" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Dalam pelukan
" Sayang Daddy tidak pernah mengurung kamu disini , ini apartemen kita " ucap Zain membantah ucapan Aya .
" Aya nggak mau tinggal di apartemen Daddy lagi " ucap Aya memberanikan diri menatap mata Zain .
" Jadi Kamu ingin kita punya rumah juga kayak Papa " ucap Zain tersenyum lebar hanya mengartikan ucapan menjurus Aya dengan positif seolah tidak peka .
" Hiks. Aya , nggak mau tinggal sama Daddy, lagi " ucap Aya dengan suara kecil menangis tersedu-sedu sampai sudut matanya sudah bengkak Bocil itu masih saja menangis .
" Loh, Salah Daddy apa? kok nggak mau tinggal sama Daddy lagi ?" tanya Zain memegang kedua tangan Aya lalu menatap Aya penuh cinta .
" Daddy ada salah sama Aya?" tanya Zain lagi to the points yang langsung dibalas gelengan oleh Aya karena Zain memang tidak salah apa-apa padanya .
Aya hanya ditakuti oleh pikiran nya yang menjadi sangat berlebihan setelah melihat Zain membunuh pria itu takut Zain juga akan melakukan hal yang sama padanya nanti .
Walaupun sambil takut-takut Aya terus mengucapkan kata-kata yang merujuk pada kejadian kemarin agar Zain membiarkan dia pergi yang justru hanya di tanggapi dengan seulas senyum tanpa komentar dari Zain yang sama sekali tak ingin terbawa emosi menghadapi istri kecilnya.
" Aya nggak mau punya suami pembunuh " ucapan tegas Aya tepat di depan Zain .
" Ya bagaimana lagi kita sudah terlanjur menikah Sayangku " ucap Zain dengan santai tau kalau Bocil itu sedang mencari perkara agar Zain membiarkan dia pergi.
" Aya mau cera," belum selesai Aya bicara Zain memegang tengkuk Aya lalu menciumnya dengan lembut walaupun sebentar karena Aya terus menolak .
" Tidak boleh bicara begitu , Nanti tuhan dan keluarga kita marah " ucap Zain menasehati istri kecilnya.
" Hikss," Aya hanya bisa menangis dan terus menangis karena tak ada yang bisa dia lakukan sekarang selain patuh pada Zain .
" Makan ya sekarang" ucap Zain mengangkat Aya yang sudah sedikit pucat itu menuju meja makan .
Aya yang duduk di sebelah Zain terus menunduk dan mendorong piring nya yang diisi makanan oleh Zain , isyarat bahwa dia tidak ingin makan .
Zain yang baru selesai mengisi piring Aya dengan makanan tak sengaja menjatuhkan sendok kaca yang di pegang nya ke dalam mangkok melihat Aya yang menolak untuk makan sehingga menimbulkan suara cukup nyaring .
Aya yang terkejut semakin menunduk dalam ketakutan mendengar keras nya bunyi sendok kaca yang Zain pukulkan ke piring , membuat Aya jadi takut kalau Zain juga akan menyiksanya seperti pria waktu itu.
Selama ini Aya yang cukup bahkan sangat jahat pada Zain menjadi takut dan ngeri sendiri saat tau siapa pria dewasa itu sebenarnya.
" Cacing di perut kamu sudah nangis Sayang , lapar kan ? Makan sekarang" ucap Zain dengan lembut yang dibalas gelengan oleh Aya yang masih menunduk itu .
" Daddy. pengen hiks, pulang " Aya benar-benar memohon sampai berlutut di kaki Zain saat merasa tak ada lagi harapan untuk bisa kabur karena penjagaan Zain sangat ketat sehingga Aya hanya bisa keluar atas izin Zain .
Zain mengangkat dan mendudukkan Aya di pangkuan Nya lalu mengecup kening Aya dengan Sayang .
" Iya nanti kita pulang, kalau kamu memang ingin tidur dirumah Papa" ucap Zain dengan santai tanpa marah sedikitpun menyuap makanan di piring nya .
" Aya, nggak , mau pulang sama Daddy " ucap gadis kecil itu secara terang-terangan.
" Jadi mau pulang kerumah Papa sama siapa? Marvell " ucap Zain dengan sengaja namun ekspresi wajah nya masih santai .
Aya langsung menatap Zain begitu mendengar nama Marvell membuat dia ingat bagaimana nasib pria itu sekarang setelah mengesampingkan rasa takut dan sedihnya.
" Daddy jangan sakiti Kak Marvell dia nggak salah apa-apa" Aya langsung memohon pada Zain begitu ingat kemarin Marvell disekap oleh bodyguard Zain ketika mereka kedapatan menyelinap masuk kerumah kosong itu .
Zain menatap Aya yang memohon padanya itu dengan ekspresi datar saat istri kecil yang duduk dipangkuan bahkan Zain peluk itu memohon untuk menyelamatkan pria lain padanya .
" Jangan bunuh dia Daddy " air mata Aya kembali menetes tiada henti tak ingin Zain melakukan hal yang sama seperti kemarin lagi.
" Saya tidak membunuhnya bahkan sejak dari semalam Saya hanya disini bersama istri Saya " jawaban formal Zain yang begitu menjurus menyindir Aya yang seolah mengatakan Zain juga habis membunuh seseorang lagi .
" Jangankan membunuh bahkan Saya tidak bertemu dengan nya sedetik pun" sambung Zain menatap Aya yang menuduhnya dengan datar .
" Ya kan bisa aja, hiks, Daddy perintahkan bodyguard" ucap Aya menatap Zain sendu berharap ucapan Zain benar .
" Makan dengan cepat jika tidak Saya benar-benar akan membunuhnya" ucap Zain yang sudah habis kesabaran perasaan nya benar-benar tersakiti melihat istri kecilnya menangisi pria lain di pangkuan nya.
" Iya, Daddy" kata Aya langsung duduk di kursi samping Zain lalu makan dengan air mata yang terus berjatuhan agar Zain tidak membunuh orang lagi siapapun itu .
" Aya berhenti menangis atau Daddy akan menghamili mu " ancaman terakhir Zain yang sudah tak tahan melihat Aya yang terus menangis sampai mata nya bengkak pun masih menangis .
" Hiks" Aya tak menjawab dia hanya menghapus air mata nya yang terus menetes dengan tangan nya membuat Zain langsung pergi keruang kerjanya tak tahan melihat Aya yang makan sambil menangis .
Baru beberapa langkah Zain pergi Aya yang awalnya hanya menangis tak bersuara itu langsung terisak begitu pilu.
" Sayang kamu kenapa?" tanya Zain begitu khawatir kembali menghampiri Aya .
" Kepala Aya sakit Daddy " kata Aya tiba-tiba menangis histeris agar segera di bawa Zain kerumah sakit .
Muachh .
" Benar-benar gadis nakal " tawa Zain mengecup pipi Aya lalu berjalan masuk keruang kerjanya.
Aya terlalu polos untuk menipu pria dewasa seperti Zain yang sudah lama mempelajari tak-tik , Aya bilang sakit kepala tapi yang dia pegang perut dan Zain juga tau akal-akalan Bocil itu supaya nanti saat Zain membawa dia kerumah sakit dia bisa kabur dan pergi meninggalkan Zain.
...2 hari kemudian.......
Aya sudah mulai jenuh dan merasa stress dengan pemikiran nya sendiri karena sudah mencoba berbagai cara untuk kabur dari Zain namun pria itu begitu waspada sampai apapun yang ingin Aya lakukan pria itu sudah tau duluan .
Walau bagaimanapun itu tidak bisa Aya pungkiri kalau dia memang merasa terancam , trauma bahkan ketakutan hidup berdampingan dengan mafia seperti Zain belum lagi ingatan tentang bagaimana Zain menganiaya pria itu sebelum membunuhnya.
Aya hanya menghabiskan waktunya dengan melamun yang membuat pikiran nya semakin kemana-mana belum lagi ponsel nya yang masih disita Zain membuat Aya semakin tak punya teman untuk menyalurkan beban pikiran nya.
Bahkan sejak dua hari yang lalu Aya sama sekali tak mengurus dirinya, makan pun hanya jika di paksa Zain yang dia pikirkan hanya bagaimana cara kabur dan kabur dari Zain yang ternyata begitu menakutkan dan kejam .
" Tuhan ampuni Aya , Tapi Aya beneran udah takut hidup sama Daddy jadi Aya hidup sama tuhan lagi aja ya" ucap gadis polos yang sudah mengisi penuh bathtub dengan air dingin sebelum masuk kedalam nya .
hebat otornya
kalo bacanya mendalami/Tongue/