menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
...Selamat datang diceritaku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca 😊...
"Sayang Gavi bangun yuk". Bisik Sarah dekat telinga Gavi sambil mengelus kepalanya.
"Emmm". Gavi terjaga karna mendengar suara yang menusuk ditelinganya.
"Mami". Lirih pelan Gavi dengan suara beratnya.
Dengan nyawa yang masih setengah sadar dan mata sedikit terbuka, dia menatapi kedua orang tuanya yang sudah berdiri didepan mereka.
"Kalian kapan nyampe?" Tanya Gavi
"Baru aja, bangun dulu yuk makan mami udah bawa makan kesukaan kamu". Seru Sarah
Seorang yang tengah tertidur disofa dari mereka mulai terganggu dengan suara² yang terdengarnya.
"Eehh maaf suara mami sama om ganggu kamu ya". Ucap Sarah saat menyadari salah satu dari mereka terbangun
"Gak kok Tante". Jawab Keano. Iya dia Keano yang terbangun duluan. "Woy bangun bangun". Keano menggugah kawan kawannya yang masih tertidur.
"Eemm apa sih no ngantuk nih". Kata Alvin yang masih memejamkan matanya
"Bangun woy". Aidan yang sudah bangun ikut membangunkan Alvin yang memang hanya dia yang susah untuk dibangunkan
Aidan terus membangunkan Alvin dengan cara memukul mukul pelan Alvin.
"Kaya nya kalian ngantuk banget, pasti begadang yah?" Tanya Sarah sambil sesekali menyuapi Gavi
"Kita tidur jam 5 subuh Tante". Jawab Alvin yang masih setengah sadar
"Astaga kalian ngapain aja sampe tidur jam 5?". Tanya Burhan yang sedang duduk disofa satunya sambil memegang ponselnya
"Kalian ini mentang² libur terus tidur nya subuh. Tau gak itu gak baik buat kesehatan kalian". Seru Sarah
"Iya Tante gak gak lagi". Kata Aidan
"Udah sekarang kalian cuci muka dan makan, ini Tante udah bawain kalian makan".
"Makan Tante". Kata Aidan antusias seketika hilang rasa kantuk nya.
"Dih makan aja seger lu!" Celtuk Alvin
"Bodo!" Mereka langsung menuju kekamar mandi untuk menyegarkan diri mereka.
Sarah yang sudah menyiapkan makannya dibawah dengan alas tikar. Tak lama mereka keluar dan langsung menyerbu makan nya.
Beberapa menit mereka asik dan sibuk dengan makan nya.
"Buset Dan, lu makan apa kerasukan lu? Perasaan lu udah nambah sekarang nambah lagi". Heran Gavi yang melihat kawannya dibawah sedang asik makan.
Aidan melirik pada Gavi dengan pipi mengembang akibat penuh nya makanan.
"Sibuk aja si lu, orang lagi laper juga".
Sarah dan Burhan hanya geleng-geleng kecil kepalanya sambil tersenyum.
Tok tok....
Spontan semua langsung menoleh kearah pintu saat ada ketokan dari luar.
"Masuk". Seru Sarah
"Halo gaes....." Heboh suara Claudia saat pintu terbuka, tentu membuat orang yang ada diruangan semua terkejut akan suara cempreng Claudia.
"Hhaaiii". Suara Elena dan Claudia sama beradu membuat ruangan sangat berisik.
"Assalamualaikum Tante,om". Aerin menyalimi tangan Sarah juga Burhan dan diikuti oleh yang lainnya.
"Kalian temen nya Gavi juga?" Tanya Sarah menunjuk pada Ketiga gadis yang bersama Aerin
"Iya Tante, kita temen sekolah Gavi cuman kita sekelas nya sama Aerin, kenalin Tante aku Claudia, ini Elena dan Ini Dara". Kata Claudia dengan semangat sambil memperkenalkan kedua temannya
"Kamu Dara yang juara kecantikan antar sekolah waktu itu bukan?" Tanya Sarah menunjuk kearah Dara
"Iya Tante". Dara mengangguk
"Kok Tante tau?" Tanya Claudia heran
"Tau lah orang istri pemilik sekolah masa iya gak tau". Sahut Alvin
"Eh iya ya lupa". Kata Claudia cengar-cengir
Ruangan terdengar rame karna celotehan dari mereka yang heboh.
Bahkan sesekali Claudia dan Elena mengejek Gavi.
"Kecelakaan apa lu Gav?" Tanya Elena pada Gavi
"Itu mungkin karna Gavi jatoh karna keasikan ngeliat cewek cantik mangkanya dia gak fokus". Sahut Claudia
Semua tertawa berkat lelucon Claudia namun tidak dengan Gavi yang merasa kesal.
"Ya lah dari pada gua ngeliat lu sepet kaya keramik berkarat, bikin e'nek". Celtuk Gavi membuat Claudia memanyunkan bibirnya.
"Eeehh Gavi, gak boleh gitu ah sama perempuan". Tegur Sarah
" Udah yuk makan, berhubung Tante bawain makanan banyak, ayo Clau, ayo ayo". Panggil Sarah
Disaat semua sedang tertawa riang sambil makan, Aerin menghampiri Sarah. "Tante ini Aerin tadi sempet mampir buat beli ini". Kata Aerin sambil menyodorkan sekotak buah.
"Yaampun makasih ya Rin, tolong kamu taro meja situ ya". Ucap Sarah menunjuk kearah meja samping ranjang Aerin.
Aerin menurut dia menaruh buah tersebut di meja.
Gavi terus memperhatikan Aerin disampingnya, Aerin yang menyadari sedikit melirik pada Gavi dan membalik kan tubuhnya sempurna untuk menghadap Gavi.
"Makasih ya udah mau jengukin gua". Kata Gavi dengan tersenyum
"Gua yang minta maaf, karna lu habis nganterin gua jadi kecelakaan". Kata Aerin dengan wajah datar nya
"Udah takdir kali, jadi bukan salah lu".
"Khmm..." Dengan spontan Aerin dan Gavion langsung menoleh.
Ternyata teman-temannya sedang memperhatikan mereka berdua sambil senyum-senyum.
"Serasa dunia milik berdua sisanya ngontrak"...
"Makan aja dah"....
"Yang satu terobos yang satu malu-malu"....
Ledekan dari beberapa teman mereka. "Bacot lu pada!" Cetus Gavi
Burhan dan Sarah pun hanya terkekeh kecil melihat tingkah anak muda ini.
Mereka menghabiskan waktu bersama diruang rawat Gavion sambil bercanda gurau. Tertawa bahagia dengan candaan yang mereka lontaran.
Lain dengan Aerin yang tengah berdiri dilorong RS sambil menatapi langit langit karna tembok terbuka.
"Gua gak nyangka lu secepat ini pergi". Gumam Aerin sambil menatapi foto dirinya dengan seseorang yang sudah tiada
"Gua masih banyak nyimpen semua kenangan kita berdua".....
"Maaf kalo selama lu berteman sama gua itu cuman bikin lu malu".....
"Tapi asalkan lu tau gua gak pernah nyesel dan gua bersyukur bisa berteman sama lu".....
"Gua juga bukan Aerin yang dulu Da. Dan lu adalah orang pertama yang bisa buat gua bahagia setelah orangtua gua".....
"Semoga tenang ya disana, tolong gua titip salam buat mamah gua disana"....
Tanpa disadari Airmata Aerin jatuh dan langsung cepat dia menghapusnya.
"Aerin sayang". Aerin sedikit tersentak saat seseorang menghampiri dan memegang pundaknya.
"Tante Sarah". Gumam Aerin
Waktu Didalam ruangan Sarah menyadari kalo Aerin belum kembali sejak tadi saat dirinya izin keluar. Sarah berinisiatif untuk mencarinya dan ternyata dia melihat Aerin yang sedang berdiri dekat pembatas tembok.
"kamu ngapain disini? Kamu nangis Aerin?" Tanya Sarah saat menyadari mata Aerin berkaca-kaca.
"Gak Tante". Ngelak Aerin sambil mengusap kedua matanya
"Coba duduk dulu yuk". Ajak Sarah
Keduanya menduduki diri mereka dikursi tunggu RS, dengan kepasrahan Aerin menurut.
"Aerin, maaf Tante bukannya mau ikut campur tentang kehidupan kamu atau kepribadian kamu. Tapi Tante sedikit penasaran, kenapa waktu itu kamu bisa ada dibandung dan makam siapa yang kamu datengin. Dan Gavi juga cerita ke Tante kalo kamu disekolah sangat menutup diri dan sering sekali kepergok kalo kamu habis nangis?". Sarah bertanya dengan berhadapan duduknya dengan Aerin.
Aerin sesekali memusatkan bola mata nya kearah lain.
Gadis itu tersenyum tipis. "Gak papa Tante, kalo hari ini sih Aerin memang sedih karna baru tadi Aerin dapet kabar kalo temen Aerin yang
dibandung baru saja meninggal". Jawab Aerin
"Yaampun, Tante turut berduka cita ya". Aerin mengangguk.
"lalu makam siapa yang kamu datengin itu Aerin? Maaf kalo Tante banyak tanya".
"sebenernya itu makam mamah Aerin Tante". Ucapnya dengan tertunduk kepala
"jadi mamah kamu udah meninggal Aerin?" tanya Sarah lagi
"iya Tante".
"maaf kalo mami terlalu banyak bertanya, memangnya mamah kamu sakit apa?"
dengan wajah tertunduk Aerin menggeleng kepalanya.
"mamah gak sakit Tante, mamah-..." ucapannya tergantung dengan isakan mulai terdengar.
Sarah merasa iba ia mengambil tubuh Aerin kedalam pelukannya dan tangisannya pecah begitu saja.
"maaf, maaf kalo mami membuka luka kamu lagi Aerin". Ucap nya dengan merasa bersalah
*****
"Mas kaya nya memang kita mustahil buat bisa bersama".
"Kenapa bicara nya begitu?"
"Anak kamu gak suka mas sama aku, dan aku paham banget apa yang dirasa sama anak kamu. Usia aku sama dia hanya terpaut 2 tahun saja jadi sulit buat dia bisa nerima aku sebagai ibu tirinya. Dan memang kesannya gak cocok".
"Sayang, kamu gak boleh bicara seperti itu, kita harus bisa berjuang dan menyakini Aerin".
Gadis itu menghela nafas panjang. Itu percakapan antara Tama dengan Ratu sang pacar.
Karna tadi pagi sehabis Aerin berpamit, Tama langsung bersiap siap untuk pergi jalan bersama Ratu.
Dan saat ini mereka sedang disebuah restoran sambil berbincang bincang.
*****
"Tante, om kita ijin pamit dulu ya". Pamit Claudia
"Iya, kalian hari hati ya dan makasih juga udah mau jengukin Gavi". Kata Sarah dengan tersenyum.
"Clau ngapain pulang, sini aja lah temenin kita". Seru Alvin
"Ogah bener, ntar gua di grepe-grepe in lagi Ama kalian".
"Astaghfirullah Clau, senakal nakal nya kita gak mungkin sampe ngelakuin hal begituan". Ujar Aidan
"Heh! Mulut lelaki itu susah dipercaya ya".
"Lu mau pulang apa mau ribut?" Tanya Dara yang ternyata sudah berjalan kearah pintu.
"Dih jahat lu ninggali".
"Tinggal aja Dar tinggal". Seru Alvin
"Bacot lu!. Tante, om Claudia pamit pulang ya, Gav balik dulu". Katanya sambil berlari menyusul ketiga temennya yang sudah keluar duluan.
•
•
•
Jam sudah menunjukan pukul 16.00 sore, mereka memutuskan untuk pulang, dan waktu mereka habis dirumah sakit ketimbang liburan bersama.
Awalnya mereka masih ingin jalan-jalan namun Aerin meminta untuk pulang karna merasa lelah.
Saat mobil yang mereka tumpangi berhenti karna lampu merah tak sengaja mata Aerin menangkap seseorang yang berada di cafe sebrang jalan.
Seorang yang sangat dia kenali sedang asik tertawa bersama seorang gadis.
"Papah". Batin Aerin
Mobil pun kembali berjalan saat lampu sudah turun ke warna hijau. Fikiran Aerin berkecambuk ntah apa yang sekarang dia rasa dirinya pun bingung.
"Makasih ya buat hari ini gua masuk dulu". Ucap Aerin sembari turun dari mobil.
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai dirumahnya dan Aerin langsung masuk tanpa basa basi atau mengajak temannya mampir.
"Iya Rin, kita balik dulu ya". Seru Dara
"Bay Rin"....
"Babay Aerin".....
Hari yang melelahkan bagi Aerin, sesampainya dia dikamar gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya keranjang empuk.
"Papah bener-bener suka sama gadis itu". Gumam Aerin sambil menatap langit-langit
"Apa gua egois kalo gua gak setuju sama hubungan papah ini".....
"Tapi kenapa papah gak bisa cari yang seumuran sih, kenapa harus seumuran sama gue".....
Ting!
Aerin menolehkan kepalanya saat mendengar notif hp yang baru saja masuk.
Dia meraih tas nya dan mengambil benda pipih tersebut lalu melihat siapa yang baru saja mengirim pesan.
(Rehan: Aerin tolong kasih aku satu kesempatan lagi. Kita ketemu dulu ya buat obrolin ini. Dan aku juga mau tanya apa cowok waktu itu adalah pacar baru kamu?. Tolong bales)
Setelah membaca pesan Aerin tersenyum smirk lalu langsung menghapus pesan nya dan membuang ponselnya ke ranjang sembarang arah.
Malas sekali baginya untuk meladeni cowok macam Rehan. Gadis itu menghela nafasnya berat lalu beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
•
•
•
Dilantai bawah sang tuan rumah baru pulang dengan bergandengan seorang gadis.
"Mas apa gak masalah aku kerumah kamu lagi? Nanti kalo Aerin pergi lagi gimana?" Tanya Ratu
"Kamu tenang aja, waktu itu Aerin pergi juga kan karna aku yang reflek nampar dia bukan kamu, jadi untuk kali ini aku bakal jaga diri biar gak kelepasan maen tangan sama Aerin". Jawab Tama
Drt....
Kedua nya sama menoleh pada suara ponsel yang berdering.
"Loh kok dipatiin? Kenapa gak diangkat? Emang dari siapa?" Tanya Tama saat melihat Ratu mematikan telpon nya
"Gak- gak gapapa bukan siapa-siapa juga, aku cuman lagi gak mau diganggu aja kan lagi sama pacar aku". Ucap nya dengan manja sambil menyenderkan kepalanya di bahu Tama
Tama tersenyum sambil tanganya mengusap lembut kepala Ratu. "Makasih ya kamu udah mau nerima status aku apa ada nya". Kata Tama
"Mas ngomong apa sih, inget ya mas cinta itu datang tiba-tiba dan gak pandang siapa itu kalo udah cinta pasti bakal Nerima apa ada nya".
•
•
•
Aerin yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, lalu dia mengambil ponselnya untuk mengecek sembari mengeringi rambutnya dengan satu tangan menggunakan handuk kecil.
Garis wajah Aerin berkerut saat membaca beberapa pesan nomor baru.
(0822*****75: P
: Aerin save ya ini nomor gua
Gavion yang ganteng, hehe;)
"Dari mana dia dapet nomor gua". Gumam Aerin tapi tetap diabaikam.
Dengan acuh dia tak membalas nya, saat dia hendak berdiri tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan nomor yang sama.
"CK! Ngapain sih nelpon". Aerin menggeser keatas tombol merah bertanda dia mematikan telponnya.
Saat dia hendak berdiri lagi telponnya kembali berdering,
Dengan desahan berat dia mengangkat telpon nya.
"📞Kok chat gua cuman read, terus telpon gua di-Reject juga, jahat lu ya". Belum lagi Aerin berucap Gavion sudah menyosornya duluan
"Sengaja!". Singkat Aerin
"📞Jahat banget lu, terus nomor gua juga kaya nya gak save ini". Kata Gavi menebak nebak
"Emang".....
"📞Yaampun segitu ya lu jadi cewe, mbok Yo disave lah neng".
"Dih maksa".....
"📞Emang, ayolah cuman save doang kok gak bayar gratis".
Aerin memasang wajah yang malas apalagi mendengar celotehan Gavi.
"Iya iya!"
"📞Nah gitu dong oke thanks ya, sampai ketemu lagi Aerin".
Telpon dimatikan, gadis itu menatap ponselnya beberpa detikan dengan wajah yang heran
"Kesambet kali ni orang".
Aerin mengutak-atik ponselnya, yang dimana dia men save nomor Gavi.
Setelah selesai dia men cas ponselnya lalu ditinggal kebawah.
Sesampainya didapur samar² dia mendengar suara orang yang sedang tertawa.
Karna penasaran gadis itu melangkah kakinya kearah ruang tamu, dan sedikit mengintip dari balik tembok.
Terlihat sepasang kekasih sedang tertawa senang. Tapi Aerin tak suka melihatnya
Dengan bodoamat dia kembali kedapur karna tujuannya tadi ingin mengambil cemilan dan tak mau mengambil pusing tentang hubungan papahnya ini, karna sekeras apapun dia menentang itu tidak akan didengar oleh papah nya.
*****
Keesokan hari nya dia sedang bersiap-siap tapi tidak dengan seragam sekolah nya.
Saat turun Tama dan Bi Tuti heran dengan apa yang Aerin kenakan.
"Loh sayang kok gak pake seragam sekolah?" Tanya Tama
"Pah hari ini Aerin izin gak sekolah dulu ya, Aerin mau kebandung teman sekolah Aerin yang disana kemaren baru meninggal dan gak enak karna Aerin kenal sama orangtuanya". Ucap Aerin sambil menduduki dirinya dikursi meja makan
"Tapi harus diantar sama mang Yono ya, gak boleh naik taksi lagi".
"Iya".
"Yaudah papah izinin, kamu juga harus hati-hati, tapi berarti kamu alpa dong?".
"Sehari ini pah".
"Yaudah deh"
.
Setelah sarapan Aerin menyalimi tangan Tama berpamitan
"Hati-hati ya sayang".
"Iya pah, Aerin pergi dulu".
BERSAMBUNG.....
... Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...