Setelah kepergian kedua orang tua tercinta yang meninggalkan sebuah pesan wasiat, Lolly diminta tinggal bersama kakaknya Bella yang sudah menikah dengan Vadel. tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika sang kakak ipar menjadikan dirinya sebagai objek pemuas gairahnya. mampukah Lolly bertahan dengan segala pesona yang dimiliki Vadel? atau malah sebaliknya? yuuuk...ikutin kelanjutan cerita author ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengikutimu
"Lolly, hari ini kamu istirahat saja dirumah ya. Aku ada urusan sebentar diluar." terang Vadel setelah memberikan Lolly obat.
"Mana Natasha?"
"Dia sudah pergi."
"Pergi, apa dia sudah pulang ke rumahnya?"
"Bukan, maksudku dia pergi bersama teman-temannya. Jangan khawatir, aku sudah menyewa seorang perawat untuk menemanimu dirumah."
"Aku tidak papa kok, kenapa harus berlebihan sih. Jadi jika mas mau pergi, pergi saja." jawab Lolly terharu dengan perhatian Vadel, Namun Lolly sadar, posisinya dan tidak berani berharap lebih sebelum hubungan Vadel dan kakaknya jelas. bahkan Lolly tidak berhak untuk cemburu atau melarang kakak iparnya untuk pergi kemanapun dia inginkan.
"Benar kamu nggak papa mas tinggal sebentar?"
"Yup!...Enjoy your time! Mas."
Cup!
"Ciuman ini sebagai penyemangat, agar kamu tidak merasa kesepian dirumah." bisik Vadel lalu menyesap bibir perempuan yang kaget diberi serangan tiba-tiba itu. Awalnya hanya sedikit namun tidak ada yang sebentar bagi Vadel kalau sudah memulai.
"Sudah lepaskan mas! katanya mau pergi." nafas Lolly tersengal-sengal setelah menerima ciuman liar dari Vadel yang sudah merayap ke leher dan dadanya.
"Iya sayang. mas pergi dulu ... jangan rindukan mas, karena perginya cuma sebentar."
"Okay."
Lolly pun mengangguk mantap, Vadel berdiri dan keluar kamar setelah mengecup kening Lolly yang tersenyum seraya mengusap kening bekas ciuman Vadel barusan.
***
Vadel melajukan mobilnya sesuatu tempat, menemui sahabat lamanya Kevin.
"Kevin kamu dimana?"
"Aku di kafe tempat kita sering ketemuan dulu."
"Oke, aku akan segera meluncur kesana. Tunggu aku dalam beberapa menit lagi." terang Vadel seraya fokus ke nyetir mobilnya.
Kevin sudah memesan secangkir kopi capuccino untuk menemani dirinya sebelum bertemu Vadel. Tidak butuh waktu lama, yang di tunggu-tunggu sudah memperlihatkan batang hidungnya.
"Ternyata kamu tidak pernah berubah, termasuk soal selera minuman." Vadel duduk dihadapan Kevin lalu menyandarkan punggungnya di kursi sofa empuk.
"Apa kamu mau pesan minuman yang sama denganku?" tanya Kevin seraya menyerahkan buku menu ketangan Vadel.
"Baiklah, ngomong-ngomong kapan kamu sampai di Indonesia?"
"Kedatanganku hampir berbarengan dengan kepulangan Natasha. Aku sengaja menyusul dan mengikutinya." jawab Kevin santai seraya menyesap minumannya. dan meletakkannya kembali diatas tatakan cangkir kopi yang ada di hadapannya.
"Bagaimana dengan pernikahanmu? Aku tahu jika antara kamu dan Bella tidak ada cinta." Kevin tertawa kecil mengejek Vadel.
"Kamu tidak akan pernah tahu seperti apa tipe perempuan yang aku suka."
Vadel tersenyum membayangkan wajah cantik Lolly. membuat Kevin mengerutkan keningnya melihat perubahan sikap Vadel yang tersenyum sendirian. Dia tahu rahasia hubungan terlarang Vadel dan Lolly, namun dia tidak ingin membongkarnya sebelum pira itu sendiri yang memberitahu dan mengakuinya.
"Lalu, dengan siapa kamu tinggal disini bukankah semua anggota keluargamu tidak ada yang tinggal dijakarta?" Tanya Vadel, menguji kejujuran teman nongkrongnya semasa SMA dulu.
"Bersama seorang perempuan, yang tentunya beda jauh dengan tipe mu yang lebih suka cabe-cabean." ejek Kevin mengedip jahil. sedangkan Vadel terkekeh mendengarnya.
"Aku tidak yakin dengan ucapanmu, bahkan untuk mengungkapkan perasaanmu pada Natasha saja tidak berani ha...ha..."
"Kamu lihat saja Vadel, aku bisa saja mendapatkan Natasha dengan mudah namun aku tidak melakukannya."
"Kalau menurutku lakukan apa yang membuatmu bisa memilihnya, karena cinta itu butuh perjuangan Kevin. Bukan menyerah dan menunggu sesuatu yang tidak pasti."
"Kamu benar bro, kita lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan demi mendapatkan cintaku." Kevin tersenyum penuh arti.
"Apa kegiatan mu disini selain untuk mengikuti Natasha?" Tanya Vadel sambil memangku satu sisi kepalanya dengan kepalan tangan kanannya.
"Aku mengontrol restoranku yang terletak dekat pantai. Lumayan untuk menambah sumber pendapatanku tetap mengalir ke rekening." Jawab Kevin datar namun jujur adanya.
"Wah hebat kamu, masih muda namun sudah memiliki beberapa cabang perusahaan." puji Vadel kagum dengan kegigihan sang sahabat sehingga bisa sukses seperti sekarang. Namun sayang Kevin masih gagal dalam hal percintaan.
dlm agama Islam tdk di benarkan seorang wanita memiliki suami lebih dari 1,bahkan setelah bercerai pun wanita harus menunggu masa Iddah jika mau menikah lagi, berbeda dg laki-laki yg memang boleh beristri lebih dari 1