pesanan. Kalau pengantin pria memanfaatkan kita, kita akan lebih jauh memanfaatkan nya bukan." ucap Megan tersenyum sambil menepuk pundaknya.
"Ha ha ha, kamu sangat hebat dan lucu" ucap Zahira tergelak tawa dan merasa kikuk. Dia tak tahu harus mengatakan apa sekarang. Apalagi dia sudah bertemu dengan suhunya aplikasi biro jodoh. Haruskah dia mencoba menjadi pengantin pesanan?.
"Kalau begitu aku pergi dulu, selamat mencoba Zahira" ucap Megan berpamitan membuat Zahira semakin bimbang saja saat melihat Megan mulai melangkah menuju mobilnya.
Zahira memejamkan mata hingga terlintas kembali ucapan ibu tirinya menari-nari di kepalanya. Emosinya kembali muncul membuatnya hanya mampu mengepalkan tangannya.
Aku harus mencobanya. Batin Zahira mantap.
"Megan! tunggu sebentar. Ada yang ingin ku tanyakan" ucap Zahira mencoba menghentikan langkah temannya. Bahkan dia sampai menarik tangan Megan yang akan membuka pintu mobil.
"Kenapa, Zahira" ucap Megan dengan wajah tenang.
"Bisa kita bicara sebentar" ucap Zahira dengan tatapan mohon.
"Ya, kita bicara disini saja" ajaknya lalu mereka duduk di bangku taman yang masih dalam area parkiran.
Zahira akhirnya menceritakan masalahnya pada Megan, teman sekolahnya. Mengingat Megan anaknya tidak neko-neko dan baik selama mereka berteman.
"Jadi begitu permasalahanya" ucap Zahira mengakhiri ceritanya.
"Aku salut kepadamu Zahira. Kamu sungguh wanita hebat yang mau berjuang keras melawan kedua penjahat di rumahmu. Saranku, kamu cari saja pria baik yang mau menikah denganmu, Zahira." Ucap Megan sambil menggenggam tangan temannya.
"Aku tidak punya banyak waktu, kebanyakan pria yang ku temui hanya ingin memanfaatkan ku, terlihat baik di depan, nyatanya busuk di belakang. Megan, aku mau menjadi pengantin pesanan" ucap Zahira pada akhirnya.
"Zahira, kamu itu wanita berkelas, kamu bisa mendapatkan pria baik dan sepadan denganmu, tidak di tempat ini" sahut Megan merasa tidak enak hati. Dia takut jika temannya dipertemukan dengan pria jahat dan maniak seks dalam aplikasi tersebut.
"Tidak Megan, aku akan mencobanya di tempat ini. Aku siap menerima konsekuensinya. Inilah keputusan terakhirku." ucap Zahira dengan penuh keyakinan.
"Baiklah jika itu keputusanmu, aku siap membantumu" ucap Megan tersenyum.
"Terima kasih, Megan" ucap Zahira ikut tersenyum lalu berhambur memeluknya.
"Sama-sama, Zahira" balas Megan tersenyum, seolah sedang memberikan kekuatan untuk temannya.
Mereka lalu berjalan bersama-sama memasuki kantor dari aplikasi biro jodoh tersebut. Beberapa wanita mulai berlalu lalang di dalam kantor tersebut.
Kedatangan mereka di sambut oleh sosok pria gemulai dan pria itu sudah sangat mengenal siapa Megan.
"Hai, Abel" sapa Megan.
"Hai Megan, senang bertemu denganmu. Siapa ya nona cantik bersamamu" balas Abel tersenyum ramah.
"Kamu tidak usah tau" ucapnya sambil nyengir.
"Oke. Mari ikuti saya dan jangan lupa bayar administrasinya di sini " ucap Abel menunjuk meja CS teman kantornya.
Zahira melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum bertemu dengan pengelola aplikasi biro jodoh tersebut.
"Terima kasih, Abel" ucap Megan sesampainya di depan pintu Madam Yuri. Zahira hanya mampu meremas tangannya menatap pintu kayu tersebut. Hingga terdengar suara seseorang dari dalam sana mempersilahkannya masuk.
Zahira begitu tenang mendengar penjelasan dari sekretaris Madam Yuri yang menjelaskan tentang aplikasi biro jodoh.
"Tolong, isi formulirnya dalam aplikasi dan cantumkan nominal anda disini. Setelah itu, kita akan melakukan sesi foto profil" ucap Rere, sekretaris madam Yuri.
"What, 1 Milyar" Megan terkejut melihat nominal yang dimasukkan Zahira dalam aplikasi.
"Itu terbilang sangat murah." ucap Zahira tersenyum kecut dan mulai mengisi form selanjutnya. Hingga proses pendaftarannya sebagai pengantin pesanan selesai.
"Akhirnya selesai, semoga aku mendapatkan pria sesuai kriteria ku" gumam Zahira.
"Aku amin kan saja" sahut Megan tersenyum.
Merekapun bercanda gurau dan tertawa bersama sebelum meninggalkan tempat tersebut. Zahira hanya bisa menyerahkan semuanya kepada sang pencipta, baik buruknya jodoh yang ditemuinya nanti sudah menjadi pilihannya. Itulah resikonya mencari jodoh dalam aplikasi, karena ibaratnya membeli kucing dalam karung.
*
*
*
"Bagaimana Sean?" tanya Louis saat memasuki ruang kerjanya.
"Aku masih berusaha tuan." ucap Sean yang bergelut dengan laptopnya dan sudah stres semalaman mencari calon istri untuk tuan mudanya.
"Cari di aplikasi ini. James berkencan dengan wanita lewat aplikasi ini" ucap Louis santai sambil menyodorkan ponselnya.
Astaga, kenapa tidak kau sendiri yang mencarinya tuan. Batin Sean.
"Apa tuan yakin?, bagaimana jika teman kencan James menjadi istri tuan" ucap Sean menyindirnya.
"Makanya cari yang berkualitas" timpal Sean sambil menjatuhkan tubuhnya disamping Sean.
"Tapi wanita diaplikasi ini pasaran tuan" ucap Sean sambil terus memilah-milah wanita di aplikasi tersebut dan Sean ikut nimbrung membantunya mencari.
"Semuanya sudah tidak pe..." Sean tidak melanjutkan ucapannya karena tak sengaja melihat profil wanita berbeda dari lainnya.
"Dia masih perawan dan pekerja keras, Sean" Ucap Louis yang tak sengaja membaca profil wanita dalam aplikasi tersebut.
*
*
*
Bersambung...