Anna harus terjebak dengan dua orang laki-laki yang membuatnya harus terpaksa berakhir dengan Maxim yang ternyata adalah teman masa kecilnya dulu.
Ternyata Maxim dan Dexter adalah mantan rekan yang memiliki sifat berbeda jauh.
Akankah Luna menerima cinta Maxim atau malah pergi bersama Dexter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27
Anna merawat Maxim dengan begitu baik. Bahkan dia terlihat sangat sabar melayani laki-laki arogan itu. Lihat, bahkan saat seperti ini saja pun dia masih bisa marah padanya.
"Sudah aku bilang bahwa aku tidak suka bubur!" ucap Maxim dengan suara yang meninggi.
Dia sudah mengatakan pada wanita itu bahwa dia tidak menyukai bubur. Tapi tetap aja dia memberikannya bubur, dia sudah mengatakannya Dia paling membenci makanan lembek seperti itu.
"Tapi Anda masih sakit, tuan. Orang sakit itu makannya bubur!" jawab Anna.
Mereka berdua terlibat pembicaraan sengit kali ini. Anna tidak mau mengalah, menurutnya orang yang sakit itu memang lebih mudah mencerna bubur. Jadi dia membuatkan bubur untuk laki-laki itu agar bisa menelannya dengan mudah. Tapi lihatlah, bukannya berterima kasih dia malah marah-marah padanya.
Seharusnya dia berterima kasih, atau paling tidak menerima saja makanan itu. Kenyataannya tidak sama dengan apa yang dia pikirkan. Ekspektasinya terlalu tinggi, hingga membuat kenyataannya tidak seperti itu.
"Tapi aku tidak sakit! sudah berapa kali aku mengatakannya bahwa aku tidak sakit, jadi berhenti mengatakan bahwa aku sedang sakit saat ini!" Anna benar-benar tidak habis pikir dengan laki-laki ini.
Terluka tembakan seperti itu dibilangnya tidak sakit. Astaga, sungguh luar biasa sekali memang laki-laki ini. Dia bisa mengatakan bahwa dia tidak sakit sedangkan dia saja pun mendapatkan luka yang cukup parah.
"Terserah!" balas Anna.
Dia sudah lelah menghadapi laki-laki ini. Bukannya berterima kasih dia malah mengajaknya berdebat. Mereka sudah seperti pasangan suami istri yang berdebat hanya karena hal-hal sepele saja.
Anna langsung pergi meninggalkan laki-laki itu karena dia mulai kesal dan tersulut emosinya. Lebih sebaiknya pergi menghindarinya saja daripada kita ke sana dan menahan amarahnya yang tidak terkendali. Jadi dia memilih pergi saja.
Sedangkan Maxim masih duduk di ruangan tamu. Di saat Dia sedang menikmati suasana rumah ini, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumah Anna. Dia tidak ingin ambil pusing dengan semua itu. Maxim membiarkan saja orang itu menutup pintu rumahnya, sayangnya Anna keluar dari dapur untuk membuka pintu rumahnya.
"Tuan, Dexter?" gumam Anna ketika melihat bosnya datang.
Mendengar nama itu di sebut membuat Maxim yang sedang duduk di ruangan tamu pun langsung terganggu dengan kehadiran Dexter.
"Kenapa, An? apa aku menganggu mu?" tanya Dexter yang kaget.
Dia memperhatikan wajah Anna, sampai tiba-tiba ada suara seorang laki-laki yang memanggil Anna.
"Anna..." panggil Maxim hingga membuat atensi Dexter teralihkan.
Kedua matanya menatap ke arah sofa, di mana ada seorang laki-laki yang duduk di sana dengan begitu angkuhnya. Dari belakang saja dia sudah tahu siapa laki-laki itu.
"Maxim?" gumam Dexter.
Dia cukup kaget ketika melihat laki-laki itu berada di rumah Anna. Apa yang sedang Maxim lakukan di rumah Anna?
"Aku ingin istirahat," ucap Maxim yang membuat Dexter semakin kaget.
Dia bener-bener tidak percaya melihat Maxim berada di tempat ini. Bahkan dia juga seperti memerintah Anna saat ini.
"Apa maksudmu Max?" tanya Dexter saat Maxim mengatakan hal itu pada Anna.
"Aku bilang aku ingin istirahat, Anna!" sentak Maxim.
Dia tidak bisa menahan dirinya untuk lebih sabar lagi menghadapai Dexter. Masa lalu buruk itu masih membekas di ingatan-nya.
"Baiklah..." jawab Anna.
Dia mempersilahkan Dexter untuk masuk ke dalam rumahnya. Lalu dia pun pergi ke kamarnya untuk mengantar Maxim.
"An..." panggil Dexter sambil memegang tangan Anna yang hendak membawa Maxim ke dalam kamarnya.
Melihat tangan Anna di pegang Dexter membuat Maxim marah. Dia langsung menghempaskan tangan Dexter dari lengannya Anna.
"Lepas!" sentak Maxim yang langsung menarik Anna ke dekatnya.
Dia tidak akan membiarkan Dexter menyentuh Anna lagi.
"Jangan pernah membawa Anna ke dalam masalah hidup mu!" ujar Dexter pada Maxim.
"Apa urusannya denganmu hah? ingat, apapun yang kau katakan itu aku tidak peduli! kau tidak berhak ikut campur dengan urusanku dan Anna, karena kau bukan siapa-siapa disini!" balas Maxim.
Dia tidak menyukai Dexter yang terlalu ikut campur dengan hidupnya saat ini. Bukan hanya dirinya saja, tapi Maxim juga tau siapa Dexter. Jadi tidak sulit baginya untuk membuka cerita tentang siapa dirinya.
"Jangan lupakan satu hal bahwa kau pun sama. Jadi jika tidak ingin aku menjelaskan siapa dirimu, jangan berani menjelaskan apa pun di sini!"
"Hentikan!!!" teriak Anna yang berusaha menengahi semua ini.
Dia tidak ingin mereka berdua terus aja berdebat. Selalu saja seperti ini setiap mereka bertemu. Anna semakin penasaran sebenarnya siapa mereka.
"Aku bilang cukup!" Anna benar-benar sudah muak dengan semua ini.
"Sebenarnya siapa kalian berdua? kenapa aku merasa bahwa aku menjadi orang bodoh di sini. Aku tidak pernah mengenal siapa kalian berdua. Tapi kenapa kalian terus saja berada di dalam lingkaran kehidupanku. Jika memang kalian berdua memiliki masalah maka selesaikan. Jangan pernah membawaku ke dalam masalah ini, karena aku tidak tahu siapa kalian berdua!" sahut Anna karena memang dia tidak mengenal siapa mereka berdua.
Dia tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi di sini hingga membuat mereka berdua terlihat tidak akur. Bahkan setiap hari pertemuan, mereka pasti saja bertengkar dan berdebat. Entahlah, Anna benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini.
Maxim makna ke lantai 2 dan dia pergi meninggalkan Anna bersama dengan Dexter di sana. Terserah Mereka ingin membicarakan apa. Yang jelas biarin akan pernah membiarkan Dexter semakin mendekati Anna. Tidak akan, lagi!
Melihat Maxim yang pergi ke kamar Anna membuat Dexter hanya bisa mendesah lelah untuk semua ini.
"Ada apa ini An? kenapa dia bisa berada di sini?" tanya Dexter penasaran.
Jujur sana, Dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya.
"Kemarin dia demam, dan aku merawatnya di sini." jawab Anna.
Dia berusaha menyembunyikan apa yang terjadi sebenarnya. Jadi dia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di sini.
"Hanya demam bukan? jika begitu di bisa pergi sekarang. Aku lihat dia juga sudah sehat!" ujar Dexter.
"Aku tidak bisa mengusirnya. Dia belum sehat dan badannya masih panas." jawab Anna yang masih berusaha menutupi apa yang terjadi dengan Maxim.
Mendengar Anna menjelaskan apa yang terjadi membuat Maxim tersentuh. Setidaknya dia tau, bahwa Anna berusaha menyembunyikan apa yang terjadi sebenarnya di sini. Dia bahkan mengatakan bahwa dirinya itu demam. Padahal bisa saja dia mengatakan pada Dexter apa yang terjadi sebenarnya.
Tapi tidak, Anna tidak menjelaskan apapun. Dia hanya mengatakan bahwa dirinya teruskan Demam saja. Padahal jika pun Anna mengatakan pada Dexter bahwa dia terluka karena tembakan, mungkin Dexter juga tidak heran karena itu sudah biasa.
Bersambung...