Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27.
Karena Ziva dan Bianca datang terakhir, alhasil teman-temannya yang lain sudah lebih dulu keluar untuk istirahat mengingat jam istirahat sudah tiba.
Ziva sudah meminta tukar dengan Bianca agar dirinya dengan Dara, sementara Bianca dengan Bagas, namun Bianca menolak dengan sengaja dan Ziva tahu akan maksud temannya itu.
“Eh ada bidadari” goda Bagas ketika Ziva duduk di depannya
Ziva hanya membalas dengan senyuman tipisnya.
“Sebentar ya Zi” ucapnya memeriksa data Ziva di layar komputernya
“Tangannya basah gak Zi ?” tanya Bagas ketika telah selesai menyiapkan data Ziva
Ziva melihat telapak tangannya, “kering pak”
Bagas sudah mengulurkan tangannya, bahkan dia sedikit mengangkat bokongnya, “sini tangannya biar aku-“
Srek..
Belum juga selesai Bagas bicara, Arshaka sudah berdiri di samping Ziva dan memberikan selembar tisu basah padanya.
“Ma-Makasih pak” gugup Ziva
Pasalnya nyata Ziva rasakan aura yang berbeda dari Arshaka. Aura kecemburuan, dengan sorot mata yang sulit diartikan.
“Ck, jangan ganggu kenapa sih Ka” ketus Bagas
“Gue cuma bantu, ini udah waktunya istirahat”
“Ya terus kenapa ? lagian Ziva juga terakhir, habis ini kita bisa makan bareng, ya kan Zi ?”
Gluk..
“I-Itu, kayanya teman-teman divisi saya udah nungguin deh pak” tolak Ziva
“Ka, lo bisa pergi gak sih ? lihat tuh Ziva takut gara-gara ada lo, lagian kan lo udah punya cewek” gerutu Bagas
“Ck, udah buruan lanjutin, jangan buang-buang waktu” tegas Arshaka
“Udah buruan kenapa sih Gas, gue aja udah kelar” celetuk Dara dan diangguki oleh Bianca
“Ck, kalian gak paham banget sama posisi gue” keluh Bagas melanjutkan pekerjaannya
“Zi, jempol kanannya taruh situ” ucapnya lagi menunjukkan mesin finger print di atas mejanya
“Udah pak” sahut Ziva
“Masih belum terbaca, sini aku bant-”
Lagi-lagi Arshaka menggagalkan modus buaya Bagas yang hendak memegang tangan Ziva untuk membantunya itu.
“Jarinya lebih ditekan lagi, tangan kamu tuh cepat kering” seru Arshaka terdengar lembut di telinga Bagas
Ya, Bagas. Tidak biasanya suara Arshaka selembut dan sehalus itu, bahkan saat berinteraksi dengan atasan kerjanya pun tidak seperti itu.
“Maaf pak” cicit Ziva
“Udah belum ?” kali ini Arshaka bertanya pada Bagas
“Ck, udah, jempol kiri” ketus Bagas
Arshaka menadahkan tangannya meminta tangan sebelah kiri Ziva. Dia mengusap sedikit ditekan pada bagian telapak ibu jarinya agar jari Ziva bisa terbaca.
“Coba” serunya
Ziva pun menempelkan ibu jari tangan kirinya pada mesin finger print.
“Tekan sedikit” ucap Arshaka
“Udah” ketus Bagas
Bagas kembali pada layar komputernya, lalu dia meminta Ziva untuk mencoba absen di mesin tadi.
“Udah bisa” serunya lagi
“Kamu udah boleh istirahat, minum air putih yang banyak” seru Arshaka menatap Ziva
“I-Iya pak, makasih banyak, saya permisi”
Buru-buru Ziva melangkah keluar bersama Bianca agar bisa bernafas lega di luar sana.
“Lo kenapa sih Ka ? gak suka banget kayanya gue dekat sama Ziva ?” kesal Bagas
Ya jelas gak suka lah, dia tuh cewek gue, dasar buaya kemplung !
“Gue tau dia, dan gue gak mau dia masuk perangkap buaya kaya lo”
“Itu urusan mereka juga kali Ka, lo sendiri kan udah punya cewek, ngapain ngurusin mereka, ya kan ?” celetuk Dara
“Ck, terserah” acuh Arshaka
Argh gak suka banget kaya gini !
Rasanya mau gue teriak di telinga mereka kalau Ziva tuh cewek gue !
..
