seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyihir putih
Goven berjalan melalui lorong keluar istana bersama Astra dan Gail. Di sana lima orang dengan jubah putih dan pakaian pendeta berdiri tegak dengan tongkat sihir mereka. Goven lalu mengangguk ke arah mereka. Dan mereka langsung saja pergi dari sana.
"penyihir putih memang mengerikan" ucap Astra setelah mereka pergi.
Goven tersenyum kecil. "terimakasih, kami melatih mereka dari kecil, dari orang orang berbakat di kerajaan sancthum... Ngomong ngomong apa kalian memiliki masalah dengan vampir ? Karena saat aku datang ke sini aku merasakan aura undead yang kecil di sini"
Gail menggelengkan kepalanya. "tidak... Tapi gawat kalau vampir ada di kota ini..."
"jangan khawatir, penyihir putih akan mengurusnya"
Astra melamun sebentar. Lalu ia menyadari sesuatu. "tunggu ! Itu Sasha !"
Gail juga baru menyadarinya. "gawat ! Kau benar !"
"sasha ? Siapa dia ?"
"d-dia... Aduh gawat ! Penyihir putih sedang mencarinya sekarang yah... Goven ! Sasha itu kenalan kami, dan dia memiliki darah vampir"
"ehh.... Kenapa tidak bilang... Kalau begitu cepat cari dia sebelum para penyihir putih menemukan mereka"
Mereka pun berangkat menuju kota lagi. Sesampainya di kota yang ramai Goven memejamkan matanya dan merasakan energi di sekitarnya. "lewat sini..."
Setelah mengikuti Goven, Astra menyadari ke mana mereka pergi. "ini... Area kumuh... Apa Sasha benar benar ada di sini ?"
"aku merasakan pertarungan di sini"
Gail langsung saja merasa panik. "kalau begitu kita harus cepat" mereka pun mulai lari.
Suara ledakan kecil terdengar dari arah yang tidak begitu jauh. "di depan sana !" mereka sampai di sebuah lapangan Goven langsung saja berteriak. "kalian tahan serangan kalian... Huh ? Apa yang..."
Di sana berdiri Sasha dengan kelima penyihir putih terkapar di sekitarnya. Sasha melihat ke arah Gail, Astra dan Goven. Dia kemudian melambaikan tanganya.
"oh... Hi... Aku baik baik saja, hanya mengurus para preman ini"
Salah satu penyihir putih yang masih terkapar melihat ke arah Goven. "tuan muda... Jangan mendekat... Vampir inu sangat kuat..."
"hey ! Sudahku bilang aku ini seperempat vampir, bahkan mungkin kurang dari itu..."
Astra melihat bagaimana Sasha tidak tergores sama sekali. "kau pasti bercanda... Dia mengalahkan mereka semua ?" gumamnya dengan bingung.
Gail langsung saja menjelaskan keadaan. "Sasha, mereka adalah penyihir putih dari sancthum... Sepertinya ada kesalah pahaman, tolong tenanglah..."
"ooh... Untuk catatan ! Mereka yang pertama menyerangku, oke ?"
Astra kemudian melihat ke arah Goven. "tuan Goven... Tolong maafkan dia atas kesalah pahaman ini"
Di sisi lain Goven membeku tidak bergerak sedari awal melihat Sasha. Ia beku karena kecantikannya, rambut putihnya yang seperti sutra dan wajah imut tapi cantiknya itu. "tidak... Tidak masalah, pada akhirnya ini semua salah pahamkan ?"
Sasha menghela nafas lega. Kemudian berjalan menghampiri mereka. "aku kira aku dalam masalah lagi"
"oh, tenang... Tidak masalah Penyihir putih itu kuat, mereka adalah pasukan elite dari kerajaan sancthum. Dan aku adalah pemimpin mereka...." ucaonya dengan kepercayaan diri dan kebanggan.
Ia melanjutkan sambil menepuk tangannya. "baiklah... Bangun kalian, aku ingin dengar apa yang terjadi..."
Namun tidak ada satupun dari penyihir putih yang merespon. Sasha dengan canggung. "um... Hehehe... Aku... Mungkin... Telah menghisap habis mana mereka, jadi... Mereka tidak akan bangun dalam waktu dekat..."
"o-oh... Begitu yah..." Goven menutup mukanya dengan tangan kananya. Merasa malu karena pernyataannya yang sebelumnya.
Di sisi lain Astra terkejut dengan pernyataan dari Sasha. "apa maksudmu kamu menghisap mana mereka ? Mantra mengerikan apa lagi yang kamu punya ?"
"dengar, setidaknya mereka tidak mati kan ? Sasha dengan santai. "aku tidak dalam masalah kan ? Apu kergi dulu yah... Bye..." sambil berjalan pergi.
Namun Astra menahannya. "hey ! Mau kemana tanggung jawab dulu !"
"apa sih ! Pimpinan mereka juga sudah memaafkanku !"
"tetap saja kamu membuat lima orang pingsan, lakukan sesuatu"
Goven langsung saja merapal. "Full recovery" sebuah lingkaran cahaya muncul di bawah setiap penyihir putih sebelum menghilang. Mereka pun berdiri dengan kemas jubah outih dan seragam rapi mereka kotor dengan tanah. Mereka berbaris menghadap Goven menunduk malu.
"maaf tuan muda, kami kalah dengan cara yang memalukan..."
"tidak masalah, ini semua kesalah pahaman... Kalian... Kalian istirahat saja yah, mulai oencariannya besok saja. Sekalian kalian bersih bersih"
Para penyihir putih itu pun pergi menuju istana. Sasha menyilangkan tangannya di bawah dadanya. "full recovery yah..."
Mendengar pujian itu Goven tersenyum senang. "ah, biasa saja aku-"
"mantra yang tidak berguna, efeknya lebih berguna untuk individual dari pada kelompok, dan juga penggunaan mananya sangat besar untuk efek yang biasa saja"
Mendengar kritikan itu Goven terasa terpukul di perutnya. Di sisi lain Gail malah penasaran. "memangnya kenapa ? Aku lihat para penyihir outih kembaki pulih begitu saja"
Astra menjelaskan. "Gail benar, apa yang kamu bicarakan full recovery adalah mantra area besar yang memulihkan mana yang ada di atasnya"
Sasha menghela nafas. "mantra itu akan memulihkan seratus persen mana target, namun jika ada orang lain di dalam area itu maka pemulihan itu akan di bagi dua menjadi lima puluh persen dan seterusnya. Jadi para penyihir tadi hanya memulihkan dua puluh persen mana mereka. Yang mana botol mana dapat memulihkan tiga puluh persen mana, walau tidak sekaligus tetapi itu jauh lebih baik dari pada mantra bodoh itu. Di sisi lain juga, mantra ini tidak pandang bulu kalau musuh ada di area ini kamu bisa saja secara tidak sengaja memulihkan mana mereka"
Goven mendengarkan argumen Sasha. Dia kemudian berusaha membela diri. "aku tahu itu semua... Namun di saat yang sama akan sulit meminum ramuan mana di tengah pertarungan. Juga soal musuh yang bisa saja memulihkan mana, aku tahu betul bagaimana cara menggunakannya sehingga musuh tidak dapat memanfaatkannya"
Sasha menggelengkan kepalanya. "aku tidak setuju, menurutku meminum ramuan kebih mudah dari pada merampal, kamu harus fokus dan membidik. Dan tidak peduli seberapa berhati hatinya dirimu, area mantra itu terlalu besar, musuh dengan mudah dapat memasuki area pemulihan"
Mendengar argumen itu Goven menghela nafas menyerah. "yaah... Aku tidak tahu lagi harus ngomong apa"
"sudahlah... Aku malas berargumen aku akan pergi sekarang..." Sasha pun pergi.
Goven rasanya ingin memanggilnya. Dia masih ingin bicara dengannya namun tidak tahu harus membucarakan apa. Wajahnya terlihat kecewa namun dia tahu ini bukan terakhir kalinya mereka akan berbincang.
"jadi dia kenalan kalian ? Sasha yah..."
Gail mengangguk. "mohon maaf dengan tingkah lakunya... Dia memang sedikit kasar. Tapi percayalah kepada kami, dia orang baik"
Astra mengangguk. "saudaraku benar. Dia... Wanita yang unik..."
Goven mengangguk. "unik ?... Unik... Yah dia unik... Rambutnya itu, dari mana dia ?"
"um... Dia seorang pengelana dari benua yang jauh, mungkin juga terpencil..."
"sungguh ? Menarik... Menarik sekali..." Goven teridam sebentar, ia kemudian ingat alasanya di sini, bukan hanya untuk membasmi black serpent. Tetapi untuk sesuatu yang lain juga. "baiklah... Saya rasa sudah cukuo menunda-nunda... Katakan, siapa Bellum ini yang kalian bilang sebagai ancaman..."