NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

"Hal penting apa yang mau kamu bicarakan, nak?" Tanya sang ibu, lembut.

"Ayah... Ibu.. Kedatangan Fabian kemari, mau memberitahu, jika Fabian sudah menikah." Fabian menundukan kepalanya, tak siap melihat reaksi ayah dan ibunya.

Ayah meletakan buku yang dibacanya. Menatap tajam ke arah Fabian.

"Kapan?" Ayah bertanya dengan nada dingin.

"Kemarin, yah."

"Kamu tak menganggap kami orang tuamu?" Ibu merasa kecewa. Meski dulu pernah berbuat salah sebagai seorang ibu, tapi dia sudah menebusnya lebih dari dua puluh tahun, apa Fabian masih belum memaafkannya.

"Maaf, bu. Bukan begitu, Fabian terpaksa harus menikah kemarin, karena menggantikan Edwin."

"Apa? Edwin? Edwin menikah? Apa mereka menikah karena kecelakaan?

Fabian menceritakan kejadian kemarin, Fabian yang awalnya datang untuk menyaksikan anaknya menikah, harus menggantikan Edwin di pelaminan, karena Edwin yang tak kunjung datang dan sampai saat ini, belum jelas keberadaan Edwin dimana.

Fabian juga memberitahukan, jika menurut Febi, antara dirinya dan Edwin belum pernah melakukan hubungan terlarang, mereka harus menikah karena kesalahpahaman.

"Jadi kamu menikahi pacarnya, Edwin?"

"Iya, yah. Apa Edwin tidak kemari mengundang ayah dan ibu?"

"Edwin nggak ada kemari. Terakhir kemari waktu syukuran Aqiqah anaknya Farah." Farah adalah adiknya Fabian.

Edwin memang kurang dekat dengan keluarga pihak ayah kandungnya.

"Kenapa pernikahanmu selalu disertai drama, nak? Ibu memang berharap kamu segera menikah lagi, tapi kenapa kejadian dua puluh tahun yang lalu harus terulang lagi."

"Maaf, bu. Ini diluar kuasa Fabian."

"Lalu sekarang apa rencanamu?"

"Fabian tak mungkin mempermainkan pernikahan, yah. Fabian akan mencoba menjalani pernikahan ini."

"Lalu bagaimana dengan gadis itu?"

"Meskipun usianya masih sangat muda, tapi pemikirannya dewasa. Kami akan mencoba saling menerima."

"Bawa kami menemui keluarga mereka, meskipun terlambat, untuk pernikahanmu kali ini, kami ingin melakukan lamaran seperti layaknya pernikahan pada umumnya."

"Ayah yakin?"

"Sekarang usiamu sudah dewasa, kamu pasti sudah memikirkan baik buruknya. Sekarang kami hanya bisa memberi restu, semoga pernikahanmu kali ini menjadi pernikahanmu yang terakhir kalinya."

"Aamiin, terima kasih yah.. bu."

"Sebentar kami bersiap dahulu."

Sementara ayah dan ibunya berlalu ke kamarnya, Fabian pun memilih masuk ke kamarnya, mengganti pakaian dalam yang dari kemarin terpaksa dia pakai terus, karena tak ada gantinya.

Jika berkunjung ke rumah ibunya, Fabian tak ingin repot membawa baju ganti, karenanya Fabian tetap menyimpan baju dan perlengkapan lainnya di kamar lamanya. Fabian memasukan beberapa helai baju ganti, plus pakaian dalam ke dalam tas ransel miliknya, untuk dibawa ke rumah Febi.

¤¤FH¤¤

"Sebelum ke rumah keluarga istrimu, kita mampir dulu ke Central Mall, Bi. Nanti di ujung jalan sana lurus aja!"

Saat ini Fabian dan keluarganya dalam perjalanan menuju ke rumah keluarga Febi.

"Mau ngapain ke mall dulu, mah?"

"Kemarin, Bian bawa seserahan nggak?"

"Boro-boro bawa seserahan, mah. Kan awalnya yang mau nikah bukan Bian."

"Nah makanya, sekarang kita beli barang-barang seserahan dulu."

"Nggak nanti aja kalau kita ngadain resepsi."

"Nanti beli lagi. Sekarang juga beli, malu kalau cuma datang dengan tangan kosong."

Fabian menuruti keinginan ibunya. Pak Rasyid memilih menunggu di toko miliknya. Keluarga Fabian membuka satu cabang toko di lantai dasar Central Mall.

Fabian mengikuti kemana ibunya melangkah, memasuki toko baju, membeli beberapa helai baju. Masuk ke toko mukena, membeli mukena, sejadah dan tasbihnya, dan masuk ke toko lainnya, untuk membeli sepatu, tas, bahkan pakaian dalam.

Fabian sedikit kesulitan karena membawa banyak paper bag, setiap selesai berbelanja, ibunya langsung menyerahkan belanjaannya pada Fabian.

Fabian bersama ibu dan ayahnya, sudah kembali ke dalam mobil. Baru sekitar lima puluh meter mobil melaju, ibunya Fabian sudah meminta untuk menghentikan kembali mobilnya di depan sebuah toko kue ternama.

"Kalian tunggu saja di sini, ibu hanya sebentar membeli dulu kue."

Tak lama ibunya sudah kembali dengan membawa bolu hias yang cantik. Setelah Fabian melajukan mobilnya, pak Rasyid menyerahkan sebuah kotak perhiasan, pada istrinya yang duduk di kursi penumpang.

"Tolong nanti dikasihkan bu, pada menantu baru kita."

"Baik, yah. Ibu buka dulu ya, takutnya nanti ayah milih model perhiasannya yang jadul-jadul."

Fabian melirik dari kaca spion, melihat ke arah ibunya yang membuka kotak perhiasan.

"Pandai juga ayah milih perhiasannya, cantik-cantik."

"Bukan ayah yang pilih bu, tapi Siti. Ayah mana ngerti."

"Pantesan."

Fabian terharu melihat antusias ayah dan ibunya dengan pernikahannya kali ini. Berbeda saat dulu dia dan Lidya memutuskan untuk menikah, kedua belah pihak keluarga menentang, hanya mamahnya Lidya yang saat itu memberi restu.

Flashback

Dua puluh satu tahun yang lalu, Fabian mengikuti ospek untuk mahasiswa baru. Fabian yang sejak kecil kekurangan kasih sayang ibunya, karena sang ibu lebih memilih sibuk berkarir, jatuh cinta pada kakak tingkat yang dimatanya sangat cantik dan keibuan.

Keibuan menurut Fabian, karena Lidya, nama gadis itu, sering memberi perhatian-perhatian kecil untuk Fabian. Pertama kali Fabian kagum pada Lidya, saat Lidya menolong mengobati lukanya, ketika dia terjatuh mengikuti lomba.

Sejak saat itu, Fabian terus mengejar cinta Lidya, sampai akhirnya Lidya menerima cintanya. Saat mendengar kabar jika Lidya akan dijodohkan dengan anak teman papahnya, Fabian kalut, nekat mengajak Lidya untuk menikah, padahal saat itu Fabian masih kuliah tingkat pertama, semester dua.

Tentu saja keluarga Lidya menentang keras, karena Lidya sudah mereka jodohkan dengan laki-laki pilihan papanya yang tentunya sudah mapan. Keluarga Fabian juga menolak karena merasa Fabian masih sangat muda, untuk menikah.

Fabian menyuruh Lidya pura-pura hamil agar mereka mendapat restu menikah. Mereka akhirnya dinikahkan keluarga Lidya, sedang keluarga Fabian tak ada seorangpun yang menghadiri pernikahan.

Ternyata kehidupan pernikahan tak seindah bayangan mereka, kedua keluarga menghentikan keuangan mereka, Fabian berhenti kuliah dan harus bekerja untuk membiayai dirinya, Lidya dan biaya kuliah Lidya yang tinggal satu semester lagi. Hanya sesekali mamahnya Lidya mengirimkan uang tanpa sepengetahuan papahnya Lidya.

Fabian yang hanya tamatan SMA, menerima pekerjaan apa saja asal dapat menghasilkan uang halal untuk istrinya. Beberapa bulan menjelang wisuda, Lidya dinyatakan hamil. Keduanya yang belum siap menjadi orangtua hanya bisa pasrah menjalani peran baru mereka sebagai orang tua.

Tiga bulan menjelang Lidya melahirkan, Fabian menerima pekerjaan sebagai penyanyi cafe dari temannya. Sewaktu SMA, fabian memang vocalis grup band sekolah mereka. Kehidupan mereka mulai membaik, sejak Fabian menjadi vocalis, bahkan dia bisa membayar biaya persalinan Lidya tanpa meminta bantuan mamahnya Lidya.

Bayi laki-laki yang Lidya lahirkan mereka beri nama, Edwin Putra Fabian. Masalah baru muncul, Lidya setelah melahirkan ingin bekerja, dengan alasan untuk memperbaiki ekonomi keluarga kecil mereka.

Fabian mengalah karena tak tega melihat wajah murung istrinya. Siang hari saat Lidya bekerja, Fabian yang mengasuh dan menjaga Edwin. Sore hari setelah Lidya pulang, Fabian langsung berangkat bekerja di cafe.

Fabian yang hanya bisa bekerja malam hari, otomatis penghasilannya berkurang, sedang Lidya karirnya semakin cemerlang. Kurangnya komunikasi, ego jiwa muda mereka, membuat pertengkaran hampir terjadi setiap hari.

Permasalahan baru muncul saat Lidya semakin sering terlambat pulang dengan alasan lembur, bahkan hari sabtu yang biasanya libur, Lidya memilih bekerja karena harus lembur.

Puncaknya saat Fabian melihat Lidya bersama dengan teman kerja laki-lakinya jalan bersama sambil bergandengan tangan. Fabian menyerah, dan Lidya menggugat cerai Fabian.

Fabian yang tak ingin, Edwin merasakan yang dia rasakan dulu, kehilangan sosok ibu, merelakan hak asuh Edwin jatuh ke tangan Lidya.

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!