Han Yu, yang dianggap berbakat kini di anggap sia sia setelah membangkitkan akar elemen petir bintang satu dan Spirit War batu retak warna putih. Membuat dirinya menjadi bahan ejekan banyak orang.
Namun, saat batu itu berubah menjadi energi yang memasuki tubuhnya, Han Yu merasakan pencerahan tentang kekuatan luar biasa dari Spirit War batu retak satu langkah menempuh jutaan mil, satu lambaian menghancurkan planet, dan satu pukulan membakar musuh.
Setelah tersadar, Han Yu tertawa bahagia, "Aku akan menjadi Dewa Perang tak terkalahkan!" Namun, orang-orang hanya bisa berkata dengan iba, "Kasihan, seorang jenius yang kini menjadi gila."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Musang Api Level 2 Tahap Menengah.
Bab 6. Musang Api Level 2 Tahap Menengah.
Dalam sekejap mata, beberapa jam telah berlalu. Seorang pemuda kampung ini berdiri dengan tegap di depan sebuah hutan yang gelap dan dipenuhi kabut. Pemuda itu tidak lain adalah Han Yu.
Saat ini, dia akan menghadapi tantangan besar di depan matanya. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, dan ini adalah pertarungan pertamanya melawan monster level 2. Namun, bukannya takut, hal ini justru semakin memicu semangatnya.
Dia sangat memahami bahwa kekuatan adalah hal yang paling penting. Maka dari itu, setelah menarik napas dalam-dalam, kakinya melangkah mantap menuju ke dalam hutan kabut yang gelap—hutan paling misterius dan mengerikan yang ada di Desa Kayu Hitam.
Han Yu terus melangkah, namun kewaspadaannya tidak pernah mengendur sedikit pun. Bahkan saat pertama kali masuk, dia sudah merasakan hawa dingin yang menusuk tubuhnya. Seolah-olah, saat ini dia berada di dunia yang berbeda.
Di dalam hutan ini, Han Yu dapat merasakan dengan jelas adanya aura kematian dan aura membunuh yang samar-samar menyelimuti tempat itu. Namun, semakin jauh kakinya melangkah, aura itu menjadi semakin kental, membuatnya mau tak mau merasa sedikit gugup.
Dia menelan ludah berkali-kali. Meskipun dia telah mempersiapkan diri dan membayangkan hal-hal mengerikan yang mungkin terjadi, dia sadar bahwa membayangkan dan merasakan langsung adalah dua hal yang sangat berbeda.
Misi pertamanya adalah melawan monster beruang level 2, dan misi keduanya adalah memetik Jamur Bulan Perak. Konon, menurut laporan terakhir beberapa bulan lalu, Jamur Bulan Perak itu dijaga oleh Kadal Tulang Baja, makhluk dengan kekuatan yang juga berada di level 2 tahap puncak.
Han Yu melangkah lebih dalam ke hutan, aura membunuh semakin menekan dari segala arah. Namun, dia tetap berjalan dengan tegas, meskipun hawa dingin yang menusuk tulang terasa semakin mencekik. Di tengah kabut tebal, tiba-tiba sepasang mata merah menyala muncul dari kegelapan.
Seekor Musang Api setinggi setengah meter melangkah keluar dari balik semak-semak. Bulu jingganya menyala seperti kobaran api, dengan ekor yang memancarkan percikan api setiap kali bergerak.
Musang itu menatap Han Yu dengan sorot buas, menunjukkan gigi tajamnya sembari menggeram rendah. Udara di sekitarnya langsung menjadi lebih panas. Dari auranya saja Han Yu langsung bisa menebak, itu adalah monster level 2 tahap menengah, tetapi Han Yu tidak gentar.
Sebaliknya, matanya berkilat tajam. Dalam semangat pertempuran di dalam tubuhnya segera bangkit.
Han Yu menarik napas dalam-dalam, fokus sepenuhnya pada makhluk di hadapannya. "Aku tidak akan kalah," bisiknya, penuh dengan tekad yang membara.
Dalam sekejap mata, kekuatan spiritual di tubuhnya terbangkit. Empat ratus jalur meridian di tubuhnya menyala terang, seperti jaringan bintang di langit malam. Energi dahsyat mengalir deras melalui setiap jalur itu, memenuhi tubuhnya dengan kekuatan yang hampir tak terbendung.
Di saat yang sama, Spirit War Batu Retak muncul di belakang tubuhnya, melayang dengan tinggi sekitar empat meter. Batu itu bergetar hebat, lalu perlahan retak dan berubah menjadi sebongkah energi murni.
Energi tersebut menyelimuti tubuh Han Yu, membentuk armor batu yang kokoh dan kuat. Setiap bagian armor itu memancarkan kilauan misterius, seperti batu yang baru saja diambil dari inti bumi.
Bersamaan dengan terbentuknya armor, petir mulai berderak liar di sekitar tubuhnya. Energi elemen petir melilit armornya, menambah kecepatan dan daya destruktif pada setiap gerakannya.
Suara gemuruh petir bergema di udara, menciptakan suasana yang menggetarkan.
Ketika armor batu tersebut selesai terbentuk, Han Yu merasakan kekuatan dalam tubuhnya melonjak drastis. Sembilan kali lipat kekuatan biasa mengalir melalui dirinya, membuat tubuhnya terasa seperti baja yang tak tertembus. Dia mengepalkan tinjunya, merasakan energi yang hampir tak terbatas.
Mata Han Yu kini memancarkan cahaya dingin, penuh dengan aura kekerasan yang luar biasa. Tatapannya bertemu dengan mata Musang Api, dan untuk pertama kalinya, makhluk itu tampak ragu. Aura Han Yu saat ini bahkan lebih mengerikan daripada dirinya.
Namun, dalam sekejap, naluri buas di dalam tubuh Musang Api meletus dahsyat. Harga dirinya sebagai binatang buas tersulut, dan ia meraung dengan nyaring.
Musang Api melompat ke depan dengan kecepatan luar biasa, cakarnya yang menyala api mengarah langsung ke leher Han Yu. Namun, Han Yu tetap diam, membiarkan musuhnya mendekat. Tepat ketika cakar itu hampir menyentuh armornya, Han Yu mengangkat tangannya dengan tenang.
Dengan gerakan cepat dan penuh tenaga, dia menghantam tubuh Musang Api menggunakan tinjunya yang diselimuti petir. Ledakan dahsyat terjadi. Petir bercampur dengan pecahan batu berhamburan ke segala arah, memekakkan telinga. Tubuh Musang Api terlempar jauh, menabrak pohon besar hingga pohon itu retak dan hampir tumbang.
Han Yu melangkah maju, tubuhnya masih diselimuti energi petir yang berderak. Musang Api itu berusaha bangkit, tetapi tubuhnya bergetar hebat. Luka bakar akibat serangan Han Yu menyelimuti sebagian besar tubuhnya, membuat gerakannya lemah dan goyah.
Han Yu mengangkat tangannya lagi, memfokuskan energi pada kepalan tinjunya. Namun, sebelum dia melancarkan serangan terakhir, dia menarik napas panjang dan menurunkan tangannya. “Kamu sudah kalah,” katanya dingin, tanpa emosi.
Musang Api hanya bisa meraung kecil sebelum melarikan diri ke dalam kegelapan hutan.
Melihat Musang Api di depannya berusaha kabur, mata Han Yu memancarkan cahaya ganas. Dengan suara dingin, dia bergumam pelan,
“Kabur? Apakah aku mengizinkanmu pergi?”
Han Yu langsung melesat seperti kilat. Tubuhnya bergerak begitu cepat hingga bayangan petir biru melintas di udara, menciptakan suara gemuruh yang menggetarkan hutan. Dalam sekejap mata, dia sudah muncul tepat di depan Musang Api yang tengah melarikan diri.
Tanpa ragu, Han Yu mengepalkan tangannya, bersiap melancarkan serangan mematikan. Serangan itu adalah Tinju Penghancur, sebuah jurus tingkat menengah yang diberikan oleh kakeknya sejak ia masih berada di ranah Penguatan Fisik dan telah ia kuasai sejak lama.
Namun kini, setelah kebangkitan Spirit War, kekuatan tinjunya menjadi jauh lebih dahsyat. Elemen petir yang berderak liar menyelimuti tinjunya, memberikan daya hancur yang luar biasa.
Han Yu meraung keras, suaranya menggema seperti guntur,
"TINJU PETIR PENGHANCUR!”
"WUSH!"
Tinju besar yang diselimuti elemen petir meluncur dengan kecepatan luar biasa, langsung menyambar tubuh Musang Api. Kekuatan dahsyat itu menciptakan tekanan udara yang menghancurkan sekelilingnya.
Namun, Musang Api tidak tinggal diam. Merasa terancam, ia mengaum dengan marah, auranya meledak dahsyat. Api liar berkobar mengelilingi tubuhnya, memancarkan energi panas yang mampu membakar udara. Dengan seluruh kekuatannya, ia melancarkan serangan balik. Cakar tajamnya, yang diselimuti api menyala-nyala, meluncur untuk menangkis serangan Han Yu.
"DUAR!"
Tabrakan antara kedua kekuatan itu menciptakan ledakan energi yang menggelegar. Api dan petir menyatu, membentuk badai destruktif yang menyebar ke segala arah. Pohon-pohon besar, batu-batu raksasa, dan tanah di sekitar mereka hancur berkeping-keping akibat hantaman dahsyat itu.
Saat badai energi mulai mereda, terdengar jeritan melengking penuh rasa sakit. Tubuh Musang Api terlempar sejauh lima meter, menghantam batang pohon besar dengan keras.
"DUAR!"
Pohon itu tidak mampu menahan dampaknya. Batangnya yang penuh retakan langsung hancur berkeping-keping. Tubuh Musang Api jatuh ke tanah dengan keras, darah segar menyembur dari mulutnya.
“UHUK!”
Musang Api memuntahkan seteguk darah, tubuhnya bergetar hebat. Energi petir yang mengerikan masih menyelimuti tubuhnya, menghancurkan elemen api yang seharusnya melindunginya.
Api itu, yang semula menjadi senjatanya, justru menjadi bumerang. Luka-lukanya semakin parah; tulang-tulangnya remuk, organ dalamnya hancur.
Dalam hitungan detik, Musang Api kehilangan nyawanya. Tubuhnya tergeletak tak bergerak di tanah, api yang membakar tubuhnya perlahan padam.
Han Yu menatap mayat Musang Api di depannya dengan ekspresi rumit. Napasnya tetap teratur meski sisa-sisa pertarungan masih terasa di udara. Dengan suara pelan namun tegas, dia bergumam, "Kau tidak lemah. Hanya saja, nasib mempertemukanmu dengan lawan yang lebih kuat."
Armor batu yang menyelimuti tubuhnya perlahan menghilang, berganti dengan sosoknya yang terlihat tenang namun penuh kewaspadaan. Tanpa membuang waktu, dia menghunus pedang dari punggungnya. Dengan gerakan cepat dan presisi, Han Yu membelah kepala Musang Api tersebut.
Dari dalam tengkoraknya, dia menemukan sebuah kristal merah yang berkilauan, seukuran ibu jari. Kristal itu memancarkan elemen api yang sangat murni. Han Yu menggenggamnya sebentar, menatapnya dengan senyum puas sebelum memasukkannya ke dalam cincin ruang miliknya.
Dia melangkah maju, tidak lagi memedulikan kehancuran di sekitarnya. Tekadnya semakin menguat. Lawannya yang sesungguhnya adalah Beruang dan Kadal Tulang Baja level 2 tahap puncak.
semangat terus kak author, semoga sehat selalu, biar bisa up terus💪🏻💪🏻💪🏻