Hasna Sandika Rayadinata mahasiswa 22 tahun tingkat akhir yang tengah berjuang menyelesaikan skripsinya harus dihadapkan dengan dosen pembimbing yang terkenal sulit dihadapi. Radian Nareen Dwilaga seorang dosen muda 29 tahun yang tampan namun terkenal killer lah yang menjadi pembimbing skripsi dari Hasna.
" Jangan harap kamu bisa menyelesaikan skripsi mu tepat waktu jika kau tidak melakukan dengan baik."
" Aku akan membuat mu jatuh hati padaku agar skripsi ku segera selesai."
Keinginan Hasna untuk segera menyelesaikan skripsi tepat waktu membuatnya menyusun rencana untuk mengambil hati sang dosen killer. Bukan tanpa alasan ia ingin segera lulus, semua itu karena dia ingin segera pergi dari rumah yang bukan lagi surga baginya dan lebih terasa seperti neraka.
Akankan Hasna berhasil menggambil hati sang dosen killer?
Atau malah Hansa yang terpaut hatinya terlebih dulu oleh sang dosen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MHDK 16. Kejadian Lalu
20 tahun yang lalu, saat itu usia Yudi baru 27 tahun. Yudi yang tengah mengejar S1 yang memang sudah telat melakukan KKN di sebuah desa di kota B untuk melengkapi pendidikannya.
" Sayang, aku ada tugas KKN 2 bulan, apakah tidak apa apa jika aku tinggal."
Yudi sebenarnya berat meninggalkan Melati dan putrinya yang baru berusia 3 tahun.
" Tidak apa apa mas, memang ini kan bagian dari pendidikan mu."
" Tapi Mel, kamu akan kerepotan. Harus mengurus perusahaan dan Hasna juga."
" Mas ... Aku bisa. Lagian perusahaan kita belum memiliki banyak cabang dan baru di bagian kota kita ini."
" Baiklah kalau begitu. Maafkan aku Mel. Aku selalu menyusahkan mu."
" Mas, kita sudah memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga. Mari kita hadapi setiap permasalahan yang kita alami bersama sama."
Yudi sungguh terharu dan bersyukur memiliki Melati di sisi nya. Wanita yang tidak pernah melihat status sosial pria sepertinya. Ya Yudi awalnya hanyalah karyawan Melati. Tepatnya kasir di salah satu mini market milik orang tua Melati. Meskipun hubungan awalnya ditentang oleh ayah Melati namun Melati berusaha meyakinkan sang ayah bahwa Yudi adalah pria terbaik untuknya.
Dan ini lah mereka sekarang, pernikahan mereka berjalan bahagia apalagi dengan hadirnya putri cantik nan menggemaskan yang mereka beri nama Hasna. Yudi begitu mencintai Melati begitu juga Melati. Bahkan untuk bisa bersanding dengan Melati, Yudi harus siap untuk melanjutkan pendidikan. Hal itu merupakan syarat dari ayah Melati untuk nya.
*
*
*
Keesokan pagi nya Yudi dengan tas besar nya berangkat menuju lokasi KKN. Hasna kontan menangis saat ayahnya hendak pergi.
" Papa ... Dangan pelgi ... Na mo itut ... Ituuut huwaaa ... Mau papa ... Na mau papa."
Yudi sungguh tidak tega dengan Hasna yang menangis histeris. Bocah 3 tahun itu seperti enggan melepas sang ayah.
" Hasna sayang, papa pergi cuma sebentar kok. Hasna yang pinter ya."
" Ndak mau ... Na mau papa di lumah. Na ndak mau papa pelgi huwaaaa ... Papa dahat .... Huwaaaa."
Hasna berlari masuk ke dalam rumah. Yudi menatap pias sang putri. Ia sungguh tidak ingin meninggalkan putrinya itu.
" Sudah mas, tidak apa apa nanti aku coba kasih pengertian ke dia ya."
" Baiklah, sampaikan maaf ku buat Hasna ya sayang?"
" Iya mas, hati hati ya. Aku dan Hasna menunggumu di rumah."
Yudi mencium kening istrinya sejenak. Ia kemudian melenggang pergi, dan Melati pun masuk ke dalam rumah dan langsung ke kamar sang putri. Ia tahu putrinya itu sangat marah. Hasna memang sangat dekat dengan Yudi, bahkan sebelum tidur biasanya Hasna akan minta Yudi membacakan buku dongeng.
" Sayang ... Hasna ... Hasna marah papa pergi?"
" Papa dahat mamah. Papa idak sayang Na."
" Tidak sayang, papa tidak jahat. Papa sayang sama Hasna. Papa pergi karena papa harus belajar. Nanti papa pasti akan pulang lagi kok."
" Benel mama, papa akan pulang lagi."
" Iya sayang."
" Tapi Na tetep idak mau papa pelgi."
Entah apa yang dirasakan bocah itu. Ia sungguh merasa berat akan kepergian sang ayah untuk KKN.
Setelelah menempuh perjalanan 5 jam akhirnya rombongan Yudi yang berjumlah 10 orang itu sampai juga di desa yang lumayan terpencil.
Mereka menuju rumah kepala desa karena nanti di sana lah mereka akan tinggal. Kedatangan Yudi dan kawan kawan disambut baik oleh warga.
KKN Yudi berjalan sudah sekitar sebulan. Saat itu sore hari Yudi sedang berada di sebuah bangunan di tengah perkebunan karena hujan lebat. Bangunan itu biasanya digunakan oleh para petani untuk menyimpan pupuk.
Ternyata di sana juga ada seorang wanita yang tidak lain adalah putri dari kepala desa. Wanita itu tidak lain adalah Priska. Saat itu Priska baru berusia 20 tahun. Priska memang gadis desa yang cantik dan lembut, ia sebenarnya sudah jatuh cinta sejak pertama kali melihat Yudi.
" Lhoh dek, kok kamu bisa ada di sini, sendirian lagi."
" Eh ... Iya Mas Yudi, tadi saya sedang bantu bapak memeriksa kebun."
Sebenarnya Priska bukannya sedang memeriksa kebun seperti yang dia bilang melainkan dia memang sengaja mengikuti Yudi yang sedang pergi ke kebun sendirian.
" Ooh gitu, ini dek pakai saja jas ku takut nya kamu kedinginan."
Bukannya menerima jas Yudi, Priska malah melepaskan pakaiannya.
" Dek ... A-apa yang kamu lakukan?"
" Mas Yud, aku sudah menyukaimu dari lama mas. Aku mencintaimu. Apa kau tidak bisa menerimaku mas."
Priska dalam kondisi hampir tel*nj*ng dan hanya menyisakan dal*m*n nya saja. Gadis itu berjalan terus mendekati Yudi.
Sedangkan Yudi, ia terus mundur ke belakang, dan memalingkan muka nya. Namun Priska terus mengikis jarak. Bahkan Priska membuang penutup benda kenyal miliknya yang menyerupai kaca mata.
Yudi sungguh tidak habis pikir dengan ulah Priska. Mana bisa gadis desa yang cantik dan lembut bisa melakukan hal seperti ini.
" Priska stop ... Aku tidak bisa menerima cintamu Pris. Stop! Berhenti disitu dan jangan mendekat."
Priska menyeringai, ia terus mendekat ke arah Yudi hingga kedua benda kenyalnya itu menempel di punggung Yudi. Yudi menahan dan mengambil nafasnya dalam dalam. Lehernya terasa terkecik saat merasakan benda kenyal itu. Terlebih Priska terus menggesekkan nya, membuat hasrat Yudi yang terpendam muncul.
" Pris ... Stop, a-aku sudah mempunyai istri dan anak. Jadi ku mohon jangan memaksaku."
" Aku tidak peduli mas, karena aku menginginkanmu. Aku tidak peduli dengan statusmu. Aku sungguh mencintaimu Mas Yudi. Apa kau sungguh tidak menginginkan ku?"
Yudi berusaha memberontak saat Priska mencoba menarik tangan Yudi agar memegang benda kenyal miliknya. Pria itu sebisa mungkin menepis, Yudi selalu mengingat Melati dan Hasna yang menunggunya di rumah. Ia kemudian berusaha lari dari gedung itu, ia benar benar takut juniornya bangun sempurna dan meminta jatah.
Yudi berhasil lari di tengah hujan yang begitu derasnya itu. Sedangkan Priska ia menghentakkan kakinya tanda ia begitu kesal.
" Sial ... Padahal tinggal sedikit lagi. Lain kali aku akan mengikat kaki dan tangannya agar aku bisa segera melakukannya. Aku harus bisa mendapatkannya. Harus !!"
Priska bermonolog sambil memunguti bajunya dan kembali memakainya.
" Aku yakin dia tidak akan menolak saat kembali disuguhi yang seperti ini lagi. Lihat saja, kau pasti akan ketagihan dengan tubuh ku."
Priska menyeringai, entah apa yang merasuki gadis desa yang terlihat polos itu. Mengapa ia sungguh berani melakukan hal yang tidak bermoral.
TBC