NovelToon NovelToon
YOU GIRL & ME

YOU GIRL & ME

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Pelakor / Teen Angst / Mengubah Takdir
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Angel_Enhy17

Berjuang sendirian sejak usia remaja karena memiliki tanggungan, adik perempuan yang ia jaga dan ia rawat sampai dewasa. Ternyata dia bukan merawat seorang adik perempuan seperti apa yang dirinya sangka, ternyata Falerin membesarkan penghianat hidupnya sendiri.

Bahkan suaminya di rebut oleh adik kandungnya sendiri tanpa belas kasihan, berpikir jika Falerin tidak pernah memperdulikan hal itu karena sibuk bekerja. Tapi diam-diam ada orang lain yang membalaskan semua rasa sakit Falerin. Seseorang yang tengah di incar oleh Faldo, paparazi yang bahkan sangat tidak sudi menerima uangnya. Ketika Faldo ingin menemui paparazi itu, seolah dirinya adalah sampah yang tidak pantas di lihat.

Walaupun Falerin terkesan selalu sendiri, tapi dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam melindunginya. Berada di saat ia membutuhkan pundak untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan rumah yang sesungguhnya. Sampai hidupnya benar-benar usai.

"Biarin gw gantiin posisi suami lo."

Dukungannya ya guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angel_Enhy17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋇⋆CHAPTER 25 : PERJODOHAN RUMI⋆⋇ 

Ketukan pintu terdengar jelas, penghuni rumah yang segera beranjak dan membuka pintu itu. Namun, ia mendadak terdiam di sana ketika ia tahu siapa yang berkunjung ke rumahnya. Baru saja dia akan menutup pintu rumah sebagai bentuk penolakan itu, tapi sayangnya sang tamu menolak untuk pergi dan menahan pintu itu dengan kuat.

"Kita harus bicara, tentang anak-anak... "

"Anak-anak? Memangnya kamu itu siapa?" Shonji membuka pintu itu, membuat penghuni rumah terkejut.

Sela tidak bisa mengelak akan hal itu, apa lagi situasinya seperti ini. Ia merasa jika Rumi sangat di rugikan di sini, seolah masalah ini hanya menyerang putrinya itu. Suara pintu kamar terbuka membuat keduanya menoleh ke arah suara itu yang berasal dari dalam rumah.

Itu adalah Rumi, dia baru saja keluar dari kamar dengan keadaan kacau setelah ia mengalami banyak masalah. Ia melihat ke arah ibunya dan juga seorang pria yang nampak tidak asing di penglihatannya.

"Ayah?" Perlahan senyumannya terlihat sumringah, tapi tidak dengan Shonji.

Baginya Rumi adalah penghancur kehidupan Falerin, semuanya karena Rumi. Kedua orang tua itu sama-sama salah, hanya membela salah satu putrinya tanpa ada pembelaan apa pun. Tapi bagaimana pendapat kalian tentang hal ini? Siapa yang benar dan salah dalam hal pembelaan di sini?

Perempuan itu berlari ke arah pintu depan dan memeluk pria paruh baya itu, dia menangis saat ia baru saja memeluk ayahnya setelah sekian lama tidak bertemu. Ia sangat ingin bertemu dengan sang ayah, tapi ia tidak pernah di perbolehkan bertemu. Setelah apa yang terjadi kepadanya dalam sekian waktu yang lama, ia semakin merindukan sosok ayah. Ia membutuhkan sosok ayah di sampingnya.

"Aku rindu sama ayah, ayah harusnya pulang... " Shonji melepaskan pelukan Rumi, membuat senyuman Sela memudar karena perlakuan Shonji yang tidak pantas kepada putrinya. Padahal Rumi juga putri mereka, tapi sebenarnya Shonji tidak pernah mengakui akan itu.

"Ayah... "

"Aku ke sini ingin membicarakan masalah kamu yang rumornya menjadi simpanan dari suami putri ku, hanya itu. Jadi, nyonya Sela jika berkenan mempersilahkan aku masuk atau tidak?" Ucapan formal yang Shonji katakan membuat Rumi tidak habis pikir, apakah dia tidak merindukan putrinya?

Sela hanya mengangguk kaku di sana dan mempersilahkan Shonji untuk masuk ke dalam rumah sederhana itu, di sana Shonji nampak tertegun dengan kehidupan mantan istrinya itu. Tapi ia tidak melihat hal yang lain, hanya tiga pintu kamar yang sepertinya adalah kamar masing-masing dari kedua putrinya dan juga mantan istrinya itu juga.

Rumahnya yang nampak berbeda dengan rumah tempat ia tinggali sekarang, apakah mereka hidup kesulitan setelah kejadian saat itu? Tapi ia melihat jika Rumi tumbuh dengan baik, sepertinya Sela mengurus Rumi dengan baik.

Melihat-lihat ke berbagai arah, berbagai bingkai foto. Tapi ada yang membuatnya janggal, tidak ada foto Falerin di sana atau bahkan satupun foto tentang putrinya itu. Semua foto seperti membuat suasana rumah yang hanya di tinggali oleh dua orang saja. Shonji sudah menduga dengan apa yang terjadi, ia hanya diam walaupun sudah tahu akan tebakan yang benar.

"Katakan,"

"Tentang beasiswa Rumi, aku bisa mengembalikan beasiswanya." Ucapan yang baru saja di katakan nya sukses membuat kedua perempuan di depannya seketika terkejut.

Apa katanya? Bisa mengembalikan beasiswa Rumi? Apakah itu terdengar seperti keajaiban dunia yang selama ini Rumi harapkan? Akhirnya apa yang ia harapkan terjadi, Rumi tersenyum lebar penuh dengan kesenangan dan juga perasaan lega. Tidak mungkin ia putus sekolah bukan? Karena ibunya sangat berharap besar kepada dirinya.

Rumi sangat senang sekarang, begitu juga Sela. Walaupun wanita itu sedikit meragukan ucapan mantan suaminya itu. Tapi ia percaya karena ia tahu, jika Shonji memiliki banyak koneksi orang-orang penting. Apa pun itu tidak akan mustahil di tangan Shonji.

"Dengan satu syarat," seperti apa yang Sela duga, pasti akan ada sesuatu di balik berita baik itu.

"Apa syaratnya? Tidak mungkin kamu memberikan pamrih kepada putrimu sendiri,"

"Tentu saja tidak, itu hanya syarat biasa. Jangan sensitif Sela, aku mau Rumi menerima perjodohan yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari, jangan khawatir akan keuangan mu nantinya. Aku akan bertanggung jawab atas kehidupan mu, sedangkan anak mu akan menikah dengan orang pilihan ku." Jelasnya dengan raut wajah datar, seperti tuntutan tertentu. Tapi sepertinya semua sudah di rancang sedemikian rupa, tapi apakah harus?

"Me-menikah?" Shonji menatap ke arah Rumi, pria itu tahu jika anak itu mengarang di depan Falerin agar tindakan jahatnya tidak bisa di endus lagi. Namun, sayangnya Shonji sudah terlebih dahulu tahu.

"Iya, ada apa? Apa kamu ragu? Aku hanya tidak mau jika kamu merusak rumah tangga orang lain, menikahlah dengan orang pilihan ku. Hidupmu akan tenang, jika kamu tenang." Tidak ada perkataan apa pun yang keluar dari mulut Rumi. Dia nampak masih terkejut dengan ucapan ayahnya sendiri.

Di dalam kepalanya hanya satu pria saja, tapi bagaimana bisa ia harus menikah dengan orang yang bahkan tidak pernah ia lihat seumur hidup ini? Ini aneh, apakah bisa ia hidup dengan baik? Rumi sepertinya hanya berharap akan menikah dengan Faldo, bukan dengan pria lain. Ia sangat tidak bisa jika harus meninggalkan Faldo.

"Ta-tapi ayah... Aku mencintai pria lain-"

"Maksud mu, Faldo? Suami kakak mu sendiri?" Dengan blak-blakan ia mengatakan semua itu, bahkan tanpa berpikir apa-apa Shonji seperti menusuk putrinya sendiri. Tapi apalah daya, ia lebih sakit hati ketika ia tahu jika putrinya itu menyakiti anaknya yang lain.

"Tidak, maksud ku-"

"Aku sudah tahu semuanya, berhenti mengelak. Aku tahu semua apa yang sudah kalian lakukan, di mana saja, dan semuanya. Aku bahkan malu untuk sekedar menjawab pertanyaan orang, apakah kamu tidak malu? Beruntung wajahmu di sensor oleh paparazi itu, tidak banyak orang tahu, mereka hanya menebak-nebak. Mau tidak mau, kamu harus setuju." Sela terdiam seribu bahasa, bahkan Shonji yang ia tahu tidak pernah memperdulikan apa pun kenyataannya lebih tahu darinya.

Di sana Rumi hanya diam, air matanya menetes karena ia merasa jika ayahnya seperti menyindir dirinya. Tidak ada salahnya, Shonji hanya mau Rumi sadar akan kesalahannya yang sudah terlanjur fatal. Berakhir Shonji beranjak dari tempat duduk itu, dia menatap kedua perempuan di depannya. Mau tidak mau Shonji juga bertanggung jawab atas mereka berdua, walaupun sebenarnya bukan terlalu wajib untuknya. Seharusnya 'pria itu' yang melakukan tanggung jawab itu, bukan dirinya. Tapi Sela tetap tanggung jawabnya karena dia belum menikah lagi.

Sedangkan Rumi, orang-orang hanya tahu jika Rumi adalah putri bungsunya. Tapi tidak dengan Shonji, ia tidak merasa begitu. Bukannya dia tidak menganggap, melainkan memang Rumi bukan putri kandungnya. Tapi Sela memberikan syarat waktu itu, agar menganggap Rumi seperti putrinya sendiri, memperlakukannya sama seperti ketika Shonji memperlakukan Falerin. Tapi kenyataannya tidak pernah bisa ia lakukan.

"Aku akan pergi ke kantor lagi, aku akan mempersiapkan pernikahan mu dalam waktu dekat. Tidak mau membuang waktu, dalam waktu kurang dari 1 bulan kamu harus menikah, Rumi. Tepat di hari perceraian kakakmu sendiri." Seketika itu Shonji langsung pergi dari sana.

Di sana Rumi hanya diam mematung, begitu juga Sela. Tapi dia berusaha menenangkan putrinya itu, jika pilihan ayahnya adalah yang terbaik. Tentang perjanjian beberapa hari lalu mungkin tidak akan pernah terlaksana, jika sama Shonji tahu masalahnya akan jauh lebih besar.

"Ibu... Aku tidak mau menikah, aku hanya mau menikah dengan kak Faldo saja, aku tidak mau,"

"Ayah melakukannya demi kebaikan mu, Rumi. Kamu tidak boleh menentangnya, ini demi kehidupan dan masa depan mu yang cerah, ibu tidak bisa berbuat banyak, maafkan ibu... "

Di sana Rumi menangis, memohon agar tidak di lanjutkan. Ia tidak mau menikah dengan orang yang bahkan tidak pernah ia kenal atau bahkan tidak pernah ia lihat. Apakah semua ini baik atau tidak, ia bimbang dan juga ragu dengan semua ini. Apakah ia harus menerima atau tidak, ia tidak tahu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!