Hidup kamu selama ini sudah enak, jadi mama mau kamu merelakan suamimu untuk kakakmu, dan kamu ambil suami kakakmu yang tidak berguna itu!" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama tirinya pada Natalie, anak keduanya di keluarga Jonathan.
"Maksud mama aku disuruh bertukar suami dengan kakak?"
Bagai disambar petir disiang hari, Nathalia yang baru saja pulang kerja harus mendengar permintaan sang mama yang terdengar aneh. Namun disini Nathali tidak bisa menolak permintaan konyol ibu sambungnya, hingga mau tidak mau Nathali harus merelakan suami yang menikahinya satu tahun yang lalu untuk sang kakak dan menikah dengan suami kakaknya yang dingin dan juga cuek. Abian namanya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan Nathali dan Abian? ikuti yukkk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Riko yang serba tau
Abian keluar dari rumah kedua orang tuanya dengan membawa rasa marah. Bagaimana bisa selama ini dia tidak tau jika dalang kepergian istrinya adalah ayahnya sendiri.
Abian melajukan cepat mobilnya meninggalkan halaman rumah Alexander. Hatinya masih terasa begitu sakit ketika teringat akan surat perjanjian yang sudah dia baca beberapa saat yang lalu.
"Arrrgggghhhh.... Bagaimana bisa aku sempat percaya kalau Daddy akan berubah. padahal aku tau sendiri seperti apa sifat Daddy. Dia egois dan terlalu ambisius. dia akan melakukan apapun demi kepentingannya sendiri" kata Abian yang sempat melupakan fakta sifat asli sang daddy yang memang tidak akan pernah bisa berubah.
"Dasar Abian bodoh!" umpatnya pada dirinya sendiri. Abian benar-benar ingin teriak sekaligus marah pada dirinya sendiri.
Mobil Abian berhenti ketika sudah sampai di depan salah satu gedung apartemen. untuk sementara waktu pria itu memutuskan untuk tinggal di apartemen yang beberapa hari lalu Abian beli. Karna untuk saat ini dan seterusnya, dia akan sibuk dengan urusan bisnisnya yang baru.
"aku harus mencari mu kemana lagi, Na." Abian mengusap kasar wajahnya lalu beranjak turun dari mobil.
Sedangkan Jonathan kini sedang terdiam menatap pada foto Nathali dengan helaan nafas berat terdengar berkali-kali.
"Na, maafkan papa..maafkan papa yang selama ini sudah tidak percaya dengan apa yang kamu katakan, maafkan papa, Na. Nggak seharusnya papa lebih percaya pada mereka, seharusnya sejak awal papa lebih percaya dengan apa yang kamu katakan" kata Jonathan dengan penuh penyesalan.
Tok....tok...tok..
Disaat Jonathan sedang menyesali apa yang telah terjadi, suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Pria paruh baya itu mengusap kedua matanya lalu menyuruh Malik untuk masuk.
"Ada apa, Malik? apa ada kabar mengenai pencarian putri saya?" tanya Jonathan pada Malik.
Malik mengangguk"sudah, tuan. Menurut info yang saya dapat dari Dika, saat ini nona Nana ada di kota Surabaya" ucap Malik yang memang sudah mendapatkan kabar dari detektif yang telah dia bayar mengenai keberadaan Nathali saat ini.
"Benarkah? apa dia baik-baik saja?"
"Benar, tuan. Nona sehat dan baik-baik saja. Eem nona Nana menggendong seorang bayi yang kemungkinan adalah anaknya, cucu anda" kata Malik.
"Ah sebentar, saya ada video mereka ketika keluar dari rumah sakit"
Malik mengambil ponselnya lalu memperlihatkan video yang sudah dikirimkan oleh Diki pagi tadi.
Jonathan mengambil alih ponsel Malik lalu memperhatikan video yang sedang diputar dalam benda pipih tersebut. Video Nathali bersama dengan seorang pria berbaju hitam berjalan di lorong rumah sakit dengan anak dalam gendongan Nathali. terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia dengan penuh tawa.
"Siapa pria ini?" tanya Jonathan ketika melihat Nathali bersama dengan seorang pria.
"Kalau yang saya lihat dari video ini kemungkinan besar pria itu adalah suaminya, terlihat jelas jika dia begitu menyayangi nona. tapi saya juga tidak tau pasti, karna Dika nggak ada bilang mengenai hubungan mereka. Dika hanya mengatakan jika saat ini nona Nana ada di kota Surabaya dal keadaan baik- baik saja" terang Malik.
Wajah Jonathan yang semula redup kini terlihat sedikit bersinar setelah melihat rekaman video dari ponsel Malik. Jonathan tidak perduli mau pria itu suaminya atau bukan, yang terpenting dia sudah tau keberadaan anaknya dan Nana dalam keadaan sehat.
Mendadak Jonathan Teringat pada Abian. Bagaimana jika memang laki-laki yang ada dalam video tadi adalah suami Nathali? lalu bagaimana dengan Abian yang masih begitu mengharapkan Nathali kembali.
"Apa aku harus kasih tau sama Bian tentang keberadaan Nana? lalu bagaimana dengan pria itu? bagaimana jika pria itu adalah suaminya Nana?" Jonathan menjadi bingung sendiri dengan situasi ini. ketika teringat akan kesedihan Abian hari itu membuat Jonathan kasihan dan ingin memberitahu tentang keberadaan Nana saat ini. Namun disisi lain Jonathan takut jika pria dalam video tadi adalah suami Nana.
"Lebih baik aku diam saja. Biarkan waktu yang akan mempertemukan mereka suatu hari nanti" gumamnya dalam batin.
"Oh ya, Malik. Apa kamu tau alamat jelas tempat tinggal Nana?" tanya Jonathan pada Malik yang memang masih ada di dalam ruangannya.
"Belum, tuan. Diki belum membalas pesan saya. Nanti akan saya tanyakan kembali" balas Malik
"Baiklah, apa setelah ini masih ada meeting untuk saya?" Tanya Jonathan. Malik tak langsung menjawab. Pria berwajah dingin itu masih melihat jadwal Jonathan hari ini dari ponselnya.
"Sepertinya tidak ada, tuan. Hanya ada acara makan malam bersama petinggi dari perusahaan lain di hotel Alaska" terang Malik.
Saat ini Jonathan memang sedang ada di jakarta karena urusan bisnis.
"Baiklah. Oh ya, apa pihak counter sudah ada menghubungi kamu lagi?"
"Belum, tuan. Kemarin mereka hanya mengatakan jika perbaikan ponsel nyonya Ema butuh waktu lebih. Kerusakannya cukup parah" balas Malik. Kemarin sore Jonathan sudah kembali ke counter sesuai yang di katakan oleh tukang servis itu, Namun ketika Jonathan sudah sampai untuk mengambil ponsel Ema, pihak counter mengatakan jika waktu perbaikan ponsel membutuhkan watu lebih lama. Sehingga Jonathan memutuskan untuk pergi ke acara perebutan tender besar di jakarta.
"Yasudah, kamu boleh kembali."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sore sudah beranjak pergi dan berganti dengan malam gelap dengan hiasan bintang yang menambah keindahan malam.. seorang pria berdiri diatas balkon menatap pada bintang-bintang itu dengan banyak harapan yang memenuhi pikirannya.
"Seandainya kamu ada di sampingku, mungkin malam ini kebahagiaanku akan sempurna, sayang." Kata pria itu dengan nafas beratnya.
Aku harus mencari mu kemana lagi? Bagaimana keadaanmu? apa kamu baik-baik saja? Siapa yang selama ini melindungi kamu di luaran sana" kata pria itu lagi.
"Tuan...sebentar lagi acaranya akan dimulai" kata seseorang yang baru saja datang menghampirinya.
"Baiklah, sebentar lagi saya akan turun" balasnya
Jonathan sudah sampai di tempat acara makan malam yang diadakan oleh pihak perusahaan yang mengadakan perebutan tender secara sehat. Bukan hanya Jonathan, ternyata di tempat itu juga ada Riko dan juga Alexander. Riko datang bersama dengan Cindy, Alexander datang bersama dengan Wulan. Namun Jonathan lebih memilih datang sendiri tanpa mau mengajak Indri ke kota itu.
"Sayang..terimakasih kamu sudah mau menemani aku malam ini" kata Riko pada Cindy.
Jonathan yang mendengar suara cukup Familiar membuat pria itu mencari sumber suara.
"Riko...bersama siapa dia" kata Jonathan menatap pada Riko yang terangkut pinggang Cindy dengan penuh rasa sayang.
"Riko"panggil Jonathan yang berhasil membuat Riko sedikit terkejut.
"P...papa" balas Riko dengan wajah terkejutnya.
Jonathan menghampiri Riko"Siapa dia?" tanya Jonathan yang langsung to the poin. Melihat cara Riko memperlakukan Cindy membuat Jonathan penasaran.
Senyap...Riko masih tak langsung menjawab."kenapa diam, siapa dia?" Ulang Jonathan lagi
"D....dia Cindy, pa. Istrinya Riko" balas Riko yang memilih untuk berterus terang. Lagian juga sudah tidak ada gunanya menutupi perihal pernikahannya dengan Cindy. Karna cepat atau lambat Riko juga akan mengatakan yang sebenarnya, hanya menunggu waktu yang tepat dan tidak lama lagi.
"Maaf...pa. bukan maksud Riko mengkhianati Jesika." kata Riko. awalnya Riko berpikir jika Jonathan akan memarahinya karna hal ini, taunya dia mendapatkan feedback yang diluar ekspektasi Riko.
"Kamu tidak perlu minta maaf... Lagian papa juga sudah tidak perduli lagi sama mereka." balas Jonathan yang terlihat biasa saja melihat Riko dan Cindy.
"Papa nggak marah?"
"untuk apa papa marah, kamu juga berhak bahagia, dan yang papa lihat kamu tidak bahagia dengan pernikahanmu sama Jesika. Kamu terpaksa melakukannya bukan?"
Selama ini Jonathan memang sudah membaca raut wajah Riko yang selalu terlihat tidak nyaman ketika sedang bersama Jesika.
"Iya,pa. Sebenarnya Riko melakukan semua itu demi Nana. Demi membalaskan rasa sakit Nana karna perbuatan mama Indri dan juga Jesika" terang Riko pada Jonathan.
"Karna dengan menikahinya membuat saya semakin mudah membalas setiap luka yang sudah ditorehkan Jesika dan mama Indri selama ini" lanjut Riko
Mendengar itu membuat Jonathan semakin penasaran. Sebenarnya apa yang sudah terjadi selama ini. "Apa yang kamu ketahui tentang mereka?" Tanya Jonathan
"Semuanya.. saya tau semuanya yang sudah Jesika dan mama Indri lakukan. Termasuk kejadian di hotel juga kejadian lain yang membuat papa semakin membenci Nana"
