Yasmine (26 tahun) Menikah dengan Evander Christophe (32 tahun) selama dua tahun.
Namun Yasmine tidak pernah diterima di keluarga Christophe karena latar belakangnya yang hanya merupakan anak yatim piatu.
Suatu ketika, sebuah insiden membuat Yasmine kehilangan calon anak pertamanya. Ia disalahkan, bahkan dianggap penyebab kematian calon anaknya sendiri.
Namun siapa sangka, usai ia memutuskan bercerai. Yasmine rupanya masih memiliki keluarga. Dia merupakan putri seorang konglomerat yang terkemuka dikota.
Dia tidak butuh lagi cinta dan Evander yang telah mencampakkannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
"Evand? Evand pria jahat itu? Sialan, aku tidak perduli!" Yasmine seperti sudah kehilangan kesadarannya. Yasmine membuka matanya dengan sayu. "Akh, kenapa rasanya panas sekali! Aku tidak tahan. Tolong aku, rasanya panas sekali!
Evand menatap Yasmine dengan kening mengkerut. Sepertinya Evand mulai mencerna ucapan Yasmine yang meminta pertolongan.
"Tuan, sepertinya ada yang menjebak Nona Yasmine dengan obat perangsang!" Ucap Henry.
Evand menganggukkan kepala. "Ya, kau benar Henry! Siapkan mobil sekarang! Aku harus membawa Yasmine pergi!"
Henry mengangguk dan berlari mengambil mobil. Evand memeluk tubuh Yasmine dan terus menatap wajah cantiknya. Sudah lama Evand tidak menatap wajah cantik Yasmine dari dekat.
.....
Evand membawa Yasmine ke Villa pribadinya dengan waktu setengah jam perjalanan. Begitu tiba, Evand membawa Yasmine kedalam kamar, menurunkannya diatas ranjang.
Yasmine bagaikan wanita malam yang haus belaian. Ia terus menggoda Evand tanpa menahan diri, ia tidak perduli siapa pria itu, yang terpenting ia merasa puas.
Tidak! Yasmine belum puas! Tubuhnya terasa semakin panas dan bergairah. Bagian-bagian terlarang yang paling sensitif semakin berdenyut tidak karuan. Yasmine butuh kehangatan, ia butuh sentuhan dan penyatuan.
Evand diam saja ketika Yasmine bertindak menggodanya dengan segala cara. Yasmine yang selalu menghindarinya, menolaknya, sekarang seperti seorang jalang yang merayunya naik keatas ranjang.
Evand membiarkan Yasmine berbuat sesukanya pada tubuhnya. Meskipun sebenarnya Evand menahan sekuat tenaga untuk tidak terpancing gairah Yasmine, tapi dia pria dewasa yang normal.
Apalagi sudah lama Evand tidak pernah menyalurkan kebutuhan biologisnya semenjak bercerai dari Yasmine, tentu saja Evand merasa kesabaran dan ketahanan tubuhnya sedang diuji.
Kemarin malam, ia tidak merasa pernah menyentuh Shovia. Bahkan tidak ada sedikitpun bayangan percintaan mereka lewat di pikirannya.
Namun dengan Yasmine, meskipun sudah berlalu lama, Evand masih mengingat malam-malam indah yang ia lalui bersama Yasmine.
"Yasmine, jangan macam-macam! Tahan dirimu!" Evand terkejut dengan kelakuan Yasmine yang hampir membuka resleting celananya.
Kedua tangan Yasmine ditahan, Evand memeluk tubuh Yasmine dengan erat supaya wanita itu tidak bergerak.
Kalau sadar, tentu Yasmine tidak akan melakukan perbuatan itu, apalagi kepada Evand, mantan suaminya yang ia benci.
Yasmine menggelengkan kepala. "Tolong sentuh aku! Sentuh aku Evand!" Yasmine memohon dengan suara serak.
Evand begitu tidak tega melihat wajah Yasmine yang hampir pucat menahan gejolak gairah ditubuhnya yang tidak tersalurkan. Pria itu akhirnya melonggarkan pelukannya, menatap Yasmine dengan lekat.
"Kau menguji kesabaranku, Yasmine!" Ucap Evand dengan suara berat. Hembusan nafas hangat menerpa wajah Yasmine, Evand mendekatkan bibirnya menyentuh bibir Yasmine.
Kedua mata Yasmine terpejam, merasakan sapuan lembut di bibirnya. Evand sudah berusaha menahan, tapi Yasmine yang semakin membuatnya hilang kendali.
Permainan bibir Evand begitu lembut dan menuntut semakin membuat darah Yasmine berdesir memanas. Sapuan lidahnya begitu ganas, menjelajah mengabsen seluruh rongga mulut.
Perasaan rindu yang menggerogoti, membuat mereka semakin kehilangan akal sehat, baik Yasmine yang terpengaruh obat, dan Evand yang setengah mabuk.
Keduanya melebur diatas ranjang dengan saling menyentuh dan mencari kenikmatan untuk diri masing-masing.
.....
"Akhh! Kau gila!" Racauan dan erangan penuh kenikmatan keluar dari bibir wanita yang terlentang diatas ranjang tanpa sehelai benang.
Dibawah, seorang pria menenggelamkan wajahnya dimulut wanita, jari jemarinya bergerak dengan lincah membuat sang wanita tidak tahan menahan semua kenikmatan yang pria itu berikan.
"Kau membuatku gila, Baby!" Pria itu merangkak mengungkung tubuh yang terlentang pasrah setelah mereguk kenikmatannya.
Pria itu memposisikan diri, mengambil ancang-ancang yang paling tepat kemudian menenggelamkan pusat tubuhnya yang telah menegang sempurna ketempat yang seharusnya.
Tanpa memikirkan apapun, yang terpenting saling memuaskan dan kebutuhan biologis mereka terpenuhi.
Pagi-pagi sekali, Yasmine membuka mata dengan kepala yang terasa berat. Menggeliat seperti bayi yang bangun tidur, berusaha mengumpulkan kesadarannya.
Ketika matanya perlahan bisa menyesuaikan cahaya yang ada, Yasmine tertegun dengan kepala menoleh kanan kiri.
Yasmine merasa ada yang aneh, kamarnya terasa berbeda. Bukan, itu bukan kamarnya. Didalam kamarnya, tidak ada pajangan foto seorang wanita dan pria yang memegang buku nikah.
Tunggu! Foto itu?
"Yasmine, mulai sekarang kamu sudah menjadi istriku!"
Bagaimana bisa ada foto nikahnya dulu bersama Evand? Melihat kamar itu, Yasmine tidak asing. Ia masih ingat saat hari pertama menikah, Evand membawanya kesebuah Villa.
Evand? Evand yang membawanya ke Villa pribadinya.
Yasmine memegang kepalanya. Bayangan-bayangan tadi malam sewaktu ia di klab sampai dua pria menghampirinya Yasmine masih mengingatnya. Lalu, di alam bawah sadarnya, ia seperti mendengar suara Evand.
Yasmine ingat kalau Shovia yang menjebaknya, memberinya obat perangsang lewat minuman yang diberikan Andrew.
Ceklek!
Pintu kamar mandi terbuka. Evand keluar dengan handuk kimono hitam. Rambutnya basah dan terlihat segar.
Kepalanya menoleh kearah ranjang, dimana Yasmine duduk bersandar di head board dengan tubuh yang dilindungi selimut tebal.
"Evand?" Yasmine sungguh syok dengan apa yang dilihat.
Ternyata benar, Evand yang membawanya. Yasmine sungguh lemas memikirkan apa yang ia lakukan semalam bersama Evand. Yasmine tidak mengingat apapun tentang kejadian semalam, namun samar-samar, ada bayangan pria dan wanita yang bergulat diatas ranjang.
"Kau sudah bangun, Yasmine!" Ucap Evand. Pria itu berjalan menuju lemari pakaian, meraih kaos pendek putih serta celana panjang.
Yasmine diam saja, ia bingung harus berkata apa. "Kenapa aku bisa disini? kamu tidak memanfaatkan kesempatan saat aku sedang tidak sadar, bukan?" Tanya Yasmine.
"Bersihkan dirimu dulu, Yasmine. Baru kita bicara! Aku akan jelaskan semuanya!" Balas Evand.
Pria itu belum memakai pakaian, Justru mendekati Yasmine sembari membawa paper bag serta handuk kimono hitam.
"Pakaian ganti untukmu!"
"Dimana pakaianku semalam?" Sahut Yasmine dengan cepat. "Aku ingin pakaianku yang semalam!"
"Pakaianmu robek dan kotor! Kamu muntah semalam! Pakai saja ini!"
Yasmine terpaksa mengambilnya. Handuk kimono hitam yang sama, sepasang dengan yang Evand kenakan. Handuk yang sama yang pernah ia pakai.
"Apa tidak ada handuk lain?" Dari tadi Yasmine tidak mau menatap Evand. Wanita itu memalingkan wajahnya.
Yasmine bahkan hanya memakai dress hitam tipis dan celana dalam tanpa bra.
Evand menghela nafasnya. Pria itu berjalan menuju lemari, mengambil handuk baru yang belum pernah dipakai, memberikannya pada Yasmine.
"Terimakasih!"
"Cepatlah bersiap-siap, lalu kita bicara!" Evand membalik badan.
Yasmine turun dari ranjang memakai handuknya lalu masuk ke kamar mandi. Setelah Yasmine masuk, Evand baru memakai pakaiannya.
Evand duduk disofa didalam kamar. Tidak lama, Yasmine keluar dengan pakaian yang sudah rapi. Yasmine meletakkan handuk di sandaran kursi kosong lalu duduk dikursi yang lain, tentunya tidak disamping Evand.
"Yasmine--..."
"Apa kita melakukannya semalam?"