Ini kisah tentang kakak beradik yang saling mengisi satu sama lain.
Sang kakak, Angga Adiputra alias Jagur, rela mengubur mimpi demi mewujudkan cita-cita adik kandungnya, Nihaya. Ia bekerja keras tanpa mengenal apa itu hidup layak untuk diri sendiri. Namun justru ditengah jalan, ia menemukan patah hati lantaran adiknya hamil di luar nikah.
Angga sesak, marah, dan benci, entah kepada siapa.
Sampai akhirnya laki-laki yang kecewa dengan harapannya itu menemukan seseorang yang bisa mengubah arah pandangan.
Selama tiga puluh delapan hari, Nihaya tak pernah berhenti meminta pengampunan Angga. Dan setelah tiga puluh delapan hari, Angga mampu memaafkan keadaan, bahkan ia mampu memaafkan dirinya sendiri setelah bertemu dengan Nuri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Nuru menatap dirinya di depan cermin, memegang kedua pipinya yang menghangat. Dia senyam-senyum sendiri sembari mengajak ngobrol pantulannya, membahas perasaan yang tak karuan.
"Hei kamu," Nuri menunjuk bayangannya. "Memangnya sudah yakin sama perasaan mu sendiri?"
Nuri yang bertanya, dia pula yang mengangguk. Kemudian dia terkekeh menertawai kelakuannya sendiri bagai orang tidak waras. Setelah memeriksa detakan jantungnya yang kembali normal, Nuri bergegas keluar kamar menemui orang tuanya yang ternyata sudah menyambut tamunya.
Ia mendumal dalam hati kenapa tidak ada yang memberitahunya kalau Angga dan keluarganya sudah datang.
"Sebentar ya, bapak, ibu, nak Angga, anak saya sedang dipanggilkan kesini." Seru bapaknya Nuri kepada pihak keluarga Angga. Angga sendiri duduk tenang dengan kepercayaan diri yang sudah penuh dan siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Bodo amat dengan status sosial mereka yang kontras, karena sejatinya Angga hanya ingin memperjuangkan Nuri.
"Maaf sudah menunggu lama." Nuri masuk kedalam pertemuan dua keluarga tersebut. Wanita itu tampil prima, dengan pembawaan tegas seperti biasa dan duduk di samping orangtuanya. Aura cantik Nuri semakin terpancar kalau dalam mode wibawa begini. Mode Nuri salah tingkah, apalagi sampai pipi Nuri memerah juga tak kalah menggemaskan. Keadaan seperti ini yang paling Angga suka.
Permintaan maaf Nuri disambut senyuman semua orang. Mereka tidak ada yang keberatan sama sekali menunggu Nuri sepuluh menit lamanya. Bersamaan dengan kedatangan Nuri, bibi ART juga datang membawa pertanyaan pada Nuri soal kebingungannya membenahi barang bawaan keluarga Angga yang bejibun.
Karena Angga dan paman peka, kedua laki-laki itu menawarkan bantuan untuk mengamankan barang bawaan mereka berupa sekarung rambutan, sekarung mangga, dan setengah karung jeruk manis. Tadinya paman juga mengusulkan membawa sekarung gabah (padi), namun ditepis oleh ibu karena merepotkan harus di giling dulu. Barang-barang tersebut bukan didapat dari beli dadakan, melainkan sponsor paman yang berprofesi menjadi tengkulak.
Kalau Angga lain lagi bawaannya. Selain bawa cinta, dia juga membawa perhiasan.
Sekarang lupakan soal barang bawaan, karena obrolan sudah masuk tahap inti.
"Tanpa berpanjang lebar, jadi begini Pak, Bu, maksud kedatangan kami kesini selain untuk bersilaturahmi, kami juga mau meminang Mbak Nuri untuk dijadikan istri Nak Angga."
"Ah iya Pak, bagus sekali niatan Nak Angga ini. Namun saya selaku bapaknya tidak bisa memberikan jawaban atas lamaran ini, karena ya.. kita sebagai orangtua hanya bisa sepenuhnya menyerahkan jawaban ke anak karena mereka yang menjalankan. Jadi bagaimana Nur? diterimakah lamaran Nak Angga?" Bapak Nuri bertanya pada anaknya.
Sekarang semua mata tertuju pada yang ditanya. Angga deg-degan sekali walaupun dia tahu kayaknya Nuri bakal terima lamaran tersebut karena memang Angga kesini juga kan perintah Nuri secara tidak langsung. Kata wanita itu, kalau mau serius ya datang ke rumah temui bapak. Jadilah Angga datang kesini merealisasikan. Angga itu orangnya jarang bercanda, jadi besar kemungkinan bercandaan seseorang atau sesumbarnya bisa diartikan serius oleh laki-laki itu.
Tapi di sini Nuri benar-benar bukan asal sesumbar. Ia pun ingin mengetahui sedalam apa perasaan cinta Angga untuknya.
"Baiklah, sebelum saya menjawab lamaran ini, apakah saya boleh bertanya pada Mas Angga dan dijawab di sini?" Mendengar Nuri mau bertanya dikhlayak umum, Angga jadi gelisah. Pemuda itu berdehem, juga membenarkan duduknya.
"Boleh, tanyakan saja." Angga menjawab.
"Apakah Mas Angga sayang dan cinta sama saya?"
Spontan orang-orang yang menyaksikan jadi senyam-senyum salah tingkah. Pamannya Angga malah menutupi muka pakai bantal sofa. Beliau takut Angga salah jawab karena setahu dia Angga soal cinta polosnya minta ampun. Padahal aslinya tidak polos-polos amat.
"Iya, saya sayang dan cinta sama kamu."
"Hah, apa Mas? gak kedengeran." Seru Nuri. Sudah makin cengar-cengir saja orang-orang karena paham Nuri sedang menggoda Angga.
Susah payah Angga menahan rasa panas di pipi, rupanya masih belum terdengar di telinga Nuri. Mau tidak mau ia mengulangi dengan suara yang agak lantang namun penuh kelembutan.
"Saya sayang dan cinta sama kamu, Nuri."
"Saya juga sayang dan cinta sama kamu Mas. Maka dari itu, saya menerima lamaran ini, dan bersedia menjadi istri Mas Angga."
Cihuuuy. Semua orang yang ada di ruang tamu tersenyum lebar, bersorak gembira dihati mereka masing-masing. Akan tetapi sorak sorai gembira orang tua Nuri sekejap lenyap, ketika ingat ada lelaki di rumah ini jauh sebelumnya meminta bantuan mereka. Bapak dan Ibu Nuri saling berpandangan, seakan bertelepati bertanya-tanya bagaimana kondisi Alan? pasti laki-laki itu sudah menyaksikannya.
Alan yang memang menyaksikan pertemuan dua keluarga itu, memilih keluar belakang rumah dengan penuh kegetiran. Ia memukul-mukul tembok, lalu menangis setelahnya. Alan merasa dadanya sesak sekali.
.
.
.
Bersambung.
seriusss??? end?????
btw.. nanya dong kak Zenun,, tas gemblok apaaan?? ransel bukan?
miris amat si dirimu.. gabung ma Jeff aja sana😅😅😅
Alan bakal jadi bapak asuh sembara si putra manusia dan Setengahnya jin....
Semangat berkarya akak Ze ayank....🫶🫶🫶🫶🫶