Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 apa yang terjadi di masa lalu?
Granetta terkejut saat mengetahui jika pemuda yang menolong nya adalah protagonis pria.
'Pantas aja ganteng. 'Batin Netta.
'Tapi kenapa masih gantengan silas si. 'Batin nya lagi heran.
"Robert." panggil seseorang dari kejauhan membuat Netta tersadar.
Ia langsung melepaskan rangkulan Robert pada nya, dan menatap siapa yang memanggil laki-laki itu.
Ternyata itu adalah Michelle, gadis itu berlari mendekati mereka berdua.
"Ada apa. " tanya Robert Dengan suara berat nya.
"Tidak ada, kamu lagi ngapain. " tanya Michael heran sambil menatap Netta.
Netta yang melihat tatapan Michael yang seperti tidak menyukai nya pun heran.
'Ada apa dengan gadis itu. ' batin Netta heran.
Melihat ke terdiam an Robert, membuat Michelle takut, apakah laki-laki itu tertarik pada Netta.
Walaupun Michelle tidak menolak jika memang Netta adalah gadis yang sangat cantik dan terkenal baik.
Tapi gadis itu sudah menikah kan.
"Kamu bukan nya udah nikah ya. " ucap Michelle sambil menatap Netta.
Agnetta tersentak mendengar itu, kenapa ia merasa nada bicara gadis itu seperti tidak menyukai nya.
'Ah, apakah Michelle sudah mulai mencintai Robert. 'Batin Netta menebak.
Karena ini sudah pertengahan alur cerita nya, jadi kemungkinan memang benar, entah lah tiba-tiba ia merasa senang mendengar nya.
"Ah maaf, tadi aku hampir terserempet, dan dia menolang ku. " ucap Netta tersenyum.
"Dan untuk mu, Terima kasih banyak. " ucap Netta membungkuk ke arah Robert.
"Baiklah, aku pergi duluan. " ucap Netta tersenyum, karena dia sudah tidak sabar mencari makanan yang ia ingin kan.
Michelle yang mendengar itu mendesah lega, ia kira mereka bedua ada hubungan.
Melihat kepergian Agnetta menuju taman di depan mereka, Michelle tersenyum.
Sedang kam Robert menatap dalam Agnetta, seolah merasa asing dengan prilaku gadis itu.
Robert memilih pergi meninggalkan Michelle sendiri, ia merasa tidak ingin di ganggu dulu.
***
Robert berjalan cepat menuju ke suatu tempat di universitas, setelah berjalan cukup lama.
Ia mendobrak pintu rooftop yang menjadi tempat tujuan nya, dia masuk dan menatap tajam 1 pemuda yang sedang mentap langit.
"Ada apa. " tanya pemuda itu tanpa menatap Robert.
"Aku tau semua nya. " ucap Robert datar.
"Kau telah melakukan kesalahan pada Netta, bajingan. " marah Robert.
Pemuda itu membalikkan wajah nya hingga ia menatap Robert yang sedang menatap nya marah.
"Dia berbeda setelah kejadian itu, dan bersikap seolah tidak mengenal kita. " ucap Robert marah.
"Ini semua karena salah mu, silas. " ucap nya lagi.
Silas termenung di tempat, banyak kejadian yang menimpa nya dalam waktu yang berdekatan.
Mulai dari dia yang tidak sengaja merusak Agnetta, mengetahui jika gadis itu hamil, dan pernikahan palsu itu.
Silas merasa bersalah, apalagi melihat tingkah Agnetta yang seolah melupakan nya, dan juga Robert.
"Ini semua salah ku. " Gumam Silas.
"Memang, sikap nya berubah setelah kejadian 'itu'. " marah Robert.
Silas hanya diam, apakah dirinya salah menjauhi Agnetta, dia melakukan itu karena terkejut.
"tapi kamu tau sendiri, aku mencintai Michelle. " ucap Silas menatap Robert.
"Gadis yang sial nya mencintai mu. " ucap silas Datar.
"Kamu tidak tau bagaimana sakit nya, seperti apa. " ucap Silas lagi.
"Sakit... Aku jauh lebih paham, karena aku juga merasakan nya. " ucap Robert remeh.
Silas hanya diam, apa maksud dari sahabat nya itu, apakah Robert mencintai Agnetta.
Gadis yang sekarang sedang mengandung anaknya, tidak bisa, tidak boleh.
"Netta hampir terluka tadi, untung nya aku menyelamatkan nya. " ucap Robert lagi.
"Aku hanya ingin memberi tau ini, dan aku ingin kalian menyelesaikan masalah kalian secepatnya. " ucap Robert lagi.
Pemuda itu berbalik untuk pergi dari rooftop, tapi ia menghentikan langkah nya.
"Karena Netta sangat berarti dalam hidup ku. " ucap Robert datar, lalu pergi dari sana.
Sedang kan Silas ia termenung, apa maksud laki-laki itu, Agnetta hampir terluka.
Bagaimana itu bisa terjadi, Agnetta sedang mengandung anak nya, tanpa memperdulikan ucapan Robert tadi.
Silas langsung berlari ke luar, untuk menemukan Agnetta, ia tidak bisa membendung rasa khawatir nya saat ini.
"Aku tidak ingin kalian kenapa-napa. " gumam Silas khawatir.
***
Sedang kan di sisi lain Agnetta dengan tatapan berbinar melihat banyak sekali makanan kesukaan nya.
"Surga." gumam Agnetta tersenyum bahagia.
Ia melupakan niat awal nya yang ingin makan apa, karena sekarang gadis itu sedang memborong semua jajanan yang ia suka.
10 menit berkelana, gadis itu memilih duduk setelah di rasa cukup memborong semua jajanan itu.
Ia meringis melihat begitu banyak kantong jajanan yang sudah berada di tangan nya.
"Gak papa gak abis, ada priksa. " ucap Netta terkekeh.
Gadis itu berjalan mencari tempat duduk yang nyaman untuk memakan semua jajan itu.
Setelah menemukan nya, Agnetta langsung menyantap semua makanan yang ia beli tadi.
Karena jujur dia lapar sekarang, terlebih dari pagi dia belum makan, dan juga muntah.
Membuat isi perut nya terasa kosong, dan sekarang melihat banyak makanan, apa tidak puas Netta memakan dengan semangat semua nya.
"Huwa enakk. " pekik agnetta puas.
Gadis itu sesekali menyeruput minuman yang dia beli, ketika kepedasan memakan makanan nya.
Saat sedang asik asikk nya makan, agnetta di buat terkejut karena melihat keberadaan kedua orang tua nya.
Bagaimana mereka ada di sini, agnetta tiba-tiba menghentikan makan nya, karena rasa takut yang datang.
"Bagaimana ini, kenapa mereka ada di sini. " gumam Agnetta ketakutan.
Rasa lapar nya sudah tidak ia rasakan lagi saat melihat mereka, ia lebih dominan merasa takut saat ini.
Tubuh nya menegang sempurna, saat melihat tatapan mereka yang melihat ke arah nya.
Gadis itu langsung bangun dari duduk nya, saat kedua orang tuanya mendekati nya dari kejauhan.
"Bagaimana ini. " ucap Agnetta takut dengan tubuh bergetar.
"Ternyata di sini kau. " ucap daddy Agnetta.
"Lama kami mencari mu. " ucap mommy Agnetta.
"Ada apa, mom, dad. " tanya Agnetta takut.
"Hah, ada masalah di kantor, dan kami membutuhkan mu. " ucap Tegar.
"Jadi, ikut lah dengan kami. " ucap mommy Agnetta.
Tubuh Agnetta bergetar pelan saat lengan nya di gandeng sang mommy pelan.
'Sial sial sila. 'Batin Agnetta takut.
'Kenapa aku menciptakan tokoh yang tersiksa seperti nya. 'Batin nya lagi menyesal.
'Tapi tunggu, sejak kapan ada adegan ini, perasaan aku tidak menuliskan nya. 'Batin Agnetta heran.
Agnetta menatap kedua orang tuanya yang berhenti di dekat wc umum, yang kebetulan tidak ada orang, dan sangat sepi.
"Akhirnya kita sampai. " ucap mommy Agnetta tersenyum bahagia.
"Kalian mau apa. " tanya Agnetta takut.
"Em, karena kamu tidak menjawab panggilan telpon kami, jadi kami hanya ingin memberikan mu sedikit hukuman. " ucap daddy Agnetta terkekeh.
"Jadi... Terima saja, dan rasakan sakit nya. " ucap mereka menyeringai.
'Huwaa, sialan mereka lebih menyeramkan dari psikopat. 'Batin Agnetta takut.
***