Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Bab 11: Penjelasan Andrian
Andrian dan Melinda di dalam ruangan, dengan suasana sepi, hanya terdengar desahan angin dari sela-sela jendela, yang berusaha melawan panasnya udara. Andrian duduk di bangku, makanan yang dihidangkannya tersisa setengah. Ia merasa gelisah, pikirannya melayang jauh ke arah Kirana, di mana sekretarisnya yang mempesona, menunggu.
Melinda, istrinya, yang sedang menyiapkan secangkir kopi, menghampiri Andrian dan duduk di sampingnya.
"Aku menunggu kamu bicara." Katanya sambil memandangi suaminya dengan tatapan penasaran.
Andrian menarik napas dalam-dalam. Ia tahu, saatnya untuk memberi penjelasan. "Melinda," katanya, matanya berusaha terlihat mantap. "Aku ingin kamu mendengarkan dengan baik."
Melinda mengangguk, menunggu Andrian melanjutkan. Hatinya merasa berdebar-debar, seolah ada sesuatu yang tidak beres.
"Aku… aku ingin kamu tau bahwa hubungan kerja di kantorku, dengan Kirana, hanya sebatas profesional," ujar Andrian, berusaha menyembunyikan gelagat ragu.
"Dia memang cekatan dan berdedikasi, tapi tidak ada yang lebih dari itu. Aku mencintaimu, Melinda. Hanya kamu."
Kata-kata itu meluncur dari bibirnya, namun di dalam hatinya, Andrian merasakan kepalsuan. Ia tahu bahwa setiap kali Kirana lewat di depannya, jantungnya berdebar dengan cara yang tak biasa. Keberanian, ketulusan, dan sedikit godaan dari Kirana membuatnya terjerat pada saat-saat labil.
"Aku percaya padamu, tapi bisa kah kamu menjelaskan lebih lanjut?" Melinda menatap dalam matanya, berusaha mencari kejujuran di balik kata-kata suaminya.
Andrian mengalihkan pandang, berusaha menghindari tatapan tajam Melinda. "Aku… kurasa dia hanya mencari perhatian. Semua karyawan di kantor juga merasakannya. Dia sangat ambisius, tau betul cara menggoda, tapi itu semua tidak ada artinya bagiku."
Melinda menundukkan kepala, menggigit bibirnya menahan emosi. "Andrian, aku hanya ingin kamu jujur kepadaku. Jika ada sesuatu di antara kalian, lebih baik kamu katakan sekarang."
Andrian merasakan rasa bersalah menyekap hatinya. Ia berpikir sejenak, entah bagaimana kisahnya akan berlanjut. "Enggak ada, Melinda. Aku berjanji," jawabnya dengan nada tegas.
Namun, saat Andrian melirik ke arah jendela, bayangan Kirana muncul di benaknya — senyumnya yang menggoda, tatapan matanya yang tajam, dan semua momen manis yang mereka bagi di kantor. Semuanya membuatnya ingin sekali mencari alasan untuk berbohong.
Sementara itu, Melinda merasakan ada sesuatu yang tidak jujur. Dia bisa menebak kebenaran, meskipun Andrian bersikeras bahwa tidak ada yang terjadi. Dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan bergelora, apakah cinta yang selama ini mereka bangun bisa bertahan? Atau, akankah Kirana menjadi bayang-bayang kelam dalam hubungan mereka?
Hari itu, Melinda mencoba menahan rasa curiga. Masih ada harapan di dalam hatinya bahwa yang dilihatnya hanya ilusi belaka. Namun, dalam keheningan, saat Andrian berangkat kerja dan Kirana menyambutnya dengan senyum menggoda di kantor, sedikit demi sedikit, semuanya mulai memudar.
Hanya waktu yang bisa menjawab, seiring takdir membawa mereka ke dalam pilihan yang akan mengubah segalanya.
***
Hi, guys ❤️ terimakasih yang sudah menyempatkan waktu untuk baca cerita ini 😉
Jangan lupa komen, share dan like, follow juga ya hehe
Tinggalkan jejak sesudah membaca, agar bisa lanjut ke bab berikutnya ❤️
Share ke teman-teman kalian jangan lupa😉
Bagaimana setelah membaca cerita ini guys komen sebanyak-banyaknya agar author nya semangat untuk lanjut guys hehe
Jangan sungkan-sungkan untuk menyapa ya teman-teman semua 👍
aku butuh support dari kalian hehe
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta
kl aku jd melinda,mngkn brpsah plihan yg tpat....drpd pnya status,tp d abaikn...kn lbh baik nyri kbhgiaan sndri...
dia pst ingin jd satu2nya,ga mau brbgi dgn wnta lain....
knp melinda msh brthan????
mskpn msh cnta,tp kn bs mncri kbhgiaan yg lain....