Rehan merupakan putra bungsu dari pasangan pengusaha konglomerat perusahaan terkemuka baru saja pindah kekota Batam setelah selama dua tahun tak tinggal bersama orang tuanya karena permasalah dengan sang ayah.
tujuannya pindah adalah untuk mencari pengalaman dan membangun sebuah perusahaan yang akan di gunakan untuk balas dendam dengan sang ayah yang meremehkan nya hingga berujung kabur dari rumah. beruntung ibu nya yang baik memberikan perusahaan yang di ambang kebangkrutan. sebuah jalan telah tercipta. mampu kah Rehan membalaskan dendam kepada sang ayah.? seperti apa perjalanan nya.? simak cerita di bawah ini.!
cerita ini adalah fiksi maaf apabila ada kesamaan nama krakter atau tempat.
semua cerita ini hanya khayalan semata tanpa ada niat menyungung siapapun. maaf sebesar besarnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isam M.badrul hisyam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
suara teriakan dan hentakan kaki terdengar dari lapangan yang semakin keras, pak Rusdi mulai tertekan mendengar hal itu di tambah lagi suara rehan yang dari tadi berubah total, karisma dan wibawanya keluar.
"jelaskan apa yang kamu inginkan."pinta pak Rusdi.
"pertama,"aturan rambut itu harus di revisi dengan memperbolehkan siswa mencukur model yang dia suka namun tidak boleh Sampai mengganggu dirinya dan orang lain saat belajar. jika itu terjadi anda sebagai guru pembimbing boleh mencukur rambut siswa tersebut. tapi ingat di cukur bukan bearti mencukur sembarangan.
"kedua," untuk masalah seragam seharusnya ada toleransi yang di perbolehkan jika memiliki ketidak sesuaian. kecuali, sekolah mau membantu dan memberikan baju khusus seperti seragam batik, kurung dan olahraga secara gratis kepada siswa. sedangkan seragam putih abu abu dan Pramuka itu di serahkan kepada siswa masing masing.
"ketiga," anda tahu bukan beberapa oknum guru yang tidak kompeten mengambil dana beasiswa dan juga uang hasil juara bagi siswa yang berprestasi. daftar yang ada di kertas itu adalah sebagian kecil bukti yang kumiliki tentang tindakan mereka. soal itu asli atau palsu kalian dapan melihat sendiri di data keuangan sekolah. tindak tegas mereka, kembalikan beasiswa yang hak mereka, dan suruh mereka meminta maaf di lapangan, dan juga evaluasi kompetensi guru yang ada. terutama di bagian BK, mereka terkadang melakukan hal yang seharusnya tidak di lakukan.
"keempat," jika memang ada aturan baru apalagi aturan yang berkaitan dengan para siswa, maka pihak sekolah juga harus melibatkan mereka dalam pembuatan aturan itu. karena para siswa tersebut itulah yang menjalankan aturan itu bukan.? hal ini akan sangat baik dan efektif dalam aturan dan pembelajaran bagi para siswa dan bukan karena terpaksa.
dan yang terakhir sepertinya aturan jam belajar juga harus di evaluasi, karena jam belajar sekarang sangat tidak efektif. berdasarkan studi yang ada di luar negri, siswa yang belajar di atas jam 12 Samapi 1 siang konsentrasi sudah sangat menurun, hal ini karena durasi yang padat dan menumpuk secara bersamaan dan membuat para siswa stres. seharusnya jam pelajaran itu di buat singkat dan materinya dapat melekat di otak siswa. misalnya jam pelajaran sekarang pulang jam 4 di ubah menjadi jam 12 atau jam 1 saja. di mana akhirnya siswa pulang di jam tersebut. untuk kegiatan lainnya seperti ekskul bisa di lakukan selepas itu. pola jam belajar ini sudah di terapkan di ibu kota dan hasilnya sangat memuaskan. kebahagiaan siswa dan jam belajar singkat itu dapan menaikkan semangat dan prestasi mereka, jika kalian tidak percaya silahkan periksa sendiri.
setelah berbicara, rehan kemudian bersandar di kursi. kakinya di lipat di atas paha dengan tatapan yang menyipit dengan menatap kedua orang di depannya.
pak Rusdi dan ibu Herlina terdiam. mereka mengerti apa yang barusan rehan jelaskan,
dan semua yang ia katakan benar adanya. dan yang paling membuat keduanya terkejut dari mana rehan tahu ada oknum guru yang melakukan penyelewengan dana beasiswa para siswa dan hasil siswa berprestasi. padahal ia masih murid baru, sepertinya jaringan informasi rehan sangat banyak.
"pak Rusdi menghela napas panjang sambil geleng gelang."
"jadi itulah yang kamu mau tuntutkan, tanya pak Rusdi."
"umm."
"baiklah, akan ku turuti apa yang menjadi tuntutan mu itu."
ibu Herlina menatap pak Rusdi dengan kebingungan, ia terkejut melihat pak Rusdi mudah menyetujui tuntutan yang di minta Rehan.
"tetapi poin terakhir butuh waktu yang agak lama. hal ini juga harus melakukan pertemuan dengan bayak pihak, aku tidak bisa memutuskannya begitu saja." jelas pak Rusdi.
"tentu saja, tidak perlu terlalu terburu buru."
"kamu bisa kan menyuruh para siswa untuk berhenti demo dan menyuruh mereka untuk melanjutkan pembelajaran.?"
"Rehan hanya menganggukkan kepalanya."
"bagus, tetapi kamu juga harus tau kewajiban mu bukan.?"
"rehan menganggukan kepalnya lalu berkata skorsing selama 1 bulan ya.?"
"ya"
"baiklah aku akan melakukan nya."
"kalo begitu silahkan keluar."
"rehan bangkit dari tempat duduk nya di ikuti paman bara, karena masalah sudah selesai saya pamit undur diri." ujar paman bara.
"iya pak."
kedua belah pihak bersalaman lalu rehan dan paman bara berjalan keluar ruangan. namun sebelum melangkah keluar Rehan berkata, soal guru yang masuk rumah sakit itu aku akan menanggung biaya sepenuhnya. setelah berkata seperti itu rehan melanjutkan jalannya. pak Rusdi dan ibu Herlina hanya melihat keduanya berlalu begitu saja.
"mengapa anda menyetujui tuntutan yang di minta pak.? tanya ibu Herlina tiba tiba."
"apakah ibu merasa tuntutan itu salah.?"
ibu Herlina seketika terdiam, harus saya akui semua yang dia katakan tadi semuanya benar kecuali poin paling terakhir. ia juga merasa heran dengan hal itu. "sudah lama aku menyadari adanya kesalahan pada bagian itu,
namun aku tak berani mengubahnya terutama poin ketiga, aku tahu ada oknum nakal yang bermain hal seperti itu. namun aku begitu gak enak hati mengatakan nya kepada mereka. dengan adanya tuntutan dari rehan ini mungkin bisa aku jadikan alasan untuk menegur bahkan mengganti mereka, selain itu anda juga pasti merasa bukan nada bicara anak itu.? dia sangat berbeda dengan anak seusianya, dia yang berbicara serius bisa menekan kita yang ada di sekitarnya. dan membuat saya secara sadar akan mengikuti semua perkataan nya meskipun ada sedikit rasa ketidaksukaan yang ia ucapkan."jelas pak Rusdi.
ibu herlina menggerakkan jarinya sambil menghela nafas panjang.
"iya yang bapak katakan benar juga."
rehan dan paman bara berjalan di koridor sekolah, rehan berjalan di depan paman bara.
"tuan muda, apakah semua ini sudah anda rencanakan dari awal.?"
Rehan menoleh kebelakang, sorot matanya begitu tajam, paman bara yang mengerti tentang sorot mata itu segera tersenyum.
"apakah semua ini adalah untuk memperlancar tugas anda sebagi CEO di perusahaan.?" rehan tidak berbicara sedikitpun ia terus melirik paman bara.
"anda memang sangat mirip dengan nyonya Alexander, sama sama memiliki perencanaan dan strategi yang bagus dan bahkan orang tidak pernah kepikiran." paman bara terus berjalan bersama rehan, keduanya berhenti di sebelah lapangan di depan sekolah. Rehan berdiri menghadap kelapangan di mana para siswa sedang berdemo, para siswa yang melihat Rehan mulai perlahan berhenti berdemo.
"bang rehan bagai mana.? tanya salah satu siswa."
"misi selesai jawab Rehan."
"DEG"
up dable up dong thor
masa masih mikir mau ketemu sama siapa..
tapi klo tulis seorang gadis ,, pas klo di bilang Siswi..
walau gadis n wanita itu sama2 perempuan. tapi konteks nya beda.. itu menurut aye.