NovelToon NovelToon
Ujung Cerita

Ujung Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: .Esperanza.

Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5

Setelah puas berjoget, tiga biduan itu kembali duduk dengan ekspresi kelelahan usai berjoget ria. Raka duduk di antara Sekar dan Sena , anak satu ini memang tidak bisa jika tidak duduk di dekat perempuan. Raka menoel pipi Sena yang membuat gadis itu mendelik marah.Raka mengangkat tangannya sebagai permohonan maaf. Tadi keduanya datang bersama karena Sena pergi ke rumah Raka untuk memberi tahu acara itu namun ternyata Raka sudah tahu.

"Guys gue punya ide" seru Caca yang napasnya ngos-ngosan habis main kejar-kejaran dengan Davi dan Zidan.

"Apaan" tanya Rian dengan yang memang tidak banyak bicara karena pembicaraan teman-temannya selalu random. Tapi jika tidak bersama mereka juga Rian tidak mau.

"Kita kan udah mau tamat nih tinggal 3 bulan doang, gimana kalau kita main truth or dare, biar ada momen gitu yang paling berkesan dan nggak ada lagi rahasia di antara kita" tutur Caca yang kini sudah duduk tenang dan mencomot martabak di hadapannya .

"Boleh banget tuh" Aldi langsung menyetujui ide Caca.

"Pinter banget dah bocah "Sahut Zidan yang memukul kepala Caca pelan.

"Udah ke upgrade ya ca otak lo, bisa encer gitu" timpal Raka yang tidak mau ketinggalan untuk membuat Caca kesal.

"Gue setuju sih sama Caca" sahut Rian.

"Gue mah boleh-boleh aja" tambah Sekar.

Lia ,Davi,Sena dan yang lainnya juga menyetujui ide Caca.Maka mereka segera bergegas untuk duduk melingkar agar memudahkan permainan mereka. Caca meletakkan sebuah botol di tengah" mereka dan memulai memutar. Perlahan botol itu memutar dan berhenti tepat di Sena.

Mereka semua kompak bertepuk tangan dan menatap ke arah Sena. Yang di tatap malah greget karena mendapat giliran yang pertama.Caca langsung bersorak senang dan langsung berkata" Oke Sen, truth or dare?" Sena yang bingung dan takut karena terus disoraki akhirnya menjawab dengan mata tertutup "Truth" . Hahahahhahahah .Suara gelak tawa akhirnya pecah. Caca menunjuk Rian yang memberikan pertanyaan untuk Sena karena Caca adalah pemandu permainan ini. Rian yang di pilih secara mendadak jadi bingung ingin bertanya apa.

"Emm nanti kalau tamat rencananya mau lanjut di mana Sen?" tanya Rian membuat semuanya berseru tidak terima.

"Yee si kulkas apaan sih, kalau mau nanya itu mah nggak perlu main truth or dare kali" seru Lia kesal dengan muka cemberut yang semakin lucu dengan kaca mata yang menempel di hidungnya.

"Tau ih, agak lain lo" timpal Yaya.

"Hahaha udah guys nggak papa kok , em gue lagi ikut seleksi beasiswa luar negeri sih ,semoga aja lulus " jawab Sena lega karena pertanyaan dari Rian mudah untuk dijawab.

"Wuidihh Amin ya bund semoga lulus" jawab Aldi dengan kerennya.

Putaran kedua dimulai. Caca kembali memutar botol itu dan perlahan botol berhenti. Kali ini tepat mengarah ke Raka yang tidak sadar bahwa botol itu mengarah kepadanya. Dia tengah sibuk memainkan jemari Sekar.

"Woi pak ketua giliran lo kali, ya elah pacaran mulu" protes Adit yang mendapat pelototan tajam dari Sekar.

"Oh gue pilih truth" Raka yang terkejut langsung memperbaiki cara duduknya dalam posisi siap.

"Wah seru nih" ujar Zidan dengan mata mengkode teman-temannya . Tanpa pikir panjang,Caca langsung menunjuk Zidan untuk memberikan pertanyaan kepada Raka. Zidan yang seperti mendapat hadiah langsung semangat bertanya " Gimana nih perasaan lo buat tuan putri Sekar yang cantik ini?". Sekar yang namanya dibawa-bawa langsung tersipu namun tetap mengontrol ekspresinya agar tidak ada yang tahu kalau ia sangat gugup sekarang. Raka langsung menoleh ke arah Sekar dan menatapnya. Tatapan keduanya bertemu. Raka menjawab dengan terus menatap kedua mata Sekar " Ya biasa aja, nggak ada yang spesial".Sekar tersenyum lega dengan jawaban Raka. Ia tidak mengharapkan jawaban lain dari mulut lelaki itu. Karena ia sadar akan posisinya. Sungguh perasaannya dipermainkan oleh laki-laki di hadapannya.

"Masa sih Ka, nanti nyesal loh" goda Aldi yang menggerakkan alisnya naik turun dan langsung dilempar kulit kacang oleh Sekar.

Permainan terus berlanjut dan semakin seru. Aldi bahkan ditantang untuk menelfon bapak kepala sekolah, Zidan disuruh menggendong Davi dan masih banyak lagi hal random yang mereka lakukan malam itu.

Ketika pulang, Raka hendak menawarkan diri untuk mengantar Sekar, namun Sena memintanya untuk pulang bersama karena tadi Sena datang dengannya. Akhirnya Sekar pulang dengan Zidan karena yang lainnya sudah punya teman. Caca yang tadi datang bersamanya tidak bisa karena arah rumahnya dengan Sekar sangat jauh jika harus mengantar Sekar dahulu. Zidan melepas hodienya dan memberikannya kepada Sekar yang bingung.

"Pake aja,gue tau lo kedinginan " ujar Zidan lalu berjalan duluan untuk mengeluarkan motornya dari parkiran. Sekar bukannya tidak membawa Sweater namun sweater yang ia kenakan terlalu tipis jadi masih terasa dingin. Ia memakai hodie Zidan yang wangi mint khas lelaki itu. Mereka semua saling pamit dan langsung berpisah ke arah rumah masing-masing.

"Sekar, besok gue nggak masuk . Lo tolong buatin surat sakit ya" pinta Zidan.

"Lah emang lo sakit?"

"Nggak ,cuma males aja"

"Yeee gaje banget. Oke deh gue buatin"

"Nah gitu dong"

"Emang kenapa nggak mau masuk?"

"Heheh gue belum lengkapin tugas biologi Kar,malas aja kalau diceramahin"

"Yah gitu doang" Zidan hanya tertawa pelan mendengar respon Sekar. Sekar memang anaknya bisa diandalkan oleh teman-temannya . Ia akan menuruti permintaan konyol teman-temannya yang menurutnya masih dalam batas wajar. Sekar mengucapkan terima kasih kepada Zidan dan menyerahkan hodie lelaki itu.Zidan mengangguk dan sebelum pulang ia mengusap rambut Sekar lembut dan tersenyum manis "Gue pulang dulu ya" ujarnya lembut. Sekar yang cukup terkejut hanya menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangan kepada Zidan yang sudah melajukan motornya . Bukannya itu pertama kalinya ia melihat perlakuan manis Zidan,tetapi itu pertama kalinya ia mendapat perlakuan manis itu. Sekar memang bukan anak introvert yang tidak pandai bergaul di kelasnya, namun ia selalu menjaga jarak dalam pertemanan dengan lawan jenis sehingga ia tidak begitu akrab dengan teman-teman lawan jenisnya kecuali Raka. Bagaimana tidak,laki-laki itu selalu menjahilinya setiap hari membuat Sekar harus meladeni setiap perlakuan usil Raka.

Sekar masuk dan menghempaskan tubuh di kasurnya dan membuka handphonenya yang sejak tadi sudah ia matikan karena aturan utama mereka jika sedang berkumpul adalah tidak ada yang memegang handphone dan asik dengan dunia sendiri. Mereka akan sangat kompak mengumpul handphone mereka di satu tempat dan mulai bercerita hangat.

1
✨♡vane♡✨
Wah!
Murasaki Kuhouin
Gak nyangka bakal terbawa banget sama ceritanya... ❤️
Hujan: stay terus ya⚘️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!