Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi membebaskan Double H
Jambi, 26 November 2024
"Kak, Hiro ada di sebuah bangunan rusun yang terbengkalai pinggir kota! Lihatlah titik merah ini yang tidak lagi bergerak yang berarti mereka sudah tidak akan kemana-mana lagi!" ucap Myla sambil menunjukkan peta yang terdapat satu titik merah yang berkedip-kedip.
"Bagus! Aku akan kesana menjemput anakku! Akan aku habisi mereka yang mencoba mencari masalah dengan ku!" puji Olin dengan rahang mengeras menahan emosi di dadanya.
"Aku ikut!" seru Myla dengan cepat.
"Tidak! Kau tetap disini sambil menjaga Kimi!" tolak Olin dengan tegas.
"Aku tetap mau ikut! Mereka pasti bukan penculik biasa karena jika mereka benar-benar penculik pasti mereka sudah menghubungi kakak untuk minta tebusan! Kakak tidak bisa menolak ku karena aku tidak akan mau mengabulkan penolakan kakak! Kimi akan dijaga oleh Jena di sini," ucap Myla dengan tegas.
Olin merenung sejenak memikirkan perkataan Myla yang memang benar adanya. Jika mereka benar-benar penculik biasa, mereka pasti sudah menghubungi nya minta tebusan begitu mereka mendapatkan Hiro. Akan tetapi hingga hari mau malam pun tidak ada satupun panggilan telepon yang meminta tebusan atas nama anaknya Hiro.
"Baiklah, persiapkan semuanya tanpa ada kesalahan dan pastikan keamanan kita berdua lengkap untuk mencegah luka yang parah! Panggil Juna keatas untuk menjaga Kimi saat kita pergi!" ucap Olin pasrah dan meminta Myla memanggil pegawainya Jena.
Myla tersenyum lebar, ia bergegas memanggil Miss Jena untuk datang ke lantai tiga ruko.
"Ada apa kau memanggilku keatas?" tanya Miss Jena begitu ia keluar dari lift pada Myla.
"Jena, tolong jaga Kimi disini! Untuk malam ini kau tidak boleh keluar meskipun kau ada janji dengan gebetanmu! Aku dan Myla ada misi penting menyangkut Hiro!" ucap Olin dengan muka datar sebagai jawaban atas pertanyaan Jena pada Myla.
"Oh my god, Hiro sudah ketemu?" pekik Jena tertahan sambil membekap mulutnya sendiri.
"Sudah, aku percaya kan keamanan Kimi padamu!" jawab Olin lagi.
Jena mengangguk paham dan duduk di dekat gadis cantik yang sedang mewarnai gambar dimeja kecilnya.
"Kimi sayang, Mami sama Mommy Olin ada urusan penting sebentar. Kimi malam ini dijaga Miss Jena dulu ya?" ucap Myla setelah jongkok dihadapan sang anak.
Kimi mendongak melihat Myla dan Olin secara bergantian dengan ekspresi yang menggemaskan.
"Nanti belikan Kimi es krim stroberi ya pulangnya," pinta gadis kecil itu dengan mata bulat yang berbinar.
"Off Course, Baby! Mommy belikan es krim stroberi yang banyak untuk anak cantiknya Mommy!" jawab Olin dengan cepat sambil memberikan kecupan basah di pipi gadis kecilnya.
Kimi mengangguk gembira dan mencium pipi Maminya sebelum Olin dan Myla beranjak meninggalkan dirinya.
"Jaga Kimi baik-baik!" ucap Olin lagi pada Jena sebelum pintu lift tertutup.
Jena memberikan jempolnya sebelum pintu lift benar-benar tertutup rapat. Olin membawa Myla ke lantai basement yang mana mengarah ke sebuah ruangan yang berisi barang-barang tidak terpakai.
"Bantu aku menggeser kan kotak-kotak ini!" pinta Olin saat mereka sudah ada di ruangan tersebut.
Myla mengangguk cepat dan membantu Olin menggeser tiga kotak besar yang ternyata menutupi sebuah pintu kecil yang dikunci dengan beberapa tombol kombinasi.
Tit, tit, tit, tit...
Empat kode yang ditekan Olin yang mana saat gagang pintu kecil itu ditekannya langsung terbuka.
"Ayo masuk, tetap tunjukkan sedikit tubuhmu agar kepalamu tidak kebentur!" ajak Olin sambil memberikan peringatan pada Myla.
Olin masuk terlebih dahulu, baru diikuti oleh Myla dibelakangnya. Suasana yang gelap gulita begitu mereka memasuki ruangan tersebut.
"Tutup pintunya karena aku akan menghidupkan lampu!" perintah Olin pada Myla yang memang masih di dekat pintu kecil itu karena tidak bisa berjalan dalam kegelapan.
Begitu pintu kecil itu ditutup Myla, suasananya bertambah gelap sehingga terdengar suara kencang stop kontak ditekan.
Klik
"Wow, amazing! Kakak, bagaimana bisa kau punya gudang berbagai macam senjata?" puji Myla penuh decak kagum saat lampu dihidupkan.
Ruangan yang mereka masuki ternyata ruangan berbagai macam senjata api mulai dari yang terkecil hingga Machine gun juga ada di sana. Ada pistol Glock, Ak-47 rancangan Letnan Jenderal besar Rusia, Colt M1911 yang biasa digunakan polisi dan militer, senapan serbu, machine gun hingga sniper rifle yang menjadi kesukaan Myla dan Olin yang mereka berdua ahli menggunakan senjata jarak jauh tersebut.
Tidak hanya senjata api, beberapa belati dengan berbagai macam bentuk juga ada di sana termasuk sepasang katana yang sangat Myla kenal juga ada di ruangan itu.
Myla berjalan mendekati kotak berisi sepasang katana dengan mata berkaca-kaca. Dengan lembut ia mengusap kotak tersebut tanpa mampu berucap sepatah katapun.
Olin membiarkan saja Myla mengenang masa lalunya dengan pemilik katana tersebut. Ia mengganti pakaiannya dengan dengan pakaian yang ada di lemari berupa tank top hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga sedikit menampakkan belahan dadanya yang lumayan besar. Olin tidak mengganti celananya karena ia sudah memakai celana jeans. Ia memakai jaket kulit hitam untuk menutupi tank topnya yang sudah dilapisi rompi anti peluru, memakai sepatu boot hitam, topi hitam dengan semua rambut ia masukkan kedalam topi tersebut serta tak luput masker yang menutupi wajah cantiknya.
"Ayo, cepat pilih senjata yang mau kau bawa!" ucap Olin menyadarkan Myla dari lamunannya.
Myla menoleh ke arah Olin seraya mengangguk pelan. Ia pun berjalan menuju lemari dekat Olin untuk mengganti pakaiannya seperti Olin. Myla memilih memakai baju ketat hitam lengan panjang,rompi anti peluru, celana jeans hitam serta jaket hitam sama seperti Olin. Myla tidak memakai topi karena ia mengikat rambutnya dengan ekor kuda dan tak lupa masker yang sama untuk menutupi wajahnya.
Myla mengambil kotak sniper rifle dan memeriksa kelengkapan nya sebelum ia tutup lagi untuk dibawa.
Sedangkan Olin membawa dua senpi Colt M1911 yang ia selipkan di kedua pinggang yang ditutup jaket. Dua buah belati dengan bentuk yang berbeda ia selipkan di paha yang sudah ada tempat belati itu diletakkan.
"Ayo, berangkat!" ajak Olin berjalan menuju pintu lain yang ternyata sudah ada sebuah mobil canggih yang tahan benturan serta peluru jenis apapun menunggu mereka.
🌺🌺🌺
"King, keberadaan Tuan Muda ditemukan!" seru Tyas dengan tersenyum lebar.
"Dimana lokasinya?" tanya Thomas dengan cepat.
"Di sebuah rusun terbengkalai pinggir kota!" jawab Tyas dengan menunjukkan peta dengan titik merah dari alat pelacak yang ada di jam tangan Harry.
"Thomas, persiapkan anak buahmu! Setengah jam lagi kita berangkat kesana untuk membebaskan mereka! Pastikan keamanan dan perlengkapan kalian semua lengkap karena aku tidak mau ada kesalahan!" perintah Hades sebelum keluar dari ruangan itu untuk bersiap-siap.
"Kalian bermain dengan orang yang salah!" gumam Hades dengan mata berkilat penuh dengan amarah.
Bersambung...