selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Alice tahu kalau semua hartanya telah di rampas oleh Richard dan Syifa
Alice berbalik badan, siap meninggalkan Richard yang berdiri di teras rumah itu. Ia merasa sangat terluka dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Richard akan mengkhianatinya lagi.
"Richard," bisik Alice, dengan suara yang bergetar karena marah. "Aku tidak percaya lagi padamu."
Richard menatap Alice dengan wajah yang muram. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar. Ia telah menyakiti hati Alice yang sangat ia cintai.
"Alice," bisik Richard, dengan suara yang gemetar. "Aku mohon maaf. Aku tidak bermaksud melukai hatimu."
"Tidak, Richard," jawab Alice, dengan suara yang penuh kekecewaan. "Kau telah mengkhianatiku lagi."
Alice kemudian berbalik dan berjalan menuju mobilnya. Ia ingin segera meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingin berada di dekat Richard lagi.
"Alice," panggil Richard, dengan suara yang menangis. "Tunggu!"
Alice berhenti berjalan dan berbalik menghadap Richard. Ia menatap Richard dengan wajah yang penuh pertanyaan.
"Aku harus mengatakan sesuatu padamu," bisik Richard, dengan suara yang gemetar.
Richard menarik napas dalam-dalam dan mencoba mengatakan sesuatu. Ia tahu bahwa ia harus mengatakan kebenaran pada Alice.
"Alice," bisik Richard, dengan suara yang gemetar. "Rumah kita sudah menjadi milik Syifa. kamu tidak berhak untuk tinggal di sana lagi."
Alice terkejut mendengar kata-kata Richard. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Apa?" tanya Alice, dengan suara yang terkejut. "Kau bercanda, kan?"
Richard menggeleng kuat. "Tidak," jawab Richard. "Aku serius. Aku sudah menyerahkan rumah kita pada Syifa."
Alice menatap Richard dengan wajah yang penuh kemarahan. Ia merasa sangat terluka dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
"Kau berani mengkhianatiku?" teriak Alice, dengan suara yang bergetar karena marah. "Kau berani menyerahkan rumah kita pada wanita itu?"
Richard menatap Alice dengan wajah yang muram. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar. Ia telah menyakiti hati Alice yang sangat ia cintai.
"Alice," bisik Richard, dengan suara yang gemetar. "Aku mohon maaf. Aku tidak bermaksud melukai hatimu."
"Tidak, Richard," jawab Alice, dengan suara yang penuh kekecewaan. "Kau telah mengkhianati ku lagi."
Alice kemudian berbalik dan berjalan menuju Richard. Ia mendekati Richard dengan langkah yang tegas. Ia menatap Richard dengan wajah yang penuh kemarahan.
"Kau berani menyakitiku?" teriak Alice, dengan suara yang bergetar karena marah. "Kau berani merebut rumah kita dariku?"
Alice kemudian menampar pipi Richard dengan kuat. Tamparan itu menghasilkan suara yang keras dan membuat Richard terhuyung mundur.
"Aku benci padamu!" teriak Alice, dengan suara yang penuh kemarahan. "Kau tidak berhak mendapatkan cintaku lagi!"
Alice kemudian berbalik dan berlari menuju mobilnya. Ia ingin segera meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingin berada di dekat Richard lagi.
Alice menguasai kemudi mobilnya dengan tangan gemetar. Ia menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, mencoba menghilangkan rasa marah dan sakit yang menyerbu hatinya.
"Richard!" gumam Alice, dengan suara yang penuh kemarahan. "Kau tidak akan lolos!"
Alice menguntit Richard sampai ke rumah mereka. Ia bertekad untuk mencari tahu ke mana Richard membawa semua aset berharga mereka.
Alice masuk ke dalam rumah dengan langkah yang tergesa-gesa. Ia mencari dokumen penting mereka, seperti sertifikat rumah, sertifikat tanah, dan dokumen keuangan mereka.
"Dimana dokumen-dokumen itu?" gumam Alice, dengan suara yang penuh kecemasan.
Alice mencari di setiap sudut rumah. Ia membuka lemari, memeriksa meja, dan mencari di setiap tempat yang mungkin.
Namun, Alice tidak menemukan dokumen penting itu. Ia merasa sangat kecewa dan takut.
"Dimana dokumen-dokumen itu?" gumam Alice, dengan suara yang penuh kecemasan. "Richard sudah mencuri semua aset kita."
Alice merasa sangat terluka dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
Tiba-tiba, Alice mendengar suara mobil yang mendekati rumahnya. Ia menoleh dan melihat mobil Richard yang berhenti di depan rumahnya.
"Richard!" teriak Alice, dengan suara yang penuh kemarahan.
Richard keluar dari mobilnya, diikuti oleh Syifa yang tersenyum sinis ke arah Alice.
"Alice," bisik Richard, dengan suara yang gemetar. "Aku sudah memberitahumu. Rumah ini sudah menjadi milik Syifa."
Alice menatap Richard dengan wajah yang penuh kemarahan. Ia merasa sangat terluka dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
Richard menatap Alice dengan wajah yang dingin dan keras. Ia tidak lagi mengenali pria yang pernah ia cintai. Pengaruh susuk yang diberikan Syifa telah mengubah Richard menjadi orang yang kejam dan tidak berhati nurani.
"Pergi dari sini!" teriak Richard, dengan suara yang kasar. "Kau tidak berhak tinggal di sini lagi."
Alice menatap Richard dengan wajah yang penuh kekecewaan. Ia tidak percaya bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
"Richard," bisik Alice, dengan suara yang bergetar karena marah. "Kau berani mengkhianatiku?"
"Sudah kubilang, pergi dari sini!" teriak Richard, dengan suara yang kasar. "Kau tidak berhak tinggal di sini lagi."
Syifa tersenyum sinis ke arah Alice. Ia merasa senang karena ia telah berhasil merebut Richard dari Alice.
"Kau berhasil menghancurkan rumah tanggaku," kata Alice, dengan suara yang penuh kekecewaan. "Kau merebut semua harta yang dimiliki suamiku."
"Kau harus berterima kasih padaku," jawab Syifa, dengan suara yang mengejek. "Aku telah memberikan kebahagiaan pada Richard."
Alice menatap Syifa dengan wajah yang penuh kemarahan. Ia merasa sangat terluka dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
"Aku tidak akan membiarkan kau lolos," gumam Alice, dengan suara yang penuh tekad. "Aku akan membalas dendam."
Alice kemudian berbalik dan berjalan menuju mobilnya. Ia ingin segera meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingin berada di dekat Richard dan Syifa lagi.
Richard mendorong Alice dengan kasar ke depan pintu. Ia tidak lagi mengenali pria yang pernah ia cintai. Pengaruh susuk yang diberikan Syifa telah mengubah Richard menjadi orang yang kejam dan tidak berhati nurani.
"Pergi dari sini!" teriak Richard, dengan suara yang kasar. "Kau tidak berhak tinggal di sini lagi."
Alice tersungkur ke lantai, merasakan sakit di lututnya. Ia menatap Richard dengan wajah yang penuh kekecewaan. Ia tidak percaya bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
"Richard," bisik Alice, dengan suara yang bergetar karena marah. "Kau berani mengkhianatiku?"
"Sudah kubilang, pergi dari sini!" teriak Richard, dengan suara yang kasar. "Kau tidak berhak tinggal di sini lagi."
Alice berdiri dan mencoba masuk ke dalam rumah lagi, tapi Richard menghalangi jalannya.
"Richard," bisik Alice, dengan suara yang penuh kekecewaan. "Aku hanya ingin mengambil pakaianku."
"Tidak perlu!" teriak Richard, dengan suara yang kasar. "Kau tidak akan perlu pakaian itu lagi."
Richard kemudian berlari ke dalam rumah dan kembali dengan koper yang berisi pakaian Alice. Ia membuang koper itu dengan kasar di depan Alice.
"Pergi dari sini!" teriak Richard, dengan suara yang kasar. "Kau tidak berhak tinggal di sini lagi."
Alice menatap Richard dengan wajah yang penuh kemarahan. Ia merasa sangat terluka dan marah. Ia tidak menyangka bahwa Richard akan sebegitu kejamnya padanya.
Alice kemudian berbalik dan berjalan menuju mobilnya. Ia ingin segera meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingin berada di dekat Richard lagi.