NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Bayangan

Bukan Sebatas Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alisha Chanel

Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.

"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"

"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"

Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.

Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Cek lek

Betrand membuka pintu apartemen Vania setelah memasukan kombinasi tanggal lahir wanita itu sebagai kode pinnya.

"Dasar ceroboh! Apa dia tidak bisa memakai kode pin yang lebih kreatif lagi selain memakai tanggal lahirnya sendiri." Betrand tersenyum simpul membayangkan kecerobohan sang sekretaris.

"Pasti dia menggunakan tanggal lahirnya juga untuk kode pin ATM, E-mail dan akun sosial medianya." Tebak Betrand. Kemudian ia masuk ke dalam apartemen milik Vania.

Tapi Apartemen itu terlihat sangat sunyi karna sang pemilik sudah tidak tinggal di sana lagi hampir satu bulan lamanya.

Kenapa Betrand bisa yakin kalau Vania tidak pulang ke apartemen selama satu bulan? Karna hampir setiap hari Betrand datang ke apartemen itu hanya untuk mastikan Vania sudah pulang atau belum.

Seperti malam ini, tanpa sadar Betrand malah melajukan mobil ferrari berwarna hitam miliknya menuju ke apartemen milik Vania, bukan apartemen miliknya sendiri.

"Sepertinya aku sudah mulai gila!" Gumam Betrand kala melihat bayangan Vania sedang terbaring di atas tempat tidur serta tersenyum manis ke arahnya.

"Lebih baik aku pulang saja." Putus pria itu akhirnya, ia tidak bisa berlama-lama berada di apartemen milik Vania. Karna bayangan wanita itu ada hampir di setiap sudut ruangan.

***

***

Pantai Sambolo anyer.

Owek...owek...

Vania yang kini bekerja di sebuah restoran yang ada di kawasan pantai Sambolo, merasa mual saat mencium aroma bumbu yang begitu menyengat.

"Kau kenapa Vania? Apa kau baik-baik saja?" Cemas Elsa sahabat baik Vania selama satu bulan terakhir ini. Elsa juga bekerja di restoran yang sama dengan restoran tempat Vania kerja, karna itulah mereka jadi dekat.

"Tiba-tiba aku merasa pusing dan mual saat mencium aroma bumbu yang ditumis." Lirih Vania sembari memegangi perutnya yang terasa melilit, seakan meminta agar isinya segera dikeluarkan.

"Lebih baik kau pulang saja Vania, biar aku yang meminta izin pada pak Bayu agar kau bisa pulang lebih cepat hari ini karna kau sedang tidak enak badan." Ucap Elsa sembari mengelus punggung Vania yang sudah mengeluarkan keringat dingin.

"Terima kasih Elsa, kau memang sahabat terbaik yang pernah aku miliki." Vania menggenggam erat tangan Elsa dengan netranya yang sudah berkaca-kaca. Wanita itu merasa terharu memiliki teman sebaik Elsa, padahal mereka baru saling mengenal sejak Vania bekerja di restoran ini.

"Tidak usah sungkan, bukankah kita ini sahabat. Jadi harus saling membantu." Kata Elsa dengan senyumnya yang tulus.

"Ya tentu saja kita adalah sahabat. Terima kasih Elsa." Vania memeluk Elsa dengan sangat erat, pasalnya baru kali ini Vania merasa memiliki sahabat yang benar-benar tulus kepadanya.

"Apa benar tidak apa-apa kalau aku pulang duluan?" Vania merasa tidak enak pada Elsa dan karyawan lainnya. Tapi rasa mual yang Vania rasakan semakin tak tertahankan lagi.

"Tidak papa Vania. Masih ada karyawan lain yang bisa menggantikan pekerjaanmu." Elsa meyakinkan Vania.

"Lagi pula ini bukan hari week end, jadi pengunjung restoran kita tidak terlalu banyak." Kata Elsa lagi.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya." Pamit Vania dan langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Elsa.

"Hati-hati di jalan Vania, aku akan menjengukmu saat pulang kerja nanti." Pesan Elsa saat Vania akan keluar dari restoran melewati pintu khusus untuk para karyawan.

"Ya, terima kasih Elsa." Vania melambaikan tangannya pada sang sahabat.

Dengan langkah gontai Vania berjalan menuju area parkiran khusus karyawan, mengambil sepeda listrik yang baru saja dibelinya dengan menggunakan uang hasil penjualan mobil SUV miliknya.

Mobil Suv itu rusak parah karna terkena paparan air laut terlalu banyak. Alih-alih memperbaikinya, Vania lebih memilih untuk menjualnya saja.

Sebagian besar uang hasil penjualan mobil itu Vania sumbangkan pada panti asuhan, Vania hanya mengambil sedikit uang dari hasil penjualan mobil itu untuk membeli sepeda listrik yang akan Vania gunakan sebagai kendaraan untuk pulang pergi dari restoran tempatnya bekerja sekarang menuju kostan tempat Vania tinggal yang jaraknya tak begitu jauh dari area restoran.

Ya, sekarang Vania tinggal di sebuah kostan sederhana yang masih satu area dengan kostan milik Elsa.

Dalam perjalanan pulang menuju kostan, Vania mampir dulu ke sebuah apotek untuk membeli jamu pereda masuk angin.

"Mbak tes packnya 2 ya, berikan dengan merek yang berbeda." Ucap seorang wanita yang merupakan pembeli di apotek itu pula.

Deg! Mendengar ucapan wanita itu, Vania jadi merasa tersentil. Vania baru ingat kalau ia juga belum mendapatkan tamu bulanannya dan ini sudah lewat dari jadwal rutinnya.

"Apa jangan-jangan---" Vania menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran negatifnya.

"Permisi mbak, mau beli apa?" Pertanyaan sang apoteker membuat Vania tersadar dari lamunannya.

"Berikan tes pack seperti yang dibeli wanita tadi mbak." Jawab Vania akhirnya. Vania tidak jadi membeli jamu pereda masuk angin dan memutuskan untuk membeli 2 buah tes pack seperti yang di beli oleh wanita tadi.

"Ini mbak. Total semuanya 50 ribu." Pelayan itu memberikan 2 buah tes peck dengan merk yang berbeda pada Vania.

"Terima kasih." Vania mengambil tes pack itu dengan tangan yang gemetar.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, bergegas Vania pulang menuju kostan dan langsung mencoba tes pack yang baru saja ia beli saat itu juga.

Dengan jantung yang berdebar tak karuan, Vania menatap tajam pada 2 buah tes pack yang ada dalam genggamannya.

"Apa? Positif?" Lirih Vania saat kedua alat tes kehamilan dengan merk berbeda itu menunjukan dua garis biru.

Bruk!

Seketika tubuh Vania terasa lemas hingga ia jatuh kelantai kamar mandi dalam posisi terduduk.

"Tidak! Ini tidak mungkin terjadi padaku!" Pekik Vania sembari memukul-mukul perutnya yang masih rata.

Bersambung.

1
Si Penjahat
wkwkk lanjut Thor
Retno Harningsih
lanjut
Uthie
dikira halusinasi lagiiii 😂
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Uthie
Masih kocak dehh soal si Albian dan Khanza 😂
Uthie
kenapa ayahnya Alexa lebih setuju dengan si Jack yaa 😂😂
holipah: betran anak mmh jdi harta nya ssh d ambil 😅😅
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Cantika
Mampusss kau Al😂
holipah
paling temen nya vania
Uthie
seruuuu.... Mom Sarah telah beraksi👍😂

btw.. siapa yaa itu yg bicara terakhir??? 🤔
Retno Harningsih
up
Uthie
Hahahaa... suka banget sama mulut pedas nya Vania dan Ririn 👍👍😂😂
Uthie
Lanjut 💪🤗
Susanti
lanjutt thor
Retno Harningsih
up
harwanti unyil
gk kelar" masalah nya
Alisha Chanel: Begitulah hidup kak, masalahnya gak ada habisnya. Selesai masalah satu datang lagi masalah baru 🤭
total 1 replies
Cantika
Sabar Robin Hood 😂
Uthie
sepertinya Bertrand akan salah paham dan membenci Vania niii 😁
Uthie
Good 👍
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!